Rutin Tembus Pasar AS dan Eropa, Kinerja Ekspor GGRP Diapresiasi

IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) secara resmi melepas produk ekspor baja struktur hasil produksi PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) yang bakal dikirim ke Kanada, Senin (15/1/2024).

Sedianya, produk baja struktur tersebut bakal digunakan sebagai konstruksi utama dalam pembangunan Yukon Bridge, yang bakal menghubungkan wilayah Kanada dengan Alaska.

Baca Juga:

Terapkan Sertifikasi EPD, Pengamat Apresiasi Inisiatif Gunung Raja Paksi (GGRP)

"Untuk pembangunan jembatan di perbatasan Kanada dan Alaska. Total (baja yang diekspor) sebesar 1.500 metric tons (MT), dengan nilai eskpor sekitar USD2 juta," ujar Direktur Utama GGRP, Fedaus, di sela acara pelepasan.

Bukan hanya kali ini saja, menurut Fedaus, pihaknya sudah cukup rutin mengekspor produk baja hasil produksinya ke pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Baca Juga:

Lagi, Gunung Raja Paksi (GGRP) Kembali Kantongi Proper Biru dari Pemerintah

Tak hanya itu, ekspor GGRP juga paling banyak tercatat dilakukan dengan tujuan Asia, Australia dan Selandia Baru, dengan total nilai ekspor pada 2023 lalu tercatat mencapai USD25 miliar, dan menyumbang sekitar lima hingga enam persen terhadap keseluruhan nilai penjualan GGRP.

"Pada Maret 2022 lalu, misalnya, GGRP telah mengekspor baja struktur sejumlah 700 MT, atau senilai USD1 juta ke Arizona. Lalu, sebelumnya, ekspor perdana juga dilakukan ke ke Vancouver, Kanada, sebanyak 4.600 ton, atau senilai USD4,7 juta, padahal saat itu di tengah krisis dampak pandemi Covid-19," ujar Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kemenperin, Doddy Rahadi, dalam prosesi pelepasan ekspor tersebut.

Baca Juga:

Laba Gunung Raja Paksi (GGRP) Susut 38 Persen di Semester I-2023, Sisa Segini

Menurut Doddy, capaian GGRP tersebut tentu sangat layak untuk diapresiasi, lantaran menunjukkan bahwa kualitas produk baja dalam negeri telah diakui di kancah dunia, sehingga dapat menembus pasar internasional.

"Sektor industri baja kita sudah memiliki daya saing yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk serupa dari negara-negara lain, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik serta bisa bersaing secara global," tutur Doddy.

Tak hanya kinerja ekspor, Doddy pun menyoroti komitmen GGRP dan industri baja nasional secara keseluruhan dalam mendorong transformasi menuju industri hijau.

Komitmen tersebut, di antaranya, diwujudkan lewat peluncuran Net Zero Roadmap, sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi nasional, di mana pemerintah telah mematok target Net Zero Emission (NZE) pada 2050 di sektor industri.

Doddy menilai, upaya GGRP tersebut juga menjadi cermin bahwa industri manufaktur nasional semakin percaya diri untuk memperluas pasar ekspornya di kancah global.

Hal ini karena didukung kualitas produk lokal yang kian berdaya saing dan permintaan pasar ekspor yang terus meningkat, sehingga mendorong optimalisasi produktivitas perusahaan.

"Salah satu subsektor manufaktur yang memiliki kinerja gemilang di tengah perlambatan ekonomi global adalah industri logam dasar. Apalagi, industri logam dasar dikenal sebagai mother of industry, yang selama ini telah berperan penting memacu pertumbuhan ekonomi nasional," tegas Doddy. (TSA)