Note

Nasib IHSG hingga Oktober Jadi Pertaruhan, Hasil Pemilu 2024 Jadi Penentu

· Views 24
Nasib IHSG hingga Oktober Jadi Pertaruhan, Hasil Pemilu 2024 Jadi Penentu
Nasib IHSG hingga Oktober Jadi Pertaruhan, Hasil Pemilu 2024 Jadi Penentu (foto: MNC Media)

IDXChannel - Kalangan pelaku pasar masih terus menunggu dan mencermati (wait and see) terhadap hasil pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024, pada hari ini, Rabu (14/2/2024).

Aksi tersebut terlihat jelas pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup melemah pada perdagangan Selasa (13/2/2024), atau sehari jelang pelaksanaan Pemilu Serentak 2024.

Baca Juga:
Nasib IHSG hingga Oktober Jadi Pertaruhan, Hasil Pemilu 2024 Jadi Penentu Investor Masih Wait and See Hasil Pemilu, Nasib IHSG Pekan Ini Tak Menentu

Padahal, menurut Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Reza Priyambada, masih adanya sejumlah sentimen positif dari emiten hingga market global yang sebelumnya cenderung berada di zona hijau.

Karenanya, pelemahan indeks pada Selasa lalu dinilai menjadi satu bentuk anomali yang tak seharusnya terjadi. Tren negatif tersebut, dalam pandangan Reza, dapat terjadi sebagai bentuk antisipasi pelaku pasar yang tengah melihat dan menunggu (wait and see) terhadap hasil Pemilu.

Baca Juga:
Nasib IHSG hingga Oktober Jadi Pertaruhan, Hasil Pemilu 2024 Jadi Penentu IHSG Libur Pemilu 2024, Bursa Asia Kompak Merah Tersengat Wall Street

"Pelemahan ini tampaknya mengantisipasi hasil Pilpres. Saat ini, jujur market belum terlihat akan ke arah mana dari pasangan capres-cawapres," ujar Reza.

Belum jelasnya arah kecenderungan pasar tersebut, menurut Reza, terjadi lantaran adanya perbedaan antara pelaksanaan Pemilu 2024 saat ini dengan penyelenggaraan pemilu-pemilu sebelumnya.

Baca Juga:
Nasib IHSG hingga Oktober Jadi Pertaruhan, Hasil Pemilu 2024 Jadi Penentu Meneropong Arah Pergerakan IHSG Pasca Pencoblosan Pemilu

"Ada beberapa (perbedaan). Salah satunya soal jumlah paslon (pasangan calon) yang berkontestasi. Pada pemilu-pemilu sebelumnya, paslonnya hanya dua, dan (dukungan) market saat itu jelas kecenderungannya ke Jokowi. Kalau sekarang, paslonnya tiga, dan kita belum lihat arah(dukungan pasar)nya lebih ke mana," tutur Reza. 

Karena saat ini diikuti oleh tiga paslon, dikatakan Reza, maka pelaku pasar juga memperhitungkan adanya kemungkinan pelaksanaan pemilu kali ini dalam dua putaran.

Hal ini dapat terjadi, dan bahkan kemungkinan besar bakal terjadi, saat pada putaran pertama terbukti tidak ada paslon yang mendapatkan perolehan suara 50 persen plus satu.

"Jadi ketika benar nantinya terjadi dua putaran, maka sentimen di pasar pun juga bisa Kembali berubah. So, Kamis-Jumat kondisi market diperkirakan akan cenderung variatif, dengan melihat hasil perolehan sementara nantinya," ungkap Reza.

Apalagi saat rekapitulasi perhitungan berlangsung hingga Maret, dikatakan Reza, maka sentimen pasar juga masih akan belum jelas terlihat, hingga nantinya benar-benar didapatkan hasil akhir (final result) yang resmi dan tidak dapat berubah lagi.

Pada masa-masa tanpa kejelasan tersebut, Reza meyakini kondisi pasar masih akan variatif, dengan kecenderungan melemah.

"Jadi kalau benar bakal terjadi dua putaran, maka ketidakjelasan ini bisa berlangsung bahkan sampai Oktober 2024 mendatang," papar Reza.

Namun, Reza juga menggarisbawahi, bahwa sentimen ini bisa saja hanya terjadi sesaat, sepanjang sentimen lain, semisal dari kondisi bursa saham global, pergerakan nilai tukar, rilis data-data ekonomi, hingga rilis kinerja full year para emiten, menghasilkan kondisi yang positif.

Secara umum bagaimana kondisi market pasca Pemilu, dari hasil riset Tim Reliance Sekuritas bahwa kondisi market bisa cenderung positif karena dianggap yang memenangi Pilpres merupakan pasangan pilihan market secara mayoritas.

"Ditambah dengan pilihan kabinet kementerian yang dianggap pro pasar semisal dengan program pembangunan infrastruktur, peningkatan kegiatan manufaktur, dan lainnya yang bertujuan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa konsisten bertumbuh," ungkap Reza.

Untuk 2024 ini, Tim Riset Reliance Sekuritas menargetkan JCI pada FY24F di level 7,810 untuk base scenario dan 8,010 untuk bull skenario dengan asumsi kecenderungan indeks yang mengalami pertumbuhan di tahun pemilu dan target P/E di level 15,23x (-1 STD trailing P/E).

Beberapa sektor dan saham yang dapat menjadi pertimbangan (selain dari saham-saham pendukung paslon) diantaranya Banking (BBCA, BRIS); Telco & Tower (TLKM, MTEL, TOWR); Property (CTRA, BSDE), dan lainnya. (TSA)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.