Kembali ATH, Saham BBNI Digadang Masih Akan Melambung Sampai Segini

IDXChannel - Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) untuk kesekian kalinya kembali menembus titik tertinggi sepanjang sejarah (All Time High/ATH) pada perdagangan Senin (12/2/2024) kemarin.

Menutup perdagangan pada sore hari, saham Kelompok Bank dengan Modal Inti (KBMI) IV tersebut melesat 3,48 persen dan parkir di Rp5.950 per saham.

Baca Juga:

BNI (BBNI) Sabet Penghargaan Best Banking API Solution in Indonesia

Lonjakan harga hingga di atas tiga persen tidak hanya mengantarkan BBNI mencetak sejarah baru, namun juga sekaligus memimpin penguatan di peers group.

Penguatan harga saham BBNI dan semua bank KBMI IV juga turut mengerek kinerja Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) di awal pekan dengan apresiasi 1,03 persen, sehingga membuat indeks kembali mendekati level psikologis 7.300.

Baca Juga:

BNI (BBNI) Sukses Bawa UMKM Sidoarjo Ekspor Keripik Singkong ke Belanda

Harga saham BBNI dibuka di Rp 5.775 dan sempat tembus Rp6.000 sebagai level ATH. Meski ditutup 50 poin lebih rendah, posisi terakhir saham BBNI tetap menjadi level tertinggi sepanjang masanya sejak menjadi perusahaan publik. 

Sepanjang 2024, saham BBNI telah mencetak rekor ATH sebanyak dua kali, yaitu pada Selasa (6/2/2024) pekan lalu ketika harga saham menyentuh Rp5.825 secara intraday dan kedua pada Senin kemarin.

Baca Juga:

Dukung Tomohon Visitor Centre, BNI (BBNI) Dukung Digitalisasi Ekosistem Pariwisata

Hanya dalam kurun waktu satu minggu saham bank milik pemerintah yang terkenal kuat di international banking tersebut sukses mencatatkan rekor sampai dua kali. Bahkan return dari capital gain saham BBNI di sepanjang tahun 2024 mencapai 10,7 persen.

Dengan deretan catatan tersebut, sejumlah analis optimistis bahwa potensi saham BBNI untuk tembus ke atas Rp6.000 masih sangat besar. Salah satunya adalah Analis Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi, dan Brandon Boedhiman. 

Keduanya mematok target price untuk saham BBNI di Rp6.600, atau setara 1,5x price to book value (PBV) serta mempertahankan rekomendasi beli. 

Dalam laporan riset yang dirilis pada Senin (5/2024) pekan lalu tersebut, keduanya yakin bahwa manajemen BBNI akan terus memperkuat sistem manajemen risiko, terutama untuk segmen wholesale dan Small Medium Enterprise (SME) dan diharapkan marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) bank akan mengalami peningkatan dalam dua hingga tiga tahun ke depan. 

Laporan riset tersebut juga menyoroti rasio kredit berisiko (Loan at Risk/LaR) serta rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) BBNI. 

"Dari sisi kualitas aset, LAR tercatat sebesar 12,9 persen pada bulan Desember 2023 vs 14,4 persen pada Q3-2023 dan 16 persen pada Desember 2022, dan bank memperkirakan LAR-nya akan terus membaik hingga kurang dari 10 persen (SSI: 9%) dan rasio NPL turun di bawah 1,8 persen (SSI: 1.8%) di FY24. Sejalan dengan membaiknya rasio LAR, BBNI berhasil menurunkan biaya kredit (Cost of Credit/CoC) menjadi 1,4 persen di FY23 vs 1,9 persen di FY22, dan memproyeksikan CoC akan turun di bawah 1,4 persen di FY24 (SSI: 1.3%)," tulis Prasetya dan Brandon, dalam risetnya. 

Dengan demikian, Samuel Sekuritas menambah deretan broker yang memberikan rekomendasi beli atas saham BBNI dengan target harga di atas Rp6.000 per saham.

Sebelumnya, sudah ada Ciptadana Sekuritas dengan target price Rp6.300 dan CGS-CIMB Sekuritas yang mematok target harga di Rp6.750. (TSA)