Note

Outlook Komoditas 2024: Nikel dan Minyak Masih Suram, Emas Bisa Berkilau

· Views 46
Outlook Komoditas 2024: Nikel dan Minyak Masih Suram, Emas Bisa Berkilau
Outlook Komoditas 2024: Nikel dan Minyak Masih Suram, Emas Bisa Berkilau. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga komoditas di 2024 diprediksi akan mengalami penguatan terbatas di tengah banyaknya ketidakpastian mengenai pertumbuhan global.

Fundamental yang mendukung, risiko geopolitik yang masih ada, dan ekspektasi pelonggaran kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren yang kompleks akan lebih tinggi di 2024.

Baca Juga:
Outlook Komoditas 2024: Nikel dan Minyak Masih Suram, Emas Bisa Berkilau Hartadinata (HRTA) Ekspor 1,9 Ton Perhiasan Emas ke India Senilai Rp1,77 Triliun

Riset Commodities Outlook 2024: Cautious optimism oleh lembaga ING pada Desember 2023 mengungkap sejumlah tantangan dan peluang komoditas di tahun ini.

Sejumlah komoditas sempat mengalami kinerja terbaik pada tahun 2021 dan 2022 seperti halnya minyak dan nikel. Memasuki 2024, sejumlah komoditas ini berpotensi mengalami penguatan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.

Baca Juga:
Outlook Komoditas 2024: Nikel dan Minyak Masih Suram, Emas Bisa Berkilau Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Turun Rp1.000, Paling Murah Rp600 Ribuan

Berikut adalah sejumlah proyeksi harga komoditas pada 2024 dibandingkan real-time data yang dikumpulkan oleh IDX Channel. (Lihat tabel di bawah ini.)

Outlook Komoditas 2024: Nikel dan Minyak Masih Suram, Emas Bisa Berkilau

Baca Juga:
Outlook Komoditas 2024: Nikel dan Minyak Masih Suram, Emas Bisa Berkilau Produksi Baterai Sendiri, BYD Pertimbangkan Pakai Nikel Indonesia

Pasar juga meremehkan kemampuan arus perdagangan untuk menyesuaikan diri dengan sanksi dan larangan terkait invasi Rusia ke Ukraina, sedangkan pembukaan kembali perdagangan China pasca Covid-19 tidak berjalan sesuai rencana.

Sementara itu, pengetatan bank sentral dan penguatan dolar AS telah memberikan hambatan besar bagi pasar komoditas.

“Kami memiliki pandangan yang cukup mendukung pada sebagian besar kondisi pada tahun 2024. Fundamental untuk sebagian besar komoditas berkisar dari netral hingga agak bullish. Selain itu, peningkatan kondisi geopolitik kemungkinan akan terus berlanjut hingga tahun 2024,” tulis riset ING.

Ekspektasi bahwa bank sentral Federal Reserve (The Fed) AS akan membatalkan pengetatan kebijakannya dan mulai menurunkan suku bunga pada tahun depan, seiring dengan melemahnya USD juga akan memberikan dorongan pada komoditas. Namun, terdapat risiko permintaan yang jelas mengingat ekspektasi pertumbuhan global yang lebih lemah pada tahun depan.

Minyak Bumi

Prospek pasar minyak 2024 akan bergantung pada kebijakan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC+). Mengingat kelompok ini terus menahan pasokan minyak dalam jumlah besar dari pasar untuk mendukung harga. Sementara gejolak perang di Timur Tengah masih belum memberikan dampak signifikan bagi penguatan harga minyak.

“Kami yakin hal ini akan terus berlanjut pada tahun 2024, namun terdapat risiko yang jelas,” ujar riset ING.

Arab Saudi dan Rusia akan melanjutkan pengurangan pasokan tambahan secara sukarela hingga akhir kuartal pertama 2024, sementara beberapa negara anggota lainnya telah mengumumkan pengurangan pasokan tambahan secara sukarela.

Secara total, pemotongan ini berjumlah kurang dari 2,2 juta barel/hari. Namun, jumlah yang sebenarnya termasuk dalam pemotongan tambahan baru adalah 900 ribu barel/hari.

Pengurangan pasokan ini seharusnya cukup untuk menghilangkan surplus pasokan di kuartal pertama 2024 (1Q24). Namun, ING melihat surplus kecil di 2Q24, yang berarti pasar sebagian besar seimbang pada paruh pertama 2024. Hal ini mungkin akan berubah tergantung pada bagaimana anggota OPEC+ membatalkan pemotongan sukarela ini.

Harga minyak Brent diprediksi akan tetap diperdagangkan pada harga terendah sekitar USD80 per barel pada awal tahun depan. Adapun paruh kedua 2024, pasokan minyak diprediksi kembali mengalami defisit dan harga bisa bergerak lebih tinggi di semester II-2024 dengan harga Brent diperkirakan akan mencapai rata-rata USD91 per barel selama enam bulan terakhir 2024.

Di lain pihak, pasokan minyak AS mengalami peningkatan yang mengejutkan pada 2023, dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 1 juta barel/hari ke rekor tertinggi 12,9 juta barel/hari.

Namun, aktivitas pengeboran di AS telah melambat secara signifikan pada 2023, yang menunjukkan bahwa AS akan mengalami pertumbuhan pasokan yang lebih rendah pada 2024, dengan perkiraan akan tumbuh sebesar 250 ribu barel/hari hingga 13,15 juta barel/hari.

Halaman : 1 2 3

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.