Note

Bursa Asia: Indeks Shanghai dan Hang Seng Rebound Imbas Kebijakan Intervensi Pasar

· Views 31
Bursa Asia: Indeks Shanghai dan Hang Seng Rebound Imbas Kebijakan Intervensi Pasar
Bursa Asia: Indeks Shanghai dan Hang Seng Rebound Imbas Kebijakan Intervensi Pasar. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia bergerak beragam pada Selasa (6/2/2024) seiring investor menantikan rapat Reserve Bank of Australia (RBA), yang diperkirakan akan menahan suku bunga.

Saham-saham di Australia, Jepang dan Korea Selatan melemah, mengikuti penurunan di Wall Street semalam karena dolar dan imbal hasil Treasury menguat setelah Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell semakin menghancurkan ekspektasi penurunan suku bunga.

Baca Juga:
Bursa Asia: Indeks Shanghai dan Hang Seng Rebound Imbas Kebijakan Intervensi Pasar Survei JPMorgan: Inflasi dan Pilpres AS Tantangan Terbesar Pasar Saham Global pada 2024

Sementara itu, saham-saham di Hong Kong dan China menguat di tengah harapan akan adanya dukungan kebijakan yang lebih kuat untuk menstabilkan pasar.

Indeks Hang Seng Hong Kong diikuti oleh indeks Shanghai Composite China menguat, sementara indeks KOSPI Korea dan indeks Nikkei 225 Jepang kompak turun. ndeks ASX 200 Australia juga turun.

Baca Juga:
Bursa Asia: Indeks Shanghai dan Hang Seng Rebound Imbas Kebijakan Intervensi Pasar Masuk UMA, BEI Pelototi Gerak Saham Pulau Subur (PTPS)

Pada pukul 09.57 WIB, indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,86 persen di level 15.797. Pada saat bersamaan, indeks Shanghai Composite China menguat 0,99 persen di level 2.729. Indeks ASX 200 di Australia juga turun 0,62 persen di level 7.578, sementara indeks KOSPI Korea Selatan turun 0,45 persen di level 2.579. Indeks Nikkei 225 Jepang juga melemah 0,66 persen di level 36.114. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Baca Juga:
Bursa Asia: Indeks Shanghai dan Hang Seng Rebound Imbas Kebijakan Intervensi Pasar Terungkap, Intip Pelaku Transaksi Nego Rp1,33 Triliun di Saham GOTO

Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertenaga 0,3 persen pada waktu yang sama di level 7.218. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup merah 0,55 persen ke level 7.198 pada Senin (5/2).

Indeks Shanghai Composite menguat dengan saham-saham di China daratan sedikit dari posisi terendah multi-tahun di tengah harapan akan langkah-langkah kebijakan yang lebih kuat dan konkrit untuk mendukung pasar.

Selama akhir pekan, regulator sekuritas China berjanji untuk mencegah fluktuasi pasar yang tidak normal dan menindak aksi short-selling yang “jahat” dan akan mengambil tindakan tegas untuk mencegah risiko margin call.

Investor juga menantikan data inflasi domestik pada akhir pekan ini untuk mengukur keadaan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Saham-saham teknologi, layanan kesehatan, dan energi baru menguat memimpin kenaikan, dengan kenaikan yang kuat dari Foxconn Industrial (3,2 persen), Wuxi Apptec (2,6 persen), Aier Eye Hospital (7,5 persen), Contemporary Amperex (1,8 persen) dan Longi Green Energy (4,8 persen).

Indeks utama Wall Street di AS juga ditutup melemah pada perdagangan Senin (5/2). Penurunan Wall Street disebabkan sinyal The Fed yang tak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Indeks S&P 500 ditutup loyo 0,33 persen dan Nasdaq Composite turun 0,21. Indeks Dow Jones Industrial Average juga turun 0,65 persen.

Komentar terbaru ketua The Fed semakin membebani pasar di tengah dorongan penurunan suku bunga. Dilansir dari Reuters pada Senin (5/2), Powell saat diwawancarai program televisi CBS 60 Minutes baru-baru ini semakin menekankan bank sentral tak ingin buru-buru menurunkan suku bunga,

“Hal yang sebaiknya dilakukan adalah memberi waktu untuk mengonfirmasi bahwa inflasi turun ke 2 persen secara berkelanjutan. Kami ingin menjawab pertanyaan tersebut dengan hati-hati,” kata Powell. 

Indeks Nikkei 225 hari ini juga loyo menghentikan kenaikan dua hari dan mengikuti penurunan di Wall Street semalam karena dolar dan imbal hasil Treasury menguat.

Di dalam negeri, investor mencerna data yang menunjukkan belanja rumah tangga Jepang turun lebih dari perkiraan pada bulan Desember, sementara upah riil yang disesuaikan dengan inflasi mengalami kontraksi selama 21 bulan berturut-turut.

Kerugian signifikan terlihat dari indeks kelas berat seperti Mitsubishi UFJ (-1 persen), Astellas Pharma (-3,2 persen), Shin-Etsu Chemical (-1,5 persen), Keyence (-1,4 persen), Daikin Industries (-2,9 persen) dan Grup Sony (-1,7 persen). (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.