Note

Menperin Sebut Rapor Manufaktur RI Lebih Tinggi Negara Lain

· Views 19
Menperin Sebut Rapor Manufaktur RI Lebih Tinggi Negara Lain
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang (Foto: Dok. Kemenperin)
Jakarta

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan sektor industri manufaktur di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bahkan capaian sektor manufaktur ini tercatat di atas rata-rata dunia dan negara maju lainnya.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan dalam Competitive Industrial Performanec (CIP) Index Rank, Indonesia berada di posisi ke-39. Peringkat ini menempatkan RI berada di atas beberapa negara peers seperti India (41), Brazil (42), Filipina (44), Afrika Selatan (49), maupun Qatar (50).

Menurutnya kondisi ini dapat terjadi berkat upaya-upaya yang dilakukan Kementerian dalam melaksanakan kebijakan hilirisasi industri yang berada pada tiga sektor, yaitu industri berbasis agro, bahan tambang dan mineral, serta migas dan batubara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hiliisasi juga mendorong penciptaan ribuan industri turunan yang meningkatkan nilai tambah," kata Agus Gumiwang dalam keterangan resminya, ditulis Rabu (14/2/2024).

Kemudian Agus Gumiwang juga mengaku hingga saat ini pihaknya terus berupaya untuk menjaga produktivitas sektor industri melalui penambahan komoditas untuk neraca komoditas. Hal ini untuk menjamin pasokan bahan baku dan bahan penolong, serta mendukung nilai tambah dan hilirisasi di dalam negeri.

Dalam pelaksanaanya, ia berpendapat sektor industri Tanah Air memerlukan kepastian pelaksanaan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) berjalan dengan baik. Kebijakan tersebut telah terbukti meningkatkan efisiensi industri, terutama pada biaya operasional.

Selanjutnya, Kemenperin juga terus mengintensifkan upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN). Kedua hal ini dinilai mampu memberikan kontributor terbesar bagi PDB RI.

"Survei Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa industri manufaktur merupakan kontributor terbesar bagi PDB. Pembelian produk dalam negeri dapat mendorong penguatan PDB itu sendiri, sehingga program P3DN merupakan instrumen penting dari pertumbuhan ekonomi," paparnya.

Di luar itu, dalam data World Bank yang diolah Kementerian, Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor manufaktur memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 3,44% per tahun dalam kurun waktu 2014-2022.

Rata-rata pertumbuhan itu tercatat lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan sektor manufaktur dunia yang sebesar 2,35%. Angka di atas juga masih di atas rata-rata negara anggota OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) yang sebesar 2,08%.

Tidak berhenti di sana, pertumbuhan rata-rata RI masih lebih besar jika dibandingkan dengan negara industri dunia dan negara peers seperti Korea Selatan (2,53%), Meksiko (2,05%), Jerman (1,62%), Jepang (1,56%), Italia (1,38%), Thailand (1,02%), Australia (-0,23%), serta Brazil (-1,69%).

Sementara itu berdasarkan data UNStats, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada 2021 kemarin mencapai angka US$ 228 miliar. Pada periode tersebut, peringkat MVA Indonesia berada di atas beberapa negara besar seperti Kanada, Turki, Irlandia, Brazil, Spanyol, Swiss, Thailand, dan Polandia.

"MVA Indonesia memberikan kontribusi sebesar 1,46% terhadap total MVA dunia tahun 2021, menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu powerhouse manufaktur di dunia," tambah Agus Gumiwang.

Kemudian pada periode 2014-2022, rata-rata Kontribusi PDB manufaktur terhadap total PDB Indonesia adalah sebesar 19,9%. Posisi tersebut juga memberikan ruang yang semakin besar bagi sektor manufaktur Indonesia dalam memberikan kontribusi multiplier effect kepada sektor lainnya.

Kembali, angka ini menempatkan Indonesia lebih tinggi dari rata-rata kontribusi PDB manufaktur dunia yang sebesar 16,26% maupun rata-rata negara OECD (13,6%), juga melampaui negara-negara peers seperti Australia (5,8%), Brazil (10,5%), Rusia (12,5%), India (14,5%), Italia (14,7%), dan Filipina (18,8%).

Sebagai gambaran, dengan meningkatnya output industri, sektor transportasi juga akan meningkat, demikian juga dengan sektor energi, pertanian, perkebunan, dan kelautan yang merupakan sumber-sumber bahan baku dan faktor-faktor input produksi bagi sektor manufaktur.

(das/das)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.