SISKA Bikin Petani Sawit Tak Lagi 'Di-PHP'

Siapa bilang bisnis kelapa sawit identik dengan cara tradisional? Bahkan para petani sawit pun semakin familiar dengan cara-cara digital.

Salah satunya adalah dengan kehadiran Aplikasi Sistem Informasi Kemitraan (SISKA) 2.0 yang baru saja dirilis Astra Agro Lestari.

Fitur andalan SISKA 2.0 adalah booking jadwal kirim. Terdengar sederhana mungkin bagi sebagian orang, namun bagi banyak petani sawit fitur ini membuat mereka tak lagi menunggu tanpa kepastian alias 'di-PHP' dalam menunggu giliran bertransaksi.

Pasalnya fitur ini dapat mempersingkat waktu tunggu bongkar dengan sistem antrian yang terintegrasi, sehingga para mitra mendapatkan kemudahan dalam mengatur jadwal pengiriman buah ke pabrik Astra Agro.

"Jadi pengiriman buah dari koperasi atau pengepul lebih efisien, dia (petani sawit-red.) bisa booking. Sehingga memberi kepastian produksi buat perusahaan, serta untuk suplier juga gak lama antrenya. Selama petani sawit sudah booking maka akan dimasukkan ke sistem. Seperti antrean di dokter, selain harga kita kompetitif kita buat lebih nyaman dan memberi kepastian," kata Santosa, CEO Astra Agro Lestari saat berbincang dengan media di Bandung, Jawa Barat, 16 Februari 2024.

Santosa menambahkan, proses Digitalisasi di Astra Agro sejatinya sudah sejak tahun 2018. Dimulai dari working tools dan operasional. Dan proses 'melek digital' ini pun terus dilakukan menjadi major version yang lebih signifikan kepada proses bisnis secara umum.

"Kami selalu tracking setiap pekerja, area sawit dan lainnya. Termasuk penggunaan kamera berteknologi AI (artificial intelligent) di conveyor yang bisa mendeteksi pekerja di jalur conveyor. Ada juga tools analitik dalam pengambilan keputusan. Tujuannya untuk meningkatkan income pekerja dan produksi," papar Santosa.

Kembali ke SISKA 2.0, aplikasi ini diharapkan mampu mengoptimalkan fasilitas lainnya seperti anjungan yang telah disediakan oleh perusahaan sebagai layanan kepada driver para mitra untuk menunggu saat proses bongkar TBS di pabrik. Selain itu, sejumlah program kerjasama juga dilakukan untuk mendukung bisnis kelapa sawit para mitra.

Santosa menambahkan, program kemitraan ini juga menjadi salah satu strategi bisnis perusahaan dalam memenuhi utilitas pabrik kelapa sawit dan produksi CPO perusahaan.

Perusahaan yang mengaku sudah 100 persen buahnya tertelusuri tersebut, yakin dengan layanan yang diberikan dan beragam loyalti program akan membawa bisnis perusahaan berkelanjutan di masa yang akan datang.

"Beberapa tahun produksi sawit nasional stagnan, maka selain peningkatan produktivitas tanaman, maka untuk dapat bertahan kita harus melakukan efisiensi. Fix cost sudah pasti harus keluar, maka utilisasi pabrik harus optimal," pungkas Santosa.