Pemilu 2024, Apa Artinya buat Investor Pasar Modal?
IDXChannel – Hari pencoblosan pemilihan umum (Pemilu) 2024 resmi digelar pada Rabu (14/2/2024). Apa saja yang menjadi perhatian para investor terkait pesta demokrasi ini?
Sebanyak tiga kandidat pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden maju dalam gelaran pemilihan presiden (Pilpres) 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Nantinya, apabila tidak ada kandidat yang mampu memenangkan lebih dari 50 persen dari total jumlah suara—selain dua syarat lainnya: minimal menang di 20 provinsi dan meraih minimal 20 persen suara dari separuh provinsi di Indonesia—Pilpres akan dilanjutkan di putaran kedua pada Juni mendatang.
Sekitar 205 juta pemilih akan memilih presiden berikutnya dan wakil-wakilnya di legislatif.
Pencoblosan Pemilu 2024 berlangsung pada Rabu (14/2) dari pukul 07.00 pagi sampai 13.00 waktu setempat.
Penghitungan cepat (quick count) tidak resmi yang dilakukan oleh lembaga survei swasta diperkirakan akan mulai dilakukan sekitar dua jam usai pemungutan suara ditutup.
Sementara, hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan memakan waktu beberapa minggu.
Kaca Mata Investor
Menurut Investment Strategist dari Franklin Templeton Institute Kim Catechis, investor mengapresiasi kebijakan makroekonomi RI yang terbilang disiplin.
Kim menyebut, meningkatnya ekspor logam olahan berarti defisit eksternal kemungkinan besar tidak akan terkendali.
Sementara itu, peningkatan infrastruktur telah membantu membatasi biaya logistik, sehingga membantu mengendalikan inflasi.
Dalam kampanye pemilu, banyak pembicaraan mengenai peningkatan pembayaran kesejahteraan sosial, yang berpotensi menekan defisit fiskal. Namun, para kandidat pilpres juga berbicara mengenai reformasi pajak untuk meningkatkan pendapatan pemerintah.
Beberapa pihak disibukkan oleh larangan pemerintah terhadap ekspor nikel dan bauksit, yang secara efektif memberikan insentif pada pemrosesan mineral di darat, untuk mendapatkan lebih banyak nilai tambah dalam produksi dan mempromosikan rantai pasokan lokal.
Tampaknya, demikian menurut Kim, terlepas dari hasil pemilu nanti, Indonesia akan mampu terus menyeimbangkan hubungan dengan China dan Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut sekaligus membuat Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk membangun posisi kunci dalam arsitektur baru rantai pasokan global, yang berbasis pada sumber daya mineral penting.
“Dengan mengesampingkan target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang berbeda-beda dari para kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), yang berkisar antara 5,5% hingga 8% per tahun, variasi utamanya tampaknya terletak pada tingkat perbedaan dari kebijakan era Jokowi, tergantung pada kandidat yang menang,” jelas Kim.
Menurut hemat Kim, salah satu isu penting yang diperhatikan oleh perusahaan konstruksi dan investor infrastruktur sektor swasta adalah apakah proyek pemerintah saat ini untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke kota baru bernama Nusantara di Pulau Kalimantan akan benar-benar terwujud.
Menyoal Kandidat Pilpres
Di antara tiga paslon capres-cawapres, Kim melihat, tampaknya Prabowolah yang paling mungkin tetap dekat dengan kebijakan Presiden petahana Joko Widodo (Jokowi).
Prabowo, yang memiliki latar belakang militer, mendukung pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara, di Kalimantan, upaya menuju kemandirian energi melalui penggunaan biodiesel dan biogas yang lebih besar, dan pengembangan sektor pengolahan mineral hulu di Indonesia.
Sementara, Ganjar menekankan perlunya memberantas korupsi, memodernisasi pertanian dan menurunkan suku bunga bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja. Dia juga berkomitmen menyelesaikan ibu kota baru di Nusantara.
Kemudian, Anies telah berkampanye dengan janji untuk fokus pada penciptaan lapangan kerja, dengan preferensi pada industri padat karya seperti pertanian, manufaktur, dan peternakan, dibandingkan peleburan nikel padat modal.
Berbeda dengan yang lain, Aneis menentang pembentukan ibu kota baru di Nusantara, yang menurutnya terlalu mahal.
Ketiga kandidat berkomitmen terhadap modernisasi dan peningkatan angkatan bersenjata Indonesia, termasuk berinvestasi dalam keamanan siber.
Kontras, demikian masih mengutip Kim, Anies adalah satu-satunya orang yang secara terbuka menentang bergabung dengan “Quad” (gabungan longgar antara Amerika Serikat, India, Australia dan Selandia Baru), karena ia percaya pada non-blok.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.