Note

Bursa Asia Loyo, Mengekor Wall Street di Hari Perdagangan Kedua 2024

· Views 52
Bursa Asia Loyo, Mengekor Wall Street di Hari Perdagangan Kedua 2024
Bursa Asia Loyo, Mengekor Wall Street di Hari Perdagangan Kedua 2024. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa Asia kembali melanjutkan penurunan pada perdagangan Rabu (3/1/2024). Ini melanjutkan tren penurunan setelah hari sebelumnya sebagian besar indeks utama Asia dibuka melemah pasca libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.

Indeks KOSPI Korea Selatan, indeks Shanghai Composite China, Hang Seng Hong Kong, hingga indeks ASX 200 Australia kompak melemah. Sementara indeks Nikkei 225 Jepang tutup pada perdagangan hari ini.

Baca Juga:
Bursa Asia Loyo, Mengekor Wall Street di Hari Perdagangan Kedua 2024 IHSG Dibuka Terkoreksi ke 7.316, Saham PSDN di Pucuk Top Gainers

Pada pukul 09.23 WIB, indeks KOSPI Korea Selatan turun tajam 1,71 persen di level 2.624. Pada saat bersamaan Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,27 persen di level 16.575. Sementara indeks Shanghai Composite turun 0,08 persen di level 2.959. Indeks ASX 200 di Australia jeblok 1,02 persen di level 7.549. (Lihat grafik di bawah ini.)

Bursa Asia Loyo, Mengekor Wall Street di Hari Perdagangan Kedua 2024

Baca Juga:
Bursa Asia Loyo, Mengekor Wall Street di Hari Perdagangan Kedua 2024 Mulai Offering, Samcro Hyosung (ACRO) Patok Harga IPO Rp108 per Saham

Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melanjutkan penurunan 0,31 persen pada waktu yang sama di level 7.300. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,7 persen ke level 7.323 pada Selasa (2/1/2024) dan menandai kenaikan tertinggi di awal tahun ini.

Dari Wall Street, bursa saham Amerika Serikat (AS) tersebut, ditutup beragam pada perdagangan perdana 2024, Selasa (2/12) waktu setempat. Indeks Dow Jones menguat, namun S&P 500 dan Nasdaq ditutup melemah.

Baca Juga:
Bursa Asia Loyo, Mengekor Wall Street di Hari Perdagangan Kedua 2024 Segera Listing, Multi Spunindo (MSJA) Tetapkan Harga IPO Rp300 per Saham

S&P 500 dan Nasdaq terbebani oleh jatuhnya saham Apple setelah broker menurunkan peringkat dan penurunan di antara nama-nama teknologi besar lainnya yang dipicu oleh kenaikan imbal hasil Treasury.

Mengutip Reuters, S&P 500 kehilangan 27 poin alias turun 0,57 persen, di level 4,742.83 poin, sedangkan Nasdaq Composite kehilangan 245,41 poin, atau anjlok 1,63 persen, menjadi 14,765.94. Dow Jones Industrial Average naik tipis 25,5 poin, atau 0,07 persen, menjadi 37.715,04.

Data terbaru menunjukkan, imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun naik di atas 3,95 persen pada perdagangan hari pertama  2024. Imbal hasil obligasi pemerintah AS ini semakin menjauh dari posisi terendah lima bulan di 3,78 persen yang dicapai minggu lalu. Para investor kini terus bertaruh bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga. tahun ini.

Peluang pemotongan suku bunga terlihat di atas 80 persen pada Maret 2024. Ini akan menjadi minggu yang sangat sibuk di AS, dengan para investor mencari petunjuk atas risalah FOMC, angka JOLTS dan laporan pekerjaan.

Sejumlah data ini dapat memberikan pembaruan lebih lanjut mengenai rencana The Federal Reserve (The Fed) dan dalam mengukur kekuatan pasar tenaga kerja.

Imbal hasil obligasi AS pada akhir tahun 2023 hanya mengalami sedikit perubahan, setelah anjlok sebesar 120 bps sejak mencapai level tertinggi dalam 16 tahun sebesar 5 persen pada Oktober lalu. Kondisi ini menggarisbawahi perubahan tajam dari retorika The Fed sebelumnya bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Sementara kinerja Hang Seng Hong Kong terus tertekan di tengah aksi profit taking. Penurunan ini dipimpin indeks teknologi Hang Seng yang turun 1,8 persen. Penurunan ini mengikuti Nasdaq 100 yang mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari 2 bulan pada perdagangan Selasa (2/1) setelah Barclays menurunkan peringkat saham Magnificent Seven menjadi underweight.

Sektor properti, konsumen, dan keuangan juga melemah, di tengah kehati-hatian menjelang risalah pertemuan FOMC hari ini.

Di China, laporan Reuters terbaru mengatakan Beijing memecat seorang pejabat tinggi yang mengawasi industri game.

Sementara itu, data terbaru para pejabat menunjukkan aktivitas pabrik di China daratan semakin menyusut pada bulan Desember sementara sektor jasa terus tumbuh.

Kondisi ini menyoroti bahwa pemulihan ekonomi yang tidak merata masih terjadi di tengah ketidakpastian dari dalam dan luar negeri. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.