Note

Bursa Asia Cerah Mengekor Wall Street, Investor Amati Deflasi China dan Inflasi AS

· Views 30
Bursa Asia Cerah Mengekor Wall Street, Investor Amati Deflasi China dan Inflasi AS
Bursa Asia Cerah Mengekor Wall Street, Investor Amati Deflasi China dan Inflasi AS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa Asia kembali bertenaga pada perdagangan Selasa (9/1/2024), mengekor kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street.

Indeks KOSPI Korea Selatan, Nikkei 225, Indeks Shanghai Composite China, Hang Seng Hong Kong, hingga Indeks ASX 200 Australia kompak menguat setelah pada sesi sebelumnya terpuruk.

Baca Juga:
Bursa Asia Cerah Mengekor Wall Street, Investor Amati Deflasi China dan Inflasi AS Mangkir dari Panggilan Bursa, Saham TECH Disuspensi di Semua Pasar

Pada pukul 09.00 WIB, Indeks KOSPI Korea Selatan naik 0,39 persen di level 2.577. Pada saat bersamaan Indeks Hang Seng Hong Kong bertenaga 0,74 persen di level 16.344.

Sementara indeks Shanghai Composite naik tipis 0,22 persen di level 2.893. Indeks ASX 200 di Australia menguat 0,99 persen di level 7.525. Indeks Nikkei 225 menguat paling tebal 1,48 persen di level 33.871 setelah buka kembali pasca musim liburan. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:
Bursa Asia Cerah Mengekor Wall Street, Investor Amati Deflasi China dan Inflasi AS Debut Listing Perdana, Saham Emiten Nikel (NICE) Dibuka Naik 2,73 Persen

Bursa Asia Cerah Mengekor Wall Street, Investor Amati Deflasi China dan Inflasi AS

Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga dibuka bertenaga dengan kenaikan 0,05 persen pada waktu yang sama di level 7.284. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup melemah 0,91 persen ke level 7.283,57 pada Senin (8/1).

Baca Juga:
Bursa Asia Cerah Mengekor Wall Street, Investor Amati Deflasi China dan Inflasi AS Harga Saham BALI Naik 48,75 Persen dalam Sepekan, Masuk Radar UMA BEI

Tiga indeks utama di Wall Street, Amerika Serikat (AS) ditutup melesat pada perdagangan awal pekan Senin (8/1).

Dow Jones Industrial Average menguat 0,58 persen menjadi 37.681. Sementara S&P 500 menguat 1,4 persen di 4.763 dan Nasdaq Composite menanjak paling tebal dengan kenaikan 2,19 persen menjadi 14.842.

Penguatan indeks Wall Street didukung penurunan imbal hasil Treasury yang mendorong performa saham-saham big cap, sementara penurunan tajam pada saham Boeing menahan kenaikan Dow Industrials.

Saham-saham berkapitalisasi jumbo seperti Amazon.com (AMZN.O) ditutup naik 2,66 persen dan Alphabet (GOOGL.O) naik 2,29 persen, karena imbal hasil Treasury turun menjelang pembacaan inflasi dan pasokan baru utang pemerintah tahun ini.

Pada pekan ini, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mencapai titik terendah di 3,966 persen pada sesi yang sama.

Sementara itu, ekspektasi inflasi konsumen AS untuk tahun depan turun selama tiga bulan berturut-turut menjadi 3 persen pada Desember 2023, level terendah sejak Januari 2021, dari 3,4 persen pada bulan November.

Sementara itu, ekspektasi inflasi juga menurun baik dalam jangka waktu tiga tahun (2,6 persen vs 3 persen) dan lima tahun ke depan (2,5 persen vs 2,7 persen).

Terakhir, ekspektasi pertumbuhan pendapatan dan pertumbuhan belanja juga sedikit menurun ke level terendah sejak tahun 2021, sementara ekspektasi terhadap akses kredit dan situasi keuangan rumah tangga menjadi tidak terlalu pesimistis.

Awal 2024 masih menjadi periode yang sulit bagi indeks Hang Seng Hong Kong dan indeks Shanghai di China. Hal ini karena prospek pemulihan ekonomi China yang suram dan risiko deflasi yang mengintai.

Kabar shadow bank Zhongzhi yang mengajukan kebangkrutan pada Jumat pekan lalu juga membuat kinerja indeks Shanghai dan Hang Seng terbebani.

Pada sesi Senin (8/1), indeks harian Hang Seng anjlok ke posisi terendah dalam 14 bulan. Hang Seng sempat bergerak lebih tinggi dari sesi sebelumnya merespon perkiraan bank sentral China yang dikabarkan akan memangkas rasio persyaratan cadangan pada Q2 dan Q4 tahun 2024 masing-masing sebesar 25bps.

Indeks Hang Seng ditutup anjlok 1,88 persen di level 16,224.45. Semua sektor membebani indeks Hang Seng, dengan sektor teknologi merosot lebih dari 3 persen, diikuti oleh properti, konsumen, dan keuangan.

Di antara saham-saham  kapitalisasi besar yang membebani seperti Meituan anjlok 5,1 persen, Xiaomi Corp. anjlok 4,3 persen, sementara JD.Com turun lebih dalam 5,7 persen, Semiconductor Manufacturing, dan Tencent Holdings masing-masing 4,9 persen dan 1,7 persen. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.