Cara Menyeimbangkan Portofolio Saham untuk Pemula, Atur Potensi Risiko dan Profit
IDXChannel—Investor pemula perlu mempelajari cara menyeimbangkan portofolio saham untuk menghasilkan profit yang maksimal, sekaligus menata potensi risiko kerugian yang mungkin didapat di masa mendatang.
Seorang investor umumnya memiliki beberapa saham dalam portofolionya untuk diversifikasi. Tentu saja hasil yang diharapkan adalah risiko yang minimal, dan profit sebesar-besarnya.
Oleh karena itu, portofolio mesti disusun dengan baik. Investor dianjurkan untuk tidak sembarang membeli saham, sehingga dari total modal yang telah ia keluarkan, rata-rata yang dihasilkannya adalah keuntungnya.
Bagaimana maksudnya? Sebagai contoh, jika seseorang memiliki 5-10 saham dalam portofolionya. Tujuh di antaranya adalah saham-saham komoditas yang sensitif terhadap perubahan harga dunia dengan proporsi besar, dan sisanya adalah saham perbankan besar.
Besar kemungkinan investor ini akan mencatatkan portofolio yang merah ketika harga komoditas turun, sebab mayoritas portofolionya berisi saham komoditas. Sementara saham perbankan cenderung bergerak stabil.
Sehingga, meskipun saham perbankan yang dimilikinya mencatatkan kenaikan harga, persentase kenaikan harganya kalah besar dengan persentase penurunan harga dari saham-saham komoditasnya.
Portofolio saham yang merah, atau menurun nilainya, berarti hasil rata-rata dari keseluruhan modal investasi sang investor adalah rugi. Sebaliknya, jika portofolio hijau, atau nilainya naik, rata-rata hasilnya adalah untung.
Lalu, bagaimana cara menyeimbangkan portofolio agar rata-rata imbal hasil yang diterima adalah keuntungan? Berikut strateginya.
Cara Menyeimbangkan Portofolio Saham untuk Investor Pemula
Sebelum membeli saham dan mendesain portofolio, seorang investor harus menentukan tujuan investasi dengan cara mengetahui toleransi risikonya, jumlah modal, dan jangka waktu yang dimilikinya.
Strategi investasi seorang investor berusia 24 tahun tentu akan berbeda dengan investor berusia 36 tahun. Investor muda masih memiliki waktu yang cukup panjang agar asetnya bertumbuh maksimal, sementara investor dewasa sudah mendekati usia pensiun.
Mengetahui toleransi risiko berguna untuk menentukan jenis saham yang cocok untuk dibeli. Jika Anda memiliki toleransi yang rendah terhadap kerugian, maka saham yang mestinya dibeli adalah saham-saham berkapitalisasi pasar besar.
Anda juga bisa memilih instrumen investasi lain seperti reksa dana dan obligasi pemerintah. Sementara jika investor kuat untuk menanggung risiko besar, misalnya hingga 50%, maka ia bebas saja untuk membeli saham-saham dengan fluktuasi harga yang tinggi.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.