Note

Investor China Ramai-ramai Investasi Nikel di RI, Ini Buktinya

· Views 33
Investor China Ramai-ramai Investasi Nikel di RI, Ini Buktinya
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/JOJON
Jakarta

Investor asal China tercatat paling banyak berinvestasi mengembangkan hilirisasi nikel di Indonesia, bahkan dari 248 tungku smelter nikel di Indonesia, 137 tungku terafiliasi investor China.

"Hasil penelusuran aliran keuangan itu didominasi modal asal Tiongkok (China), banyak diinvestasikan di Sulawesi, Halmahera, atau Maluku Utara," ungkap Asisten dan Program Riset Sustainable Development The PRAKASA, Ricko Nurmansyah, dalam agenda Memakar Masa Depan Energi yang Berkeadilan di Kawasan Industri Berbasis Nikel di Hotel Le Meridien, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2024).

Dalam presentasi bertajuk "Mempertanyakan Komitmen Bank dalam Pembiayaan Transisi Energi yang Berkeadilan: Studi Kasus Eksploitasi Nikel di Indonesia", kepemilikan mayoritas smelter 99% terafiliasi dengan China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, mengutip laporan Skarn Associates (2023), Ricko mengatakan terdapat 137 dari 248 tungku smelter nikel di Indonesia yang terafiliasi dengan china.

"Jumlah itu naik pada Desember 2022. Sebanyak 144 dari 155 tungku dari China. Penambahan 7 unit tungku baru semuanya berasal dari China," jelasnya.

Ricko kemudian mengungkap ada sepuluh entitas bisnis besar yang bergerak di industri nikel dengan proporsi akumulasi modal yang besar.

Kesepuluhnya secara berurutan adalah PT Vale Indonesia Tbk, Tsinghan (IMIP dan IWIP), PT Bintang Delapan Mineral (IMIP), Jiangsu Delong Nickel (Dragon Virtue), Harits & Lygend Resources, Contemporary Amperex Technology Ltd. (CATL), LG Corporation Zhejiang Huayou Cobalt, Pohang Iron and Steel Company (Posco), dan terakhir Kalla Group. Ricko mengatakan sejumlah data ini bersumber dari Bloomberg dan olahan peneliti.

"Di Sulawesi dan Halmahera berdasarkan negara (investasi) paling besar itu dari China, kemudian Korea Selatan, dan ketiga Amerika Serikat," bebernya.

Namun tidak hanya lembaga keuangan asal China, Ricko menuturkan lembaga keuangan asal Eropa turut serta membiayai industri nikel Indonesia, termasuk pembiayaan ada PLTU batubara captive yang diperlukan pada smelter nikel.

Bentuk keterlibatan bank-bank Eropa cukup beragam meski paling banyak dalam bentuk pinjaman sindikasi dan obligasi. Jenis pembiayaan indikasi ditujukan untuk pembangunan smelter.

"Kelompok pemberi pinjaman sindikasi adalah Standard Chartered Bank, BNP Paribas, Barclays Bank PLC, HSBC, Credit Agricole, ING Bank, dan Natixis," pungkasnya.

(rrd/rir)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.