Note

Meneropong Saham ANTM-MBMA Cs di 2024 saat Harga Nikel Terus Tertekan

· Views 35
Meneropong Saham ANTM-MBMA Cs di 2024 saat Harga Nikel Terus Tertekan
Meneropong Saham ANTM-MBMA Cs di 2024 saat Harga Nikel Terus Tertekan. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Riuh soal harga nikel yang anjlok dalam setahun terakhir membuat heboh jagat maya.

Harga nikel tengah menjadi polemik akhir-akhir ini sejak pernyataan salah satu tim sukses (timses) pasangan capres-cawapres, Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong dan kemudian diklarifikasi oleh Menko Marinves, Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga:
Meneropong Saham ANTM-MBMA Cs di 2024 saat Harga Nikel Terus Tertekan TPIA Hengkang dari LQ45, Saham Prajogo Pangestu Ambles Berjamaah

Menurut riset Stockbit, harga nikel yang diperkirakan masih tertekan pada tahun ini akan menjadi tantangan bagi profitabilitas perusahaan pertambangan nikel.

“Dalam kondisi ini, emiten dengan operasional yang efisien dan struktur biaya rendah akan cenderung lebih kebal dari dampak negatif penurunan harga nikel. Adapun salah satu faktor yang dapat membuat biaya produksi emiten lebih rendah adalah wilayah operasional yang terintegrasi,”tulis riset Stokbit, Senin (22/1).

Baca Juga:
Meneropong Saham ANTM-MBMA Cs di 2024 saat Harga Nikel Terus Tertekan Melambungnya Harga Minyak Mentah Jadi Katalis Positif, Saham Sektor Energi Semringah

Berbeda posisi, Macquaire Sekuritas memberikan proyeksi optimis pada sejumlah saham yang terkait dengan nikel.

"Kami tetap positif pada sektor Logam Indonesia dengan urutan prioritas kami saat ini terhadap sejumlah saham"

Baca Juga:
Meneropong Saham ANTM-MBMA Cs di 2024 saat Harga Nikel Terus Tertekan Jadi Penghuni Kejutan Indeks LQ45, Saham PTMP Langsung Terbang

Melansir Trading Economics, harga nikel mulai kembali menguat 94 USD/T atau 0,57 persen sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini. Harga nikel kini dibanderol USD16.469 per ton.

Secara historis, harga nikel pernah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di USD54.050 pada Mei 2007. Per 25 Januari 2024, harga nikel menguat 1,17 persen meski secara year on year (yoy) masih anjlok 43,59 persen.

Macquaire Sekuritas memberikan outlook positif terhadap sejumlah emiten nikel di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni Trimegah Bangun Persada (NCKL), Adaro Minerals Indonesia (ADMR), Harum Energy Indonesia (HRUM), Merdeka Battery Materials (MBMA), Hillcon (HILL), Aneka Tambang (ANTM), dan Vale Indonesia (INCO).

Kinerja saham NCKL telah turun 10,45 persen dalam sebulan terakhir di level Rp895 per saham. Adapun pada perdagangan sesi I Jumat (26/1/2024) pukul 9.51 WIB, saham NCKL tertekan 1,64 persen.

Sementara Saham ADMR anjlok 2,91 persen di level Rp1.335 per saham. Tren bulanan, saham ADMR turun 1,47persen. (Lihat tabel di bawah ini.)

 Meneropong Saham ANTM-MBMA Cs di 2024 saat Harga Nikel Terus Tertekan

Sementara itu, saham HRUM juga jeblok 13,1 persen dalam sebulan terakhir di level Rp1.160 per saham.

Saham MBMA justru mencatatkan kenaikan signifikan hari ini sebesar 2,4 persen di level Rp640 per saham. Tren bulanan, saham MBMA sudah meroket 18,35 persen. Namun, price earning ratio (PER) juga sangat tinggi mencapai 4159,53 x.

Informasi saja, PER yang tinggi pada saham dapat diinterpretasikan sebagai saham yang mahal jika pada periode waktu mendatang perusahaan tidak mampu meraih laba bersih yang lebih tinggi

Sementara itu, tren ANTM juga menguat hari ini dengan kenaikan 0,64 persen di level Rp1560 per saham. Meski, secara bulanan saham ANTM sudah turun 8,75 persen.

Di sisi lain, HILL dan INCO masih melanjutkan pelemahan di mana hari ini sahamnya masing-masinh turun 1,28 persen dan 1,46 persen. Secara bulanan, saham HILL dan INCO juga mengalami pelemahan 1,69 persen dan 7,09 persen.

"Secara keseluruhan, klien-klien kami di Singapura tidak menunjukkan bullish pada pasar saham Indonesia sehingga memiliki posisi yang lemah di sektor komoditas Indonesia. Meskipun sebagian besar klien menyatakan bahwa mereka tidak khawatir dengan pemilihan presiden di Februari mendatang," tulis Macquaire Sekuritas dalam sebuah catatan.

Menurut Macquaire, saat ini harga nikel telah mendekati titik terendah karena 30 persen produsen nikel global akan memiliki arus kas negatif pada harga nikel London Metal Exchange (LME) sebesar USD18 ribu/t dan 75 persen produsen nikel pada harga USD15 ribu/t.

Faktor lainnya, undang-Undang Pengurangan Inflasi alias Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat (AS) juga bisa menjadi pedang bermata dua bagi sektor nikel.

IRA dapat menghambat investasi lebih lanjut dari perusahaan China pada proyek nikel di Indonesia. Namun, hal ini akan mengurangi perkiraan pertumbuhan pasokan nikel dari Indonesia, sehingga harga nikel dapat berkinerja lebih baik dari perkiraan.

Sebagai hasilnya, para pemain yang ada dapat memperoleh keuntungan. Selain itu, membuka kemitraan diversifikasi dengan perusahaan non-China seperti perusahaan Korea Selatan dan Jepang di Indonesia.

Meskipun demikian, kemajuan proyek dari pemain Korea Selatan dan Jepang mungkin lebih lambat, dibandingkan perusahaan China. Oleh karena itu, pertumbuhan pasokan nikel Indonesia masih lebih rendah dari perkiraan pasar dan berpotensi positif bagi harga nikel.

Macquaire Sekuritas juga menyebutkan, NCKL memiliki fundamental yang paling kuat di antara pemain nikel yang terdaftar di Bursa saham Indobesia. Dengan biaya tunai terendah dan risiko eksekusi terendah.

Jika terjadi pembalikan harga nikel yang kuat, harga saham MBMA mungkin akan mengungguli pesaingnya karena kinerjanya yang buruk pada tahun 2023.

Sementara, risiko paling utama terhadap sektor kita adalah perubahan kebijakan pemerintah dan pergerakan harga komoditas. Investor juga memperkirakan tidak akan terjadi pembalikan harga nikel yang kuat di LME dan khawatir jika situasi harga nikel yang rendah dapat bertahan lebih lama dari perkiraan.

"30 persen klien yang kami temui tertarik pada ADMR karena ini adalah proksi dari aluminium,dan saham NCKL, MBMA, INCO, serta ADMR menjadi saham yang paling banyak dibicarakan," imbuh riset Macquaire Sekuritas. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.