Note

Sistem e-IPO Dinilai Belum Berhasil Lenyapkan Bandar Penjatahan

· Views 32

Pasardana.id – Sistem e-IPO dinilai belum dapat menghilangkan praktik bandar penjatahan pada masa penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).

Bahkan, bandar penjatahan kian aktif beroperasi pada saat maraknya perusahaan-perusahaan cari dana melalui IPO.

Menurut legenda pasar modal, Vier Abdul Jamal, bahwa sistem e-IPO masih perlu dibenahi terkait praktik penguasan saham pada pasar perdana oleh bandar penjatahan.

“Maksud bursa menerapkan e-IPO itu baik, agar pada masa penjatahan terpusat atau pooling, investor ritel mendapat jatah lebih banyak. Tapi faktanya dilapangan, bandar pooling juga yang menguasainya,” tutur dia dalam media sosialnya, Selasa (9/1/2024).

Ia menenggarai, praktik bandar pooling dalam menguasai penjatahan saham perdana dengan menggunakan nominee.

“Jika pakai nama ritel lalu pesan banyak misalnya Rp50 miliar, maka akan kena clow back atau ditendang oleh bursa. Tapi bandar itu tidak menyerah dengan mennggunakan lima sampai 10 nama ritel,” terang dia.

Dengan demikian, jelas dia, maka terkesan banyak pemesanan hingga terjadi kelebihan pemesanan atau oversubcribe.

“Jadi hati-hati kalau ada calon emiten baru bilang terjadi oversubscribed,” ingat dia.

Lebih jauh dia bilang, praktik bandar pooling ini dapat dilihat dengan maraknya saham-saham emiten baru yang berjatuhan tak lama setelah tercatat di papan perdagangan bursa.

“Saham IPO berjatuhan ini karena bandar pooling cepat-cepat keluar. Dia (Red-pooling) dapat Rp5-10 M keluar, lalu masuk lagi IPO yang lain. Apalagi sekarang setiap minggu ada 3 hingga 5 IPO. Jadi mereka pindah-pindah lapak,” terang dia.   

Melihat praktik itu, dia menyarankan, bursa melakukan evaluasi sistem penjatahan e-IPO agar dapat memastikan yang investor ritel yang ikut pooling itu benar- benar investor ritel.

“Jadi bukan bandar berbaju ritel,” pungkas dia.

Berdasarkan catatan Pasardana.id, ada beberapa contoh emiten baru yang rontok setelah IPO, yaitu;

  1. ASLI telah turun 44 persen ke level 56 dibanding harga IPO Rp100 pada tanggal 5 Januari 2024
  2. RGAS telah turun 15 persen ke level 102 dibanding harga IPO Rp120 pada tanggal 8 November 2023.
  3. UDNG telah turun 19 persen ke level 81 dibanding harga IPO Rp100 pada tanggal 31 Oktober 2023.
  4. KOKA telah turun 47 persen ke level 67 dibanding harga IPO Rp128 pada tanggal 11 Oktober 2023.
  5. LOPI telah turun 35 persen ke level 65 dibanding harga IPO Rp100 pada tanggal 11 Oktober 2023.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.