Note

Kabar Komoditas: Gas Alam Eropa Anjlok 4 Persen, CPO Tembus MYR4.000 per Ton

· Views 25
Kabar Komoditas: Gas Alam Eropa Anjlok 4 Persen, CPO Tembus MYR4.000 per Ton
Kabar Komoditas: Gas Alam Eropa Anjlok 4 Persen, CPO Tembus MYR4.000 per Ton. (Foto:Getty Images)

IDXChannel - Harga sejumlah komoditas energi mengalami penurunan jelang perdagangan akhir pekan Jumat (26/1/2024). Gas alam eropa menjadi komoditas dengan kinerja paling jeblok.

Gas alam Eropa telah anjlok 3,81 persen hari ini menjadi €26,73 per megawatt-jam (MWh) dan mendekati level terendah dalam enam bulan. (Lihat tabel di bawah ini.)

Baca Juga:
Kabar Komoditas: Gas Alam Eropa Anjlok 4 Persen, CPO Tembus MYR4.000 per Ton Rupiah Sopt Ditutup Menguat Tipis ke Posisi Rp15.833 per Dolar AS

Kabar Komoditas: Gas Alam Eropa Anjlok 4 Persen, CPO Tembus MYR4.000 per Ton

Penurunan terjadi karena pasokan regional yang melimpah meskipun ada gangguan pengiriman dari Qatar yang disebabkan oleh konflik di Laut Merah. Pada tanggal 23 Januari, tingkat penyimpanan gas di Uni Eropa berada pada angka 73,5 persen, Jerman sebesar 77,1 persen, Italia sebesar 69,4 persen, dan Perancis sebesar 63,7 persen.

Baca Juga:
Kabar Komoditas: Gas Alam Eropa Anjlok 4 Persen, CPO Tembus MYR4.000 per Ton Kinerja Rupiah Pekan Ini Semakin Tertekan, Bakal Sampai Kapan?

Selain itu, suhu di seluruh Eropa telah menurun, yang menyebabkan berkurangnya kebutuhan pemanas. Akibatnya, Eropa diproyeksikan memasuki musim semi dengan lebih dari 50 persen kapasitas penyimpanan gas bawah tanah tersedia, melampaui rata-rata 10 tahun sebesar 35 persen.

Data pelacakan kapal menunjukkan bahwa, sejak 15 Januari 2024, setidaknya enam pengiriman ke Eropa telah mengambil rute alternatif di sekitar Tanjung Harapan dibandingkan melalui Laut Merah dan Terusan Suez. Meskipun waktu perjalanannya diperpanjang, Qatar tetap mempertahankan tingkat ekspornya.

Baca Juga:
Kabar Komoditas: Gas Alam Eropa Anjlok 4 Persen, CPO Tembus MYR4.000 per Ton Kombinasi Sentimen Rupiah, Harga Minyak dan PDB AS Terhadap IHSG

Penurunan serupa juga terjadi terhadap harga gas alam berjangka Inggris anjlok 3,62 persen di level 66 pence per therm (GBp/thm).

Pasokan yang melimpah, persediaan bahan bakar yang tinggi, dan permintaan industri yang lemah membebani harga gas Inggris.

Diketahui pembangkit listrik tenaga angin kini mencakup sekitar 50 persen dari total bauran energi di Inggris, sementara gas hanya menyumbang sekitar 20 persen. Prediksi cuaca yang lebih hangat awal bulan Februari juga diperkirakan akan mengurangi permintaan gas untuk pemanasan dan pembangkit listrik.

Penurunan harga gas alam juga berdampak pada penurunan harga batu bara. Harga batu bara tertekan 0,31 persen di level USD126 per ton. Sepanjang minggu, harga batu bara 1,63 persen dan dalam sebulan sudah anjlok 12,85 persen, berdasarkan data Trading Economics.

Di sisi lain, harga minyak juga jatuh jelang akhir pekan dengan minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 0,61 persen di level USD76,94 per barel dan minyak Brent turun 0,5 persen di level USD82 per barel.

Koreksi harga minyak hari ini menghentikan reli harga minyak imbas masih memanasnya konflik di Laut Merah. Dalam sepekan, harga minyak WTI menguat 4,91 persen dan Brent menguat 4,32 persen.

Sementara harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) justru tembus MYR4005 per ton, menguat 0,28 persen per pukul 15.35 WIB hari ini. Harga CPO berarti telah menguat 1,27 persen dan dalam sebulan menguat 5,81 persen.

Kenaikan harga CPO terjadi di tengah masih adanya kekhawatiran terhadap penurunan produksi bulan Januari karena cuaca buruk. Sementara itu, Kuala Lumpur dilaporkan mengizinkan perkebunan mempekerjakan pekerja asing, sehingga meningkatkan harapan bahwa produksi minyak sawit Malaysia tahun ini dapat meningkat sebesar 5,2 juta metrik ton.

Selain itu, ada tanda-tanda permintaan yang kuat dari pembeli utama yakni China menjelang festival Tahun Baru Imlek.

Di lain pihak, data surveyor kargo beragam. Ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-25 Januari naik 0,64 persen menjadi 1.064.778 ton, menurut Intertek Testing Services. Sebaliknya, pengiriman selama periode tersebut kemungkinan turun 8,5 persen menjadi 1.006.930 metrik ton, kata AmSpec Agri Malaysia. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.