Note

Saham Konglomerat Terboncos sepanjang 2023, Ada Emiten CT hingga Bakrie

· Views 42
Saham Konglomerat Terboncos sepanjang 2023, Ada Emiten CT hingga Bakrie
Saham Konglomerat Terboncos sepanjang 2023, Ada Emiten CT hingga Bakrie. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Pasar modal Indonesia sepanjang 2023 diwarnai oleh moncernya kinerja sejumlah emiten. Namun, tak sedikit pula emiten yang mencatatkan kinerja buruk, termasuk di antaranya emiten yang dimiliki oleh para taipan RI.

Di tengah rekor jumlah emiten yang mencapai lebih dari 900 emiten sepanjang tahun ini, beberapa emiten di antaranya dikuasai oleh konglomerasi Tanah Air. Sebut saja nama Prajogo Pangestu yang tahun ini muncul sebagai bintangnya pasar modal RI.

Baca Juga:
Saham Konglomerat Terboncos sepanjang 2023, Ada Emiten CT hingga Bakrie Saham Konglomerat Tercuan di 2023, Dipimpin Duet Maut CUAN-AMMN

Ada juga kinerja saham sejumlah konglomerasi bisnis yang masih tertekan sepanjang tahun ini seperti milik Grup Bakrie, Grup Djarum, Grup Sinar Mas, Grup Salim, dan lainnya. Emiten-emiten tersebut memiliki fokus bisnis yang beragam, mulai dari pertambangan batu bara, perbankan, kesehatan, properti, konsumer, sampai otomotif.

Berikut rangkuman sejumlah emiten para taipan yang sahamnya berkinerja terpuruk sepanjang tahun ini berdasarkan data yang dihimpun Tim Riset IDX Channel per 28 Desember 2023.

Baca Juga:
Saham Konglomerat Terboncos sepanjang 2023, Ada Emiten CT hingga Bakrie Lima Konglomerat Industri Telekomunikasi dan Data Center, Siapa Paling Tajir?

GIAA-Grup CT Corp

Kinerja saham paling boncos adalah emiten penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Diketahui konglomerasi CT Corp milik salah satu taipan Chairul Tanjung menjadi salah satu pemilik terbesar saham GIAA saat ini.

Baca Juga:
Saham Konglomerat Terboncos sepanjang 2023, Ada Emiten CT hingga Bakrie 4 Konglomerat yang Punya Saham Startup Selain Boy Thohir, Ada Siapa Saja?

Diketahui CT Corp menggenggam kepemilikan saham GIAA lewat Chairul Tanjung yang tercatat 0,0022 persen atau setara 2.014.126 lembar saham. Tak hanya itu, kepemilikan CT terhadap saham GIAA, sapaan akrabnya, juga melalui PT Trans Airways yang merupakan anak usaha CT Corp. PT Trans Airways diketahui menggenggam 7,99 persen saham GIAA dengan total 7.316.798.262 lembar saham.

Saham GIAA telah jeblok 66,18 persen sepanjang tahun ini hingga 28 Desember 2023.

GIAA juga mencatat rugi bersih sebesar USD72,07 juta atau setara Rp1,15 triliun (kurs Rp 15.493). Kerugian tersebut berbalik dari laba bersih senilai USD3,7 miliar. Kerugian ini disebabkan beban usaha yang melonjak 7,14 persen secara tahunan (yoy) menjadi USD1,99 miliar. Meski demikian, jumlah kerugian tersebut berkurang dibandingkan dengan kuartal I-2023, di mana GIAA merugi USD110,03 juta.

GIAA juga sempat digugat oleh krediturnya Greylag Goose Leasing 1410 Designated Activity Company dan Greylag Goose Leasing 1446 Designated Activity Company.GIAA juga akhirya gagal melakukan merger dengan maskapai penerbangan lainnya, yakni Citilink dan Pelita Air setelah sebelumnya kabar ini nampak meyakinkan.

LPPF-Grup Lippo

Saham konsumer milik Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) juga menjadi salah satu saham berkinerja boncos sepanjang tahun ini.

Hingga tutup kuartal III-2023, kinerja keuangan LPPF juga masih lesu karena laba bersih yang signifikan. Merujuk laporan keuangan per 30 September 2023, pendapatan bersih LPPF hanya naik 0,31 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 4,98 triliun dari Rp 4,96 triliun.

Laba operasi Matahari Department Store juga mengalami penurunan 30,14 persen dibanding per September 2022 menjadi Rp 1,02 triliun hingga akhir kuartal III-2023. Sehingga laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga menyusut 40,18 persen yoy menjadi Rp630,51 miliar.

SONA-Grup Mayapada

Saham milik konglomerasi Grup Mayapada, PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) juga tertekan sepanjang tahun ini. Saham SONA merosot 50,45 persen secara ytd.

Kabar teranyar, SONA berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:2. Perseroan saat ini memiliki 331.200.000 lembar saham beredar dengan nilai nominal Rp250 per saham. Setelah stock split, jumlah saham perseroan menjadi 662.400.000 lembar dengan nilai nominal menjadi Rp 125 per lembar. (Lihat tabel di bawah ini.)

Saham Konglomerat Terboncos sepanjang 2023, Ada Emiten CT hingga Bakrie

INDY-Grup Indika

Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) milik Arsjad Rasyid menjadi salah satu saham dengan kinerja buruk sepanjang 2023. Saham INDY terkontraksi 47,07 persen sepanjang 2023 (ytd).

INDY membukukan penurunan kinerja dengan laba bersih turun menjadi USD93,8 juta hingga 9 bulan 2023. INDY membukukan pendapatan senilai USD2,29 miliar pada kuartal yang sama. Pendapatan ini turun 26,64 persen dibandingkan periode yang sama 2022 sebesar USD3,13 miliar. Laba bersih INDY ikut terjun 72,27 persen dari sebelumnya USD338,3 juta menjadi USD93,8 juta.

Halaman : 1 2

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.