Anggarkan Capex 2024, Segini Besaran yang Disiapkan Unilever (UNVR)

IDXChannel - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini untuk investasi dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis.

Anggaran tersebut disiapkan sebesar 2,4 persen hingga 2,5 persen dari total pendapatan yang berhasil diraup pada 2023 lalu.

Baca Juga:

Atasi Dampak Aksi Boikot Israel, Begini Strategi Unilever (UNVR)

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, UNVR mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,8 triliun. Capaian tersebut turun 10,5 persen dibandingkan dengan realisasi di 2022, yang sebesar Rp5,36 triliun.

Turunnya laba bersih sejalan dengan merosotnya penjualan bersih UNVR pada 2023 yang tercatat sebesar Rp38,6 triliun. Turun 6,32 persen dari raihan tahun 2022 lalu yang mencapai Rp41,21 triliun.

Baca Juga:

Unilever (UNVR) Kantongi Laba Rp4,8 Triliun di 2023

Estimasi belanja modal yang disiapkan perseroan untuk tahun ini berkisar Rp930 miliar hingga Rp970 miliar. Penggunaan capex akan melewati pertimbangan yang sangat matang dan hati-hati.

"Kami mengevaluasi berbagai macam keputusan investasi dan capex dengan seksama, serta hati-hati," ujar Direktur Utama UNVR, Benjie Yap, dalam Paparan Publik secara daring, Rabu (7/2/2024). 

Baca Juga:

Pertumbuhan Lamban, Unilever Terancam Dipecah

Ke depan, Benjie menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk fokus pada pertumbuhan jangka panjang dengan secara konsisten melaksanakan lima prioritas strategis.

Kelima prioritas strategis UNVR tersebut yaitu memperkuat dan melakukan unlock potensi dari brand-brand utama, memperluas portofolio ke premium dan value segment, membangun execution powerhouse, memimpin kapabilitas transformasional dan menempatkan prinsip keberlanjutan sebagai inti dari perseroan.

Di samping itu, perseroan juga akan menggenjot produktivitas, salah satunya dengan mengganti mesin yang kinerjanya lebih cepat.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan UNVR, Vivek Agarwal, mengatakan tahun ini perseroan menghadapi sejumlah kendala antara lain berasal dari kondisi geopolitik global yang akan berdampak pada sentimen konsumen. Hal ini menjadi prioritas utama perseroan dengan menyiapkan langkah antisipasi.

"Kami juga pantau inflasi komoditas dan inflasi pada kategori produk tertentu, sehingga kami juga pantau kurs Dolar dan Euro. Kami sudah siapkan berbagai macam rencana strategi," ujar Vivek. (TSA)