Note

Impor Ilegal Ancam Industri Ritel RI, Pengusaha Minta Segera Diberantas

· Views 34
Impor Ilegal Ancam Industri Ritel RI, Pengusaha Minta Segera Diberantas
Foto: Dok. Aulia Damayanti
Jakarta

Pengusaha meminta pemerintah untuk memberantas produk impor ilegal yang masuk, bukan memperketat aturan produk impor legal. Pengusaha menilai pembatasan impor yang telah diatur oleh pemerintah justru dapat mengancam industri ritel dalam negeri dan juga produk lokal.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menyebut saat ini banyak barang impor ilegal yang membanjiri pasar dalam negeri, baik di e-commerce maupun di pasar, seperti pakaian bekas. Sebab itu, dia khawatir dengan masuknya produk impor ilegal dengan bebas ini dapat menjadi ancaman keberlangsungan industri ritel di Indonesia.

"Tanpa disadari rencana pembatasan impor ini kalau ditelaah lebih lanjut ini sebetulnya bisa mengancam industri usaha ritel di Indonesia. Kenapa? Karena sebetulnya yang mengganggu produk lokal itu adalah barang-barang ilegal. Banyak barang-barang ilegal baik di online maupun yang masuk langsung seperti pakaian bekas dan sebagainya Itu yang mengganggu produk lokal," kata Alphonzus dalam acara Konferensi Pers, Jakarta Selatan, Kamis (18/1/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menekan yang menjadi masalah utama sekarang adalah pemerintah tidak mengatur atau membatasi produk ilegal yang masuk, justru memperketat aturan produk impor yang resmi.

Padahal produk impor yang resmi masuk ini melalui serangkaian proses yang ditetapkan, seperti membayar pajak. Jika tidak segera ditangani, menurutnya produk impor ilegal lah yang membanjiri pasar Indonesia sehingga produk lokal dalam negeri tidak bisa bersaing.

"Kalau ini terjadi, yang terganggu bukan hanya pelaku usaha ritel, tapi juga produk lokalnya akan semakin terganggu lagi dengan semakin membanjirnya produk-produk impor ilegal. Yang akan terkena adalah bukan hanya UMKM tapi usaha besar dalam negeri produk dalam negeri pun akan terkena," jelasnya.

Apalagi industri ritel dalam negeri belum bangkit dari situasi pasca pandemi. Alphonzus menyebut tingkat okupansi mal atau keterisian toko masih belum mencapai 90%. Di mana capaian tersebut terjadi sebelum pandemi.

Menurutnya, untuk membangkitkan kembali industri ritel dalam negeri perlunya pembukaan toko baru. Sementara, para pengusaha ritel tidak menargetkan pembukaan toko baru pada tahun 2024.

"Padahal untuk bisa mengembalikan pertumbuhan yang hampir hilang tiga tahun akibat covid itu tidak bisa mengandalkan dari toko-toko yang ada atau dari existing store harus dilaporkan untuk bisa melakukan pertumbuhan yang signifikan itu harus dilakukan dengan membuka toko-toko baru," lanjutnya.

(fdl/fdl)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.