Note

Dolar AS Lagi Perkasa, Ini Penyebabnya

· Views 18
Dolar AS Lagi Perkasa, Ini Penyebabnya
Foto: Chelsea Olivia Daffa
Jakarta

Nilai tukar dolar AS pagi ini menguat, nilai mata uang Negeri Paman Sam itu berada di zona Rp 15.500 dan menunjukkan tren kenaikan. Usut punya usut, ada sejumlah hal yang menyebabkan hal tersebut.

Menurut sejumlah analis global, nilai mata uang dolar AS terpantau stabil pada Jumat (5/1/2024) dan sedang menuju performa terkuatnya sejak Juli 2023. Penyebab pertama mata uang tersebut menguat adalah meningkatnya jumlah lapangan kerja di Amerika Serikat.

Berdasarkan data ketenagakerjaan AS pada Kamis (4/1), berbagai perusahaan swasta kini mempekerjakan lebih banyak karyawan dibanding yang diekspektasikan pada Desember 2023. Hal ini menunjukkan adanya kekuatan di pasar tenaga kerja yang bakal terus menopang perekonomian AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meningkatnya jumlah tenaga kerja pun akan membantu dolar AS menghadapi sejumlah mata uang lain. Dolar AS berada di level 102.39 pada awal perdagangan Jumat. Indeks dolar tercatat meningkat 1% pekan ini dan menunjukkan kinerja terkuatnya sejak 23 Juli 2023.

Namun, rebound atau peningkatan kembali dolar AS juga bakal teruji data tingkat ketenagakerjaan selain sektor pertanian alias Non-Farm Payroll (NFP) periode Desember 2023 yang bakal dirilis pemerintah AS dalam waktu dekat. Sebab, menurut sejumlah ekonom yang disurvei oleh Reuters, akan ada 170 ribu lapangan pekerja yang tercipta pada Desember. Sejumlah ini lebih sedikit dibandingkan 199 ribu lapangan kerja yang tercipta pada November lalu.

"Kekuatan dolar AS yang kita lihat pada awal tahun 2024 mungkin lebih berkaitan dengan permintaan safe-haven karena pasar ekuitas sedang kesulitan dan volatilitas pasar meningkat," kata ahli strategi pendapatan tetap dan mata uang di Harbour Asset Management, Hamish Pepper, dilansir dari Reuters, Jumat (5/1/2024).

Para pedagang pun telah menarik kembali spekulasi mereka terhadap penurunan suku bunga. Menurut CME FedWatch, pasar kini sedang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 65$ pada Maret, ini menurun jika dibandingkan prediksi penurunan 86% yang dikeluarkan pada pekan sebelumnya. Selain itu, mereka juga memprediksi pemotongan suku bunga akan kurang dari 140 basis poin tahun ini dibandingkan 160 basis poin yang dikeluarkan pada akhir Desember.

Namun, sejumlah analis menilai ekspektasi pasar terlalu agresif. Sebab, kenaikan dolar As kemungkinan justru diperkuat oleh kenaikan suku bunga di AS dibandingkan negara-negara lain di dunia.

"Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed terbukti terlalu agresif. Meskipun inflasi PCE inti telah turun dengan cepat menjadi sekitar 3%, angka ini bukanlah 2% yang ditargetkan oleh The Fed dan mungkin memerlukan suku bunga kebijakan untuk tetap pada tingkat yang lebih tinggi lebih lama dari yang diperkirakan," jelas Hamish. Adapun inflasi, sebagaimana diukur menggunakan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, naik 2,6% dalam 12 bulan terakhir hingga November lalu.

Hingga saat ini, menguatnya dolar AS menyebabkan sejumlah mata uang melemah, salah satunya adalah yen Jepang. Hari ini Jumat (5/1), yen melemah 0,06% menjadi 144,72 per dolar setelah menyentuh level terendah lebih dari dua minggu di 144,90 pada awal perdagangan.

Adapun Euro sendiri tercatat naik 0,09% di angka $1,0953 namun berada di jalur penurunan 0,8% pekan ini. Poundsterling milik Inggris sendiri berada di angka $1,2694, naik 0,12% hari ini, namun juga masih berada di jalur penurunan kecil.

Sementara sejumlah mata uang di berbagai negara Asia lainnya juga turun 2,5% terhadap dolar dan disebut berada dalam jalur kinerja mingguan terlemah sejak Juni 2023.

Berdasarkan catatan detikcom, Mengutip data RTI, dolar AS pada Jumat (5/1) tercatat naik 24 poin atau bertambah 0,15% ke level Rp 15.509. Dolar AS berada di level tertingginya pada Rp 15.527 dan terendahnya Rp 15.480. Secara bulanan dolar AS masih menguat 0,03%. Jika dilihat dari awal tahun dolar AS juga masih menguat 0,74%.

(rrd/rir)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.