Note

Dibayangi Covid-19, Saham Kesehatan PYFA, IRRA, hingga KAEF Melesat Lagi

· Views 39
Dibayangi Covid-19, Saham Kesehatan PYFA, IRRA, hingga KAEF Melesat Lagi
Dibayangi Covid-19, Saham Kesehatan PYFA, IRRA, hingga KAEF Melesat Lagi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Saham emiten kesehatan, termasuk farmasi dan rumah sakit (RS), kembali melompat pada lanjutan sesi I Rabu (27/12/2023), seiring investor mengantisipasi tren kenaikan kabar infeksi Covid-19 varian anyar di Tanah Air akhir-akhir ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), per pukul 10.26 WIB, saham farmasi PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) melonjak 13,82 persen ke Rp1.235 per saham. Dalam sebulan, saham PYFA sudah terbang 58,33 persen.

Baca Juga:
Dibayangi Covid-19, Saham Kesehatan PYFA, IRRA, hingga KAEF Melesat Lagi Suspensi Dicabut, Saham Chandra Asri (TPIA) Dibuka Menguat  

Saham emiten peralatan dan perlengkapan medis PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) ikut terangkat dengan naik 12,03 persen. Saham IRRA sukses melejit 86,71 persen dalam sebulan.

Saham emiten produsen masker medis dan alat kesehatan PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) juga menguat 7,89 persen.

Baca Juga:
Dibayangi Covid-19, Saham Kesehatan PYFA, IRRA, hingga KAEF Melesat Lagi Harga Tak Wajar, Saham Astrindo (BIPI) Masuk Radar UMA BEI

Lebih lanjut, saham emiten farmasi BUMN PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menghijau 5,90 persen.

Dengan ini, dalam sepekan, saham KAEF terbang naik 27,67 persen persen dan dalam sebulan meroket 120,41 persen.

Baca Juga:
Dibayangi Covid-19, Saham Kesehatan PYFA, IRRA, hingga KAEF Melesat Lagi Hari Ini, BEI Buka Suspensi Saham SOTS dan Waran Seri I SOTS-W 

Saham anak usaha KAEF PT Phapros Tbk (PEHA) turut melompat 4,38 persen.

Saham INAF dan KBLF juga naik 3,12 persen dan 1,58 persen.

Kendati tidak setinggi saham farmasi dan alat kesehatan di atas, saham-saham pengelola RS dan laboratorium pun menghijau. Saham RSCH naik 2,40 persen, SRAJ 1,89 persen, SILO 1,42 persen, CARE 1,29 persen, SAME 1,26 persen.

Sementara, indeks sektor kesehatan (IDXHEALTH) tumbuh 0,26 persen secara harian.

Kasus Covid-19 Varian JN.1

Lonjakan kasus Covid-19 dengan varian JN.1 terjadi di Singapura dan China, dan kini Indonesia. Kedua negara itu mengalami kenaikan angka kasus baru Covid-19 baru varian JN.1 selama bulan ini.

Angka kasus Covid-19 yang kembali tinggi di beberapa negara tentu saja mengkhawatirkan. Apalagi kini varian baru JN.1 sudah masuk Indonesia dan terdeteksi empat orang terinfeksi varian ini.

Tren kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 terdeteksi sejak awal Desember dan semakin tampak pada pertengahan bulan ini. Saat ini, kasus konfirmasi sudah mulai melandai di bandingkan medio Desember. (Lihat tabel di bawah ini.)

Dibayangi Covid-19, Saham Kesehatan PYFA, IRRA, hingga KAEF Melesat LagiSumber: infeksiemerging.kemkes.go.id

Per Selasa (26/12), kasus konfirmasi Covid-19 harian di RI tercatat 190, kasus sembuh harian 125, kasus meninggal 3, dan total kasus aktif 2.677.

Lantas apa penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 ini?

"Perubahan cuaca, orang banyak sakit flu," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakut Menular Kementerian Kesehatan RI, dr Imran Pambudi MPHM, Selasa (19/12/2023).

Imran mengatakan Covid-19 varian JN.1 ini  masih dalan turunan omicron, sehingga gejalanya fatalitasnya rendah. Hal itu juga membuat gejala dari penderita tidak terlalu parah

"Tapi karena sudah sangat ringan variasi gejalanya jadi nggak ada keinginan buat periksa," kata dia.

Lebih lanjut, Imran mengatakan meskipun sudah ada varian baru, hingga saat ini belum ada kewajiban bagi masyarakat untuk melalukan tes Covid-19.

"Kasus yang ditemui di Bali itu pasien ketahuan Covid-19 karena mau melakukan tindakan medis," tuturnya.

Meski demikian masyarakat diimbau untuk terus beradaptasi dengan adanya Covid-19 ini. Imran melihat strainnya masih biasa saja karena masih dalam turunan omicron.

"Tapi harus tetap dijaga dan dipantau, begitu ada strain baru kita lakukan kewaspadaan," pungkasnya. 

Sementara, Mantan Direktur WHO, Profesor Tjandra Yoga Aditama menyarakan masyarakat untuk kembali memberlakukan penggunaan masker di sejumlah tempat keramaian.

“Pemerintah Singapura amat menganjurkan penggunaan masker di tempat kerumunan, apalagi kalau di dalam ruangan dan kalau mengunjungi kelompok rentan,” kata Prof Tjandra, dikutip dalam keterangan tertulis, dikutip dari Okezone, Senin (25/12).

Menurutnya, dengan pengetatan yang dilakukan, maka hal ini bisa membantu menurunkan angka Covid-19 yang terjadi. Selain itu, upaya tersebut juga tetap harus dibantu dengan vaksinasi Covid-19.

Profesor Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, varian yang saat ini beredar di Singapura secara rinci menyebutkan bahwa lebih dari 60 Persen penduduk Singapura disebabkan oleh virus Covid-19 jenis JN.1 yang merupakan bagian dari varian BA.2.86.

Seiring dengan itu, pemerintah Singapura menyatakan, sampai akhir November 2023 maka lebih dari 70 Persen kasus Covid-19 disebabkan oleh varian EG.5 dengan sub lineage HK.3. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.