Note

Mixue hingga BUMN RI, Daftar IPO Paling Ditunggu di Asia pada 2024

· Views 94
Mixue hingga BUMN RI, Daftar IPO Paling Ditunggu di Asia pada 2024
Mixue hingga BUMN RI, Daftar IPO Paling Ditunggu di Asia pada 2024. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Penawaran saham umum perdana alias initial public offering (IPO) sejumlah perusahaan besar menjadi hal yang ditunggu seiring memasuki 2024.

Melansir Bloomberg, Senin (8/1/2024), bursa Hong Kong cukup optimis dengan IPO tahun ini jika melihat kembalinya kesepakatan besar di China secara bertahap di 2024. Sementara itu, pasar seperti India, Jepang dan India diperkirakan akan terus berkembang.

Baca Juga:
Mixue hingga BUMN RI, Daftar IPO Paling Ditunggu di Asia pada 2024 Beda Nasib Dua Saham IPO Awal 2024: ASLI ARB, CGAS Ditutup Ngegas

Edward Byun, kepala pasar modal Asia ex-Jepang di Goldman Sachs Group Inc. mengatakan akan ada keseimbangan aktivitas regional yang baik pada 2024 yang ditandai dengan pertumbuhan pasar di India dan meningkatnya minat terhadap pasar Asia lainnya seperti Korea dan Asia Tenggara.

Berdasarkan riset Ernest & Young (E&Y), sepanjang 2023, sebanyak 732 perusahaan telah go public di Asia-Pasifik dengan total perolehan dana sebesar USD69,4 miliar. Sayangnya, angka IPO ini turun sebesar 18 persen yoy dan dana perolehan IPO menyusut 44 persen yoy. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:
Mixue hingga BUMN RI, Daftar IPO Paling Ditunggu di Asia pada 2024 Kian Santang (RGAS) Habiskan Dana IPO Rp30,11 Miliar, Sisa Rp5 Miliar

 Mixue hingga BUMN RI, Daftar IPO Paling Ditunggu di Asia pada 2024

Asia Pasifik menghadapi tantangan ekonomi dan geopolitik di 2023 dan merupakan tahun yang penuh tantangan bagi pasar IPO.

Baca Juga:
Mixue hingga BUMN RI, Daftar IPO Paling Ditunggu di Asia pada 2024 Sumber Mineral Global (SMGA) IPO, Tawarkan Harga Saham Rp100-Rp105

E&Y juga mencatat, China dan Hong Kong tetap menjadi sumber pendanaan IPO yang penting dan menyumbang lebih dari 40 persen pendapatan global sepanjang 2023.

Di lain pihak, melansir Reuters, China akan menjadi pasar IPO tersibuk di dunia pada 2023 untuk dua tahun berturut-turut. Meskipun nilai IPO mengalami penurunan sebesar 35 persen menjadi USD37,3 miliar sepanjang 2023 di tengah perekonomian yang lesu. Regulator juga berupaya memperlambat laju IPO di China daratan seiring mereka berupaya memperbaiki mekanisme di pasar sekunder.

Listing saham baru di Hong Kong, yang sebelumnya telah lama diuntungkan oleh perusahaan-perusahaan China yang ingin memperoleh modal, telah anjlok 36 persen sepanjang 2023 menjadi hanya sekitar USD5 miliar dan berada di jalur menuju tahun terlemahnya dalam setidaknya 20 tahun terakhir.

Bagi bank-bank investasi di Hong Kong, kondisi ini telah mendorong PHK secara luas.

Di Asia Tenggara, Deloitte melaporkan, selama 10,5 bulan pertama 2023, penawaran umum perdana (IPO) di pasar modal Asia Tenggara mencatat adanya 153 IPO.

Indonesia, Thailand, dan Malaysia secara kolektif mengumpulkan dana sekitar USD5,4 miliar, yang merupakan 98 persen dari total dana yang dihimpun di Asia Tenggara.

Namun, meski angkanya besar, jumlah IPO yang diperoleh merupakan yang terendah dalam delapan tahun terakhir.

Data Deloitte (per 15 November 2023) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara mengumpulkan sekitar USD5,5 miliar dari pencatatan IPO hingga November 2023. Angkanya turun dari sebelumnya sebesar USD7,6 miliar dari 163 IPO pada 2022.

Indonesia mencatatkan 77 IPO hingga November 2023 yang menghasilkan dana sebesar USD3,6 miliar, yang merupakan setengah dari jumlah IPO di kawasan ini dan 66 persen dari total jumlah IPO yang dikumpulkan di enam bursa.

Sepanjang 2023, ada sebanyak 79 emiten baru yang mencatatkan saham di pasar modal Indonesia. Rekor tahunan terakhir terjadi pada 1990 saat pencatatan saham tahunan BEI menembus angka 66 emiten.

Dari sisi fundraising, nilai penghimpunan dana perusahaan melalui IPO menembus Rp54,14 triliun sepanjang 2023. Jumlah ini naik 63,76% dibandingkan akhir 2022 yang mencapai Rp33,06 triliun.

Berkat kinerja tersebut, kapitalisasi pasar atau market caps bursa juga ikut terdongkrak menemui level tertingginya. Menurut data RTI hingga Jumat (29/12), kapitalisasi pasar (market cap) bursa mencapai Rp11.708,39 triliun.

Capaian ini menjadikan bursa Indonesia menjadi pasar saham terkuat ke-4 secara global pada tahun 2023, hanya di belakang China, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.

IPO Paling Diantisipasi di 2024

Melansir Bloomberg, berikut sejumlah perusahaan yang digadang akan menjadi IPO terbesar di Asia tahun ini:

  1. Cainiao Smart Logistics Network China

IPO perusahaan logistik milik Alibaba Group Holding Ltd. ini digadang menjadi IPO paling menarik perhatian investor tahun ini. Perusahaan tersebut diperkirakan akan mengumpulkan dana sekitar USD1 miliar di Hong Kong setelah mengajukan penawaran kepada regulator China sejak Oktober. Cainiao siap menjadi unit perusahaan teknologi pertama yang melakukan IPO.

  1. Mixue Bingcheng

IPO besar yang diharapkan terjadi di China ini adalah kesepakatan bisnis perusahaan produsen teh dan es krim yang terkenal seantero Asia, yakni Mixue Bingcheng Co. dan China Resources Holdings Co.

Halaman : 1 2

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.