Hilirisasi Industri Nikel Genjot Ekonomi Masyarakat di Morowali Utara

Indonesia telah memberlakukan pelarangan ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020 yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019. Pelarangan tersebut sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk nikel dan melindungi Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia.

Kebijakan pemerintah untuk menggencarkan program hilirisasi pun disambut baik, banyaknya investor berdatangan untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di dalam negeri yang akhirnya memiliki multiplier effect atau dampak berganda.

Multiplier effect tersebut antara lain seperti meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, meningkatkan devisa negara, meningkatkan jumlah serapan tenaga kerja, hingga memberdayakan masyarakat sekitar smelter untuk peningkatan kapasitas ekonomi dan kemajuan daerah itu sendiri.

Dari hilirisasi tersebut, Indonesia mampu menghasilkan salah satunya Nickel Pig Iron (NPI), merupakan besi mentah yang mengandung nikel kurang dari 15 persen, yang dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan stainless steel untuk perabotan rumah tangga hingga otomotif.

Produksi NPI tersebut dimiliki oleh PT Gunbuster Nickel Industry (GNI). Perusahaan yang mengoperasikan smelter bijih nikel di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah ini diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 2021.

PT GNI mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan 25 jalur produksi yang diprediksi mampu menghasilkan hingga 2 juta unit Nickel Pig Iron (NPI) setiap tahunnya.

Kehadiran industri smelter di Kabupaten Morowali Utara dipercaya dapat memberikan peluang baru, bagi pembangunan ekonomi daerah salah satunya melalui penyerapan tenaga kerja lokal hingga pemberdayaan masyarakat.

PT GNI pun melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan serapan tenaga kerja lokal, salah satunya dengan menggandeng pemerintah setempat.

Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo menjelaskan membuka lapangan pekerjaan baru serta memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah smelter, menjadi salah satu upaya PT GNI menerapkan tanggung jawab sosial yang berkelanjutan.

"Salah satu fokus kami adalah dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lingkar industri melalui program tanggung jawab sosial. PT GNI berharap dapat membantu masyarakat dalam mendorong peningkatan ekonomi mereka," kata Mellysa dalam keterangan tertulis, Kamis (4/1/2024).

Sejak awal berdiri, PT GNI telah merekrut belasan ribu karyawan yang berasal dari warga lokal dan ke depan, rencananya akan terus meningkat hingga puluhan ribu karyawan.

Sementara itu, pada Muktamar ke-XVIII Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah (22/2/2023) yang lalu, Presiden Joko Widodo pernah menegaskan pentingnya hilirisasi industri sebagai upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

Menurutnya, sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara maju jika negara-negara lain telah memiliki ketergantungan terhadap suatu produk yang dihasilkan oleh negara maju tersebut. Alasannya karena Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia.

Menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pada 2022, total produksi nikel di Indonesia diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48% dari total produksi nikel global sepanjang tahun lalu.

Hal ini juga membuktikan selain Indonesia pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia juga dicap unggul sebagai produsen nikel. Oleh karena itu, bukan menjadi hal yang tidak mungkin, Indonesia menjadi incaran berbagai negara yang membutuhkan nikel.