Pemburu Cuan Hati-Hati Dividen Trap, Intip List Sektor Ini

IDXChannel - Musim dividen nampaknya akan segera datang seiring dengan laporan keuangan sepanjang tahun 2023 lalu yang bakal dirilis seluruh perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Meski demikian, investor diimbau untuk mewaspadai adanya dividen trap yang merupakan potensi penurunan harga saham usai hari cum date atau hari terakhir pembelian saham untuk mendapatkan dividen.

Baca Juga:

MPIX Janji Bagikan Dividen 20 Persen di 2025

"Tapi harus diwaspadai juga ada beberapa saham yang pada saat ex dividen harga sahamnya malah naik," kata Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati dalam Webinar Market Outlook Sinarmas Sekuritas, dikutip Jumat (9/2/2024).

Ia menjelaskan, investor harus mewaspadai penurunan harga saham pasca ex-dividen, utamanya pada perusahaan yang mengalami penurunan kinerja keuangan dan masuk dalam kategori industri yang masih negatif.

Baca Juga:

Catat, Ada Perubahan Jadwal Pembagian Dividen Interim Ashmore (AMOR)

Adapun, sektor yang direkomendasikan agar terhindar dari dividen trap yakni sektor perbankan. Sektor ini ditopang sentimen positif adanya potensi penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. 

Ike menyebut, adanya kemungkinan penurunan suku bunga The Fed akan membuat Bank Indonesia (BI) ikut menurunkan suku bunga. Sentimen ini membuat sektor perbankan masih dalam fundamental yang baik.

Baca Juga:

Proyeksi Rasio Dividen Kalbe Farma Tahun Buku 2023

"Sektor perbankan industrinya masih cukup baik, dengan kondisi fundamental yang baik juga. Jadi ekspektasi dividen per lembar sahamnya ikut positif," ujar Ike.

Ike mengatakan, kemungkinan terjadinya dividen trap pada saham sektor perbankan sangat kecil. Sehingga ia menilai sektor ini adalah sektor yang paling aman bagi investor. Potensi harga saham jatuh juga disebut Ike masih sangat kecil. Ia pun merekomendasikan investasi jangka panjang untuk sektor perbankan. 

"Kinerja perbankan tahun ini juga diproyeksikan masih akan bertumbuh. Selain itu, penurunan suku bunga di tahun 2024 akan baru dirasakan untuk kinerja tahun 2025, jadi lebih aman karena sampai dengan tahun 2025 sektor perbankan masih memiliki prospek yang cukup baik," pungkas Ike.

(SLF)