Note

Bursa Asia Beragam usai Rilis Data PDB AS dan Kebijakan Suku Bunga ECB

· Views 35
Bursa Asia Beragam usai Rilis Data PDB AS dan Kebijakan Suku Bunga ECB
Bursa Asia Beragam usai Rilis Data PDB AS dan Kebijakan Suku Bunga ECB. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia cenderung bergerak beragam pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (26/1/2024).

Indeks Hang Seng Hong Kong kembali melemah diikuti oleh indeks Shanghai Composite China dan indeks Nikkei 225 Jepang. Sementara, indeks KOSPI Korea Selatan dan indeks ASX 200 Australia justru menguat.

Baca Juga:
Bursa Asia Beragam usai Rilis Data PDB AS dan Kebijakan Suku Bunga ECB Keluar dari LQ45, Saham Chandra Asri (TPIA) Anjlok 15 Persen

Pada pukul 09.00 WIB, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,5 persen di level 16.130,95. Pada saat bersamaan, indeks Shanghai Composite China turun 0,26 persen di level 2.492,33. Indeks Nikkei 225 Jepang melemah dengan penurunan 0,94 persen di level 35.896,63.

Indeks ASX 200 di Australia menguat 0,46 persen di level 7.553, sementara indeks KOSPI Korea Selatan naik 0,89 persen di level 2.492,33. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:
Bursa Asia Beragam usai Rilis Data PDB AS dan Kebijakan Suku Bunga ECB Jadi Penghuni Kejutan Indeks LQ45, Saham PTMP Langsung Terbang

Bursa Asia Beragam usai Rilis Data PDB AS dan Kebijakan Suku Bunga ECB

Sementara dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga dibuka melemah 0,46 persen pada waktu yang sama di level 7.149. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup turun 0,69 persen ke level 7.178 pada Kamis (25/1).

Baca Juga:
Bursa Asia Beragam usai Rilis Data PDB AS dan Kebijakan Suku Bunga ECB IHSG Hari Ini Rawan Terkoreksi, Cek Saham-Saham Auto Cuan

Indeks utama Wall Street Amerika Serikat (AS) ditutup bertenaga dengan indeks S&P 500 ditutup pada level tertinggi sepanjang masa untuk sesi kelima berturut-turut pada perdagangan Kamis (25/1/2024) waktu setempat.

Hal itu terjadi setelah data menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang kuat pada kuartal keempat.

Mengutip Reuters, S&P 500 naik 0,53 persen mengakhiri sesi di 4.894,16 poin. Kemudian Nasdaq menguat 0,18 persen menjadi 15.510,50 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average menguat 0,64 persen menjadi 38.049,13 poin.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) AS – yang merupakan ukuran kesehatan ekonomi secara luas – tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 3,3 persen pada kuartal terakhir 2023. Angka ini turun dari 4,9 persen pada kuartal sebelumnya tetapi sejalan dengan pertumbuhan sebelum pandemi, dan jauh melampaui perkiraan para ekonom sebesar 2 persen.

Belanja konsumen yang kuat dan pengeluaran pemerintah berkontribusi terhadap pertumbuhan tersebut.

Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) telah berusaha untuk mendinginkan aktivitas ekonomi untuk menurunkan inflasi. Sejak Maret 2022, The Fed telah menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun dan mempertahankannya di sana. Inflasi telah turun dari level tertinggi 9 persen pada Juni 2022 menjadi 3,4 persen.

Bank Sentral Eropa (ECB) juga dilaporkan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada tingkat rekor tertinggi selama pertemuan pertamanya pada tahun 2024. ECB juga berjanji untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat yang cukup ketat selama diperlukan untuk mengembalikan inflasi ke target 2 persen pada waktu yang tepat.

Suku bunga operasi refinancing utama tetap berada pada level tertinggi dalam 22 tahun sebesar 4,5 persen untuk ketiga kalinya berturut-turut, sementara suku bunga fasilitas simpanan tetap stabil pada rekor sepanjang masa sebesar 4 persen.

Selama konferensi pers bank sentral, Presiden Lagarde mengatakan kepada wartawan bahwa para pejabat dengan suara bulat sepakat bahwa terlalu dini untuk terlibat dalam diskusi mengenai penurunan suku bunga.

ECB mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya yang cepat pada bulan September, namun tetap mempertahankan sikap yang agak hawkish karena tekanan harga yang terus-menerus di Zona Euro dan ketidakpastian yang berasal dari ketegangan geopolitik, termasuk serangan Laut Merah.

Sementara pemerintah China kini gencar menggelontrokan stimulus ke pasar. Para pengambil kebijakan China kini sedang mempertimbangkan langkah-langkah intervensi yang jarang terjadi saat mereka berupaya mengakhiri krisis harga saham yang telah menghapuskan lebih dari USD6 triliun kapitalisasi pasar saham China sejak tahun 2021, menurut Bloomberg.

Beijing dapat menyiapkan dana stabilisasi pasar sebesar 2 triliun yuan (setara USD280 miliar) yang akan diambil dari rekening luar negeri milik bisnis pemerintah. Angka ini jika dirupiahkan setara Rp4.402,22 triliun (kurs Rp15.722). (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.