Note

Rupiah Diramal Menguat di Awal Tahun, Bergerak di Kisaran Rp15.350-Rp15.420

· Views 26
ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

JAKARTA, iNews.id - Memasuki tahun 2024, mata uang rupiah diproyeksi akan menguat namun tetap fluktuatif. Nilai tukar rupiah pada awal tahun diprediksi bergerak di rentang Rp15.350 hingga Rp15.420 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, menguatnya rupiah didukung oleh sentimen internal Indonesia yang akan menyelenggarakan pemilihan Presiden.

"Untuk tahun 2024, range untuk rupiah kemungkinan besar di Rp14.900 sampai Rp16.000. Bisa ke Rp14.900 kemungkinan besar terjadi di kuartal II atau pertengahan karena masih pemerintahan Jokowi akan terfokus ke infrastruktur," kata Ibrahim.

Dalam penutupan pasar jelang tahun baru, mata uang rupiah ditutup menguat 18 poin ke level Rp15.399 dari level sebelumnya di Rp15.417.

Menurut Ibrahim, saat ini investor terutama sektor riil sedang wait and see dan menunggu siapa presiden yang bakal terpilih serta menunggu kebijakan apa yang akan dikeluarkan.

"Namun, jika Pilpres berjalan dua putaran maka investor akan mengambil sikap wait and see hingga Juni 2024. Oleh karena itu, pemilu tahun 2024, ekonomi Indonesia  belum tentu lebih baik dari tahun 2023 karena adanya Pilpres," ujar Ibrahim.

Kemudian, tahun politik 2024 harus dicermati dengan baik. Apalagi sejumlah negara di dunia juga akan  menyelenggarakan pemilu, termasuk India, Taiwan, Korea Selatan, dan Amerika serikat. Pemilu India bakal berpengaruh terhadap dinamika politik di Asia, mengingat populasi negara tersebut yang sangat besar.

Selain itu jika ada pergantian kepemimpinan dari Partai Demokrat ke Partai Republik di Amerika Serikat (AS), kebijakan politik dunia juga bisa berubah.

Dari sisi sentimen global, reli dolar AS yang didukung oleh kinerja ekonomi AS yang luar biasa, dengan tingkat pertumbuhan tahunan kuartal-ke-kuartal yang mengesankan sebesar 4,9 persen di kuartal III.

Memasuki tahun 2024, ekonomi global yang melambat, berkurangnya tekanan inflasi, dan melemahnya pasar tenaga kerja akan membuka pintu bagi penurunan suku bunga bank sentral global, dimana Federal Reserve (Fed) dan Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan melakukan penurunan suku bunga.

Namun, perbedaan ekonomi antara AS dan Eropa menunjukkan potensi sikap ECB yang lebih agresif. Meskipun para pedagang memperkirakan akan ada tiga kali penurunan suku bunga dari kedua bank sentral pada paruh pertama tahun ini, kondisi ekonomi yang kontras memberikan gambaran yang berbeda.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.