Note

Bursa Asia Kompak Merah di Perdagangan Perdana 2024, Ada Apa?

· Views 33
Bursa Asia Kompak Merah di Perdagangan Perdana 2024, Ada Apa?
Bursa Asia Kompak Merah di Perdagangan Perdana 2024, Ada Apa? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa Asia bergerak sebagian besar memerah usai libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, Selasa (2/1/2024).

Indeks Shanghai Composite China, KOSPI Korea Selatan Menguat, Hang Seng Hong Kong, hingga Nikkei 225 Jepang melemah. Sementara indeks ASX 200 Australia menguat tipis.

Baca Juga:
Bursa Asia Kompak Merah di Perdagangan Perdana 2024, Ada Apa? Laut Merah Memanas, Saham Perkapalan SMDR hingga TMAS Melejit Lagi

Pada pukul 09.16 WIB, indeks Nikkei 225 melemah 0,28 persen di level 33.444, sementara indeks TOPIX justru menguat tipis 0,1 persen di level 2.363.

Indeks KOSPI Korea Selatan turun 0,24 persen di level 2.648. Pada saat bersamaan Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,01 persen di level 16.875. Sementara indeks Shanghai Composite turun 0,08 persen di level 2.972. Indeks ASX 200 di Australia menguat 0,26 persen di level 7.610. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:
Bursa Asia Kompak Merah di Perdagangan Perdana 2024, Ada Apa? IHSG Lesu, Saham KAYU, JAWA, dan SCMA Terkoreksi Paling Dalam di Awal 2024

Bursa Asia Kompak Merah di Perdagangan Perdana 2024, Ada Apa?

Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melanjutkan penurunan 0,43 persen pada pembukaan perdagangan hari ini pukul 09.19 WIB di level 7.262. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup melemah 0,43 perssen ke level 7.272 pada Jumat (29/12/2023). Sepanjang perdagangan pada sesi sebelumnya, IHSG sempat menembus level tertinggi hariannya di 7.308.

Baca Juga:
Bursa Asia Kompak Merah di Perdagangan Perdana 2024, Ada Apa? Saham Satria Antaran Prima (SAPX) Dipantau Ketat BEI Gara-Gara Harga Naik Tak Wajar

Meski demikian, kinerja IHSG tercatat menjadi yang terbaik nomor dua se-ASEAN di banding beberapa indeks lainnya. Posisi IHSG menjadi yang terbaik ke dua di bawah Vietnam yang kinerja VN-Index yang tahun ini moncer 12,2 persen YTD hingga 29 Desember 2023.

Dari Wall Street, bursa saham Amerika Serikat (AS) tersebut, ditutup sedikit lebih rendah pada perdagangan Jumat (29/12/2023) waktu setempat. Pelemahan Wall Street pada penutupan perdagangan jelang akhir 2023 menandai pembatasan reli yang kuat di akhir tahun karena investor mengamati kebijakan moneter yang lebih longgar di tahun depan.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 20,56 poin, atau 0,05 persen, menjadi 37.689,54. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 13,52 poin, atau 0,28 persen, menjadi 4.769,83 dan Nasdaq Composite turun 83,78 poin, atau 0,56 persen menjadi 15.011,35.

Data terbaru menunjukkan, PMI Manufaktur NBS resmi China secara tak terduga turun menjadi 49,0 pada Desember 2023 dari 49,4 pada bulan sebelumnya.

Angka ini meleset dari perkiraan pasar sebesar 49,5 dan merupakan kontraksi aktivitas pabrik selama tiga bulan berturut-turut dan laju tertajam dalam enam bulan terakhir.

Kondisi lemahnya pemulihan ekonomi China akibat krisis properti, risiko deflasi, dan meningkatnya tantangan global membuat sektor manufaktur negara tersebut juga ikut tertekan.

Pesanan baru menyusut pada bulan ke-3, dengan tingkat penurunan tercepat sejak bulan Juni (48,7 vs 49,4 pada bulan November), penjualan luar negeri menurun pada bulan ke-9 (45,8 vs 46,3), dan aktivitas pembelian tetap lemah (49,0 vs 49,6).

Di lain pihak, PMI Non-Manufaktur NBS resmi China mengalami kenaikan tipis menjadi 50,4 pada Desember 2023 dari level terendah 11 bulan pada November di 50,2.

Ini adalah ekspansi aktivitas jasa selama 12 bulan berturut-turut, di tengah berlanjutnya langkah-langkah dukungan dan penyesuaian kebijakan sepanjang tahun dari Beijing untuk mendukung pemulihan ekonomi yang lamban.

Tak hanya itu, Korea Selatan melaporkan kenaikan ekspor sebesar 5,1 persen dari tahun sebelumnya ke level tertinggi dalam 17 bulan sebesar USD57,6 miliar pada Desember 2023.

Meski demikian, angka ini masih di bawah ekspektasi pasar sebesar 6,6 persen, melambat dari kenaikan 7,7 persen yang direvisi turun pada bulan sebelumnya, Ini adalah peningkatan ekspor selama tiga bulan berturut-turut, di tengah peningkatan ekspor semikonduktor negeri Gingseng tersebut.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 Jepang mengalami kenaikan impresif mencapai 28 persen sepanjang 2023. Ini menjadi penutupan indeks Nikkei 225 tertinggi akhir tahun tertinggi sejak 1989. Kinerja Nikkei 225 moncer didukung oleh pemulihan ekonomi dari pandemi virus Corona dan solidnya pendapatan perusahaan yang didukung oleh pelemahan yen. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.