Note

Terapkan Sertifikasi EPD, Pengamat Apresiasi Inisiatif Gunung Raja Paksi (GGRP)

· Views 35
Terapkan Sertifikasi EPD, Pengamat Apresiasi Inisiatif Gunung Raja Paksi (GGRP)
Terapkan Sertifikasi EPD, Pengamat Apresiasi Inisiatif Gunung Raja Paksi (GGRP)  (foto: MNC media)

IDXChannel - Upaya PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) dalam mengimplementasikan berbagai unsur keberlanjutan dalam kegiatan operasionalnya direspons positif oleh berbagai pihak.

Salah satunya dari kalangan pengamat, sebagaimana yang disampaikan oleh Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus.

Baca Juga:
Terapkan Sertifikasi EPD, Pengamat Apresiasi Inisiatif Gunung Raja Paksi (GGRP) Lagi, Gunung Raja Paksi (GGRP) Kembali Kantongi Proper Biru dari Pemerintah

Termasuk juga, yang masuk dalam pengamatan Ahmad, adalah terkait inisiatif GGRP dalam penerapan sertifikasi ramah lingkungan, seperti Environmental Product Declaration (EPD).

"Sebagai industri besar, GGRP berhasil membuktikan komitmennya terhadap keberlanjutan. Bahkan, bisa disebut sebagai pionir dan role model industri yang peduli terhadap lingkungan," ujar Ahmad, Kamis (11/1/2024).

Baca Juga:
Terapkan Sertifikasi EPD, Pengamat Apresiasi Inisiatif Gunung Raja Paksi (GGRP) Laba Gunung Raja Paksi (GGRP) Susut 38 Persen di Semester I-2023, Sisa Segini

Selain meningkatkan citra perusahaan, menurut Heri, komitmen penerapan sertifikasi EPD juga dapat memperkuat daya saing GGRP di pasar baja nasional, hingga juga internasional.

Pasalnya, negara-negara maju menuntut setiap produk yang masuk harus berdasarkan kaidah-kaidah ramah lingkungan.

Baca Juga:
Terapkan Sertifikasi EPD, Pengamat Apresiasi Inisiatif Gunung Raja Paksi (GGRP) Arus Kas Solid, Pefindo Naikkan Peringkat Gunung Raja Paksi (GGRP) Jadi idA

"Daya saing jelas meningkat. Terlebih, karena Uni Eropa akan menerapkan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) pada 2026," tutur Ahmad.

Namun, Ahmad mengingatkan bahwa GGRP tidak bisa hanya sendirian dalam mendorong aktivitas industri yang berkelanjutan tersebut.

Ahmad berharap para pelaku industri lain juga bisa mengikuti jejak GGRP dalam mendorong semangat keberlanjutan, sehingga berdapat bersama-sama mengurangi emisi karbon.

"Intinya harus ada kolaborasi dan dukungan. GRP bisa mengajak atau bermitra dengan industri lain. Pemerintan bisa menjembatani," ungkap Ahmad.

Sertifikasi EPD memang menjadi salah satu bukti konsisten GRP dalam menjalankan operasional yang ramah lingkungan.

Pada 2023 misalnya, menurut Presiden Direktur GGRP, Fedaus, perusahaan telah memperoleh sertifikasi EPD untuk produk-produk yang diekspor ke Amerika Serikat.

Sedangkan pada 2022, produsen baja tersebut juga meraih sertifikasi EPD untuk produk-produk yang dipasarkan di Australia dan Selandia Baru.

Menurut Fedaus, berbagai upaya tersebut menjadi bukti komitmen perusahaan dalam menerapkan praktik pengelolaan lingkungan yang unggul di setiap tahap proses produksi.

Mulai pemilihan bahan baku, efisiensi transportasi, optimalisasi penggunaan energi, hingga upaya daur ulang pasca pemakaian produk. 
"Label EPD juga memberikan konsumen kami akses yang lebih transparan terhadap kinerja lingkungan produk-produk GRP, serta membantu pengambilan keputusan berkelanjutan," ujar Fedaus.

Fedaus menambahkan, EPD tidak hanya memfasilitasi transaksi bisnis-ke-bisnis. Selain itu, juga bermanfaat bagi konsumen yang peduli terhadap dampak lingkungan dalam pemilihan produk dan jasa. 
"Penerapan EPD adalah bagian integral dari misi GRP dalam meningkatkan tujuan keberlanjutan kami," tutur Fedaus.

Dalam pandangan Fedaus, keberadaan Sertifikasi EPD memang sebuah keniscayaan. Tidak hanya bagi GGRP, tetapi juga bagi industri lain. Terlebih pada saat pertumbuhan ekonomi masih solid seperti sekarang, di tengah tantangan ketidakpastian global. Termasuk di antaranya, ketika dukungan kinerja baja nasional juga terus meningkat.  

Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia (Kemenko RI), misalnya, mencatat bahwa rata-rata konsumsi baja nasional dalam lima tahun terakhir hingga 2022 adalah 15,62 juta ton per tahun, dengan produksi nilai rata-rata 12,46 juta ton per tahun.

Sedangkan dari sisi ekspor, industri besi dan baja mencatatkan tren peningkatan, dari USD7,9 miliar pada 2019 menjadi USD28,5 miliar pada 2022. 

"Kondisi demikian yang membuat GRP sebagai industri baja nasional, terus berkomitmen menerapkan ekonomi berkelanjutan," ungkap pungkas Fedaus. 

Sebagai catatan, sertifikasi EPD memang memberikan informasi rinci tentang dampak produk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Data yang digunakan juga objektif, dapat dibandingkan, dan diverifikasi pihak ketiga.  

Selain itu, proses penyusunan EPD mengikuti standar ISO 14040/14044, ISO 14025, EN 15804, ISO 21930, dan ISO 14025, dengan menggunakan metode jejak ilmiah Life Cycle Assessment (LCA).

Metode tersebut mengevaluasi dampak lingkungan produk secara kuantitatif dari awal hingga akhir proses produksi, melibatkan seluruh rantai pasok, termasuk bahan baku, proses manufaktur, tahap penggunaan, dan tahap akhir masa pakai. (TSA)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.