Dipimpin Grup Salim, Saham Otomotif IMAS-SMSM Curi Panggung

IDXChannel – Saham emiten otomotif dan komponen cenderung menguat hingga penutupan sesi I, Selasa (9/1/2024).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham emiten Grup Salim PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melonjak 7,45 persen ke posisi Rp1.730 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp24,28 miliar dan volume 14,08 juta saham.

Baca Juga:

Saham-Saham Grup Barito Berguguran, Analis: Ada Aksi Profit Taking

Saham IMAS rebound dari koreksi 3,01 persen pada Senin (8/1). IMAS masih dalam tren menguat dalam jangka pendek usai breakout 24,69 persen pada 21 Desember 2023

Kemudian, saham anak usaha IMAS, PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) juga naik, yakni sebesar 2,03 persen.

Baca Juga:

Pieter Tanuri Lepas 66,7 Juta Saham BOLA, Istri Patrick Walujo Pegang Berapa?

Saham emiten komponen otomotif PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) melesat 10,00 persen dan PT Anugerah Spareparts Sejahtera Tbk (AEGS) melejit 9,41 persen.

Lebih lanjut, saham PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) juga membumbung sebesar 6,90 persen. Saham DRMA dan PRAS ikut naik masing-masing 2,61 persen dan 0,97 persen.

Baca Juga:

Tak Ada Pesta Abadi, Saham Prajogo Pangestu BREN hingga TPIA Anjlok 20 Persen

Saham anak usaha Grup Astra PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) turut menghijau 2,94 persen, sedangkan induknya PT Astra International Tbk (ASII) melemah 0,45 persen.

Saham ASII sudah turun 3 hari beruntun.

Sebelumnya, manipulasi uji keselamatan tabrakan yang dilakukan Daihatsu Motor Co. Ltd Jepang berimbas ke ASII dan entitas terafiliasinya, PT Astra Daihatsu Motor (ADM).

Manajemen Astra International akhirnya buka suara mengenai skandal uji tabrak Daihatsu Jepang.

Corporate Secretary ASII, Gita Tiffany Boer mengungkapkan, ADM adalah perusahaan yang sahamnya dimiliki perseroan sebesar 31,87 persen. Sisanya dikuasai oleh Daihatsu Motor Co., Ltd dan Toyota Tsusho Corporation.

ADM ditegaskannya, bukan perusahaan terkendali perseroan. ADM merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan bermotor roda empat dengan merek Daihatsu atau merek lainnya di Indonesia.

"Kami sudah meminta tanggapan dan masukan dari ADM. Terkait kegiatan ekspor ADM, dampak finansial terhadap perseroan dari penghentian sementara sebagian ekspor ADM tidak bersifat material," jelas Gita dalam Keterbukaan Informasi BEI, Kamis (4/1/2024).

Dia mengatakan, perseroan telah menyampaikan semua informasi material yang dapat memengaruhi harga saham ASII.

"Sebagai perusahaan tercatat, perseroan senantiasa mematuhi ketentuan peraturan pasar modal Indonesia mengenai keterbukaan informasi," imbuh Gita.

Sementara itu, dalam Keterbukaan Informasi BEI, Wakil Presiden Direktur Astra Daihatsu Motor, Erlan Krisnaring Cahyono memberikan klarifikasinya dalam surat yang dilampirkan manajemen ASII.

"ADM tidak menutup pabrik domestik ADM di Indonesia," ujarnya.

Erlan menegaskan, produksi dan distribusi kendaraan Daihatsu di Indonesia tetap berjalan normal. Pun dengan kegiatan ekspor, di mana ADM telah mendapatkan konfirmasi dari otoritas sebagian besar negara tujuan ekspor dan sudah memenuhi regulasi yang berlaku di negara tujuan ekspor tersebut.

"ADM telah kembali melakukan pengiriman ekspor secara bertahap mulai 26 Desember 2023 ke lebih dari 60 negara tujuan ekspor," terangnya.

Erlan memastikan seluruh kendaraan Daihatsu yang diproduksi, dan dipasarkan di Tanah Air tidak bermasalah dengan kualitas maupun keselamatan.

Prospek Otomotif

Dalam sebuah riset yang terbit pada 22 November 2023, MNC Sekuritas memberikan rekomendasi overweight untuk sektor otomotif.

Menurut hemat MNC Sekuritas, hal tersebut dilandaskan pada sejumlah alasan, seperti potensi mencapai target penjualan mobil sebanyak 1 juta unit dan penjualan sepeda motor sebanyak 6,2-6,5 juta unit pada tahun penuh 2024.

Kemudian, insentif penjualan kendaraan listrik (EV). Alasan lainnya, soal peningkatan penggunaan komponen dalam negeri dan investasi besar dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

Sementara, risiko penurunan untuk sektor tersebut, di antaranya terkait nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), peningkatan inflasi dan suku bunga, serta kekurangan chip semikonduktor.

Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mematok target penjualan mobil hingga 1,1 juta unit pada 2024, lebih tinggi dibandingkan target 2023 yang mencapai 1,05 juta unit. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.