Note

Emas dan Dolar AS Menguat di Awal 2024

· Views 40
Emas dan Dolar AS Menguat di Awal 2024
Emas dan Dolar AS Menguat di Awal 2024. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pergerakan harga emas dan dolar Amerika Serikat (AS) di awal 2024 terpantau menguat. Indeks dolar (DXY) naik di atas 101,5 pada perdagangan Selasa (2/1/2023).

Di sisi lain, emas juga masih mengalami penguatan naik menuju USD2,070 per troy ons pada hari perdagangan pertama di tahun baru. Kenaikan ini menghentikan penurunan emas dua hari di tengah ekspektasi kuat pemangkasan suku bunga bank sentral tahun ini.

Baca Juga:
Emas dan Dolar AS Menguat di Awal 2024 Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Turun, Jadi Rp1.129.000 per Gram

Indeks harga dolar naik untuk sesi ketiga berturut-turut dan kemungkinan akan mengalami rebound teknis di tengah investor yang terus menilai prospek kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Kondisi ini mengingat tekanan harga yang moderat dan dorongan pertumbuhan yang lebih lemah. (Lihat grafik di bawah ini.)

Emas dan Dolar AS Menguat di Awal 2024

Baca Juga:
Emas dan Dolar AS Menguat di Awal 2024 Saham Teknologi Melesat, Toto Sugiri Bertransformasi Jadi Konglomerat Baru

Pasar masih memperhitungkan kemungkinan hampir 90 persen bahwa bank sentral AS akan mulai menurunkan suku bunga pada pertemuan Maret.

Di samping itu, para analis berpendapat bahwa pertanyaan utama yang ditunggu saat ini adalah seberapa agresif The Fed dalam melakukan pelonggaran kebijakan.

Baca Juga:
Emas dan Dolar AS Menguat di Awal 2024 Saham RISE Hermanto Tanoko Ambles, Imbas Kasus di Vasa Hotel Surabaya?

Para investor tengah menantikan data-data penting minggu ini termasuk data lowongan pekerjaan AS dan data nonfarm payrolls, serta risalah pertemuan The Fed Desember 2023.

Namun, para investor juga kurang yakin bahwa Bank Sentral Eropa dan Bank of England akan memangkas biaya pinjaman secepatnya. Karena kedua bank sentral utama Eropa tersebut mempertahankan sikap suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Di tempat lain, Bank of Japan masih berada di bawah tekanan untuk meninggalkan kebijakan suku bunga negatifnya. Sementara Bank Sentral China (PBOC) diperkirakan akan lebih melonggarkan kebijakannya untuk mendukung pertumbuhan.

Bisa di bilang, 2023 adalah tahunnya komoditas emas di tengah sejumlah sentimen makro. Di antaranya adalah kebijakan suku bunga hingga pecahnya perang Israel-Gaza yang sempat membuat harga emas perkasa.

Emas melonjak lebih dari 8 persen selama enam bulan terakhir. Dalam satu tahun, harga emas telah melonjak 14 persen. Hingga jelang akhir tahun 2023 (29/12/2023), harga emas berada di level USD 2.070 per troy ons. Sebelumnya, harga emas sempat mencapai All Time High (ATH) pada Senin (4/12) di level USD2.133 per troy ons. (Lihat grafik di bawah ini.)

Emas dan Dolar AS Menguat di Awal 2024

Melansir Reuters pada 28 Desember 2023, dolar sempat mencapai titik terendah dalam 5 bulan terhadap euro karena The Fed terlihat semakin dekat dengan penurunan suku bunga.

Meningkatnya ekspektasi dovish The Fed yang akan mulai memangkas suku bunga pada 2024 mendukung harga emas.

Dengan perlambatan tajam inflasi yang sedang berlangsung di AS dan sebagai respons terhadap keputusan The Fed baru-baru ini yang menahan diri untuk tidak menaikkan suku bunga, yang membuat para pelaku pasar semakin condong ke arah ekspektasi bahwa The Fed akan menerapkan penurunan suku bunga yang lebih awal dan lebih nyata pada 2024.

Dalam hal ini, daya tarik emas semakin kuat seiring turunnya suku bunga karena berbagai alasan. Pertama, imbal hasil yang ditawarkan obligasi pemerintah jangka pendek, yang merupakan pesaing aset aman bagi emas, cenderung menurun.

Harapan return uang tunai (cash) yang lebih rendah mendorong investor untuk mencari alternatif yang lebih baik. Selain itu, ketika suku bunga turun karena perlambatan atau resesi ekonomi, saham mungkin kesulitan memberikan imbal hasil yang positif.

Sementara itu, tahun 2023 merupakan tahun yang sulit bagi kinerja dolar AS. Dolar mengakhiri tahun 2023 dengan kerugian pertamanya sejak 2020 terhadap euro dan sejumlah mata uang lainnya.

Dengan pasar yang sudah memperhitungkan pemotongan suku bunga secara agresif, perdebatan juga terfokus pada seberapa besar kemungkinan dolar akan melemah.

“Kami sudah cukup melemah dalam mengantisipasi siklus penurunan suku bunga The Fed yang akan datang,” kata Brad Bechtel, kepala FX global di Jefferies di New York.

Penurunan dolar semakin cepat setelah The Fed melontarkan nada dovish yang tidak terduga dan memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin pada tahun 2024.

Pasar memperkirakan pemotongan yang lebih agresif, dengan pengurangan pertama kemungkinan terjadi pada bulan Maret dan pemotongan sebesar 154 basis poin diperkirakan terjadi pada akhir tahun.

Pernyataan The Fed berbeda dengan bank sentral besar lainnya, termasuk Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BoE), yang menyatakan bahwa mereka akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama.

Namun kata Bechtel, menurutnya Eropa akan menyerah mengingat pertumbuhan ekonomi benua Biru tersebut sedang mengalami kesulitan dan inflasi turun relatif cepat.

“Jika ketiga bank sentral melakukan pemotongan, akan sangat sulit bagi dolar untuk melemah secara signifikan,” imbuh Bechtel. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.