Tak Surut Langkah, Begini Proyeksi Pasar Baja Nasional di 2024

IDXChannel - Produsen baja nasional, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP), mengaku optimistis bahwa kondisi pasar di sepanjang 2024 masih sangat menjanjikan, meski dibayangi oleh sejumlah tantangan.

Beberapa tantangan yang menghadang, di antaranya, adalah kondisi dalam negeri yang tengah fokus pada gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) serentak pada Februari 2024 mendatang, serta kondisi geopolitik dan geoekonomi yang tengah terjadi di level global.

Baca Juga:

Rutin Tembus Pasar AS dan Eropa, Kinerja Ekspor GGRP Diapresiasi

"Tapi kami tidak khawatir. Kalau teman-teman di asosiasi (Indonesian Iron & Steel Industry Association/IISIA) itu proyeksinya secara industri, (di) Indonesia ada pertumbuhan lima persen per tahun. Dan itu kami yakin juga berlaku untuk tahun ini," ujar Direktur Utama GGRP, Fedaus, di sela pelepasan ekspor baja struktur GGRP ke Kanada, Senin (15/1/2024).

Menurut Fedaus, proyek-proyek yang menjadi pasar produk baja merupakan jenis proyek dengan skala besar, yang dalam proses pengadaannya telah direncanakan dalam waktu lama.

Baca Juga:

Terapkan Sertifikasi EPD, Pengamat Apresiasi Inisiatif Gunung Raja Paksi (GGRP)

Sehingga, meski saat ini tengah terjadi tahun politik, Fedaus yakin bahwa seluruh anggaran dalam proyek-proyek yang membutuhkan suplai produk baja tersebut telah juga disiapkan jauh-jauh hari.

"Jadi anggarannya sudah ada. Kalau pun ada delay atau semacam kebijakan hold gitu, kami yakin sifatnya sementara saja, karena bagaimana pun proyek tetap harus jalan. Produk (baja) tetap dibutuhkan. Tinggal kemudian soal timing saja," tutur Fedaus.

Baca Juga:

Lagi, Gunung Raja Paksi (GGRP) Kembali Kantongi Proper Biru dari Pemerintah

Seperti halnya sejumlah proyek yang kini tengah berjalan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim). Fedaus mengeklaim bahwa sejauh ini sudah ada produk baja GGRP yang telah disuplai ke beberapa proyek pembangunan Ibu Kota Baru tersebut.

Karenanya, pihak GGRP mengaku semakin percaya diri bahwa proyek pembangunan IKN bakal berjalan sesuai harapan. Bahkan, GGRP juga menyatakan siap untuk keterlibatan lebih lanjut.

"Sudah ada (suplai baja ke IKN) beberapa, meski kita bisa bilang belum ke main project, ya. Masih sebagai supporting saja, tapi kami siap (untuk terlibat dalam main project), karena seperti Saya bilang tadi, anggarannya sudah ada. Jadi tinggal soal timing saja," tutur Fedaus.

Menurut Fedaus, sejauh ini 95 persen kinerja penjualan GGRP masih dikontribusi dari pasar domestik. Karena itu, Fedaus berharap GGRP dapat turut berperan lebih jauh dalam proyek pembangunan IKN ke depan, guna memantabkan penguasaannya atas pasar baja dalam negeri.

Sedangkan untuk pasar ekspor, diakui Fedaus, pada 2023 lalu masih berkontribusi sebatas lima sampai enam persen saja terhadap total kinerja penjualan perusahaan.

Karenanya, GGRP bertekad untuk dapat lebih memaksimalkan lagi kinerja ekspornya di tahun ini, hingga diharapkan bisa mencapai double digit.

Terkait ekspor yang baru saja direspon oleh Kemenperin, Fedaus menjelaskan, pihaknya mengirim produk baja struktur yang rencannya bakal digunakan sebagai konstruksi utama dalam pembangunan Yukon Bridge, yang bakal menghubungkan wilayah Kanada dengan Alaska.

"Untuk pembangunan jembatan di perbatasan Kanada dan Alaska. Total (baja yang diekspor) sebesar 1.500 metric tons (MT), dengan nilai eskpor sekitar USD2 juta," tegas Fedaus. (TSA)