Note

Aksi The Fed yang Bikin Investor Was-Was Sepanjang 2023

· Views 71
Aksi The Fed yang Bikin Investor Was-Was Sepanjang 2023
Aksi The Fed yang Bikin Investor Was-Was Sepanjang 2023

IDXChannel - Aksi bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (the Fed) sepanjang 2023 yang hawkish menaikkan suku bunga menjadi sorotan pasar global. 

Kondisi ini tak mengherankan karena posisi the Fed sebagai salah satu bank sentral berpengaruh di dunia dan merupakan trendsetter kebijakan moneter global.

Baca Juga:
Aksi The Fed yang Bikin Investor Was-Was Sepanjang 2023 Kilas Ekonomi-Politik Dunia 2023: Sikap The Fed, Krisis Perbankan AS, hingga Perang Israel-Palestina

Dalam pertemuan terakhirnya di tahun ini pada Rabu (13/12/2023), the Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya tidak berubah sebesar 5,5 persen.

Statista mencatat, sikap the Fed sepanjang tahun ini menggambarkan siklus pengetatan paling agresif dalam beberapa dekade.

Baca Juga:
Aksi The Fed yang Bikin Investor Was-Was Sepanjang 2023 The Fed Diramal Pangkas Suku Bunga di 2024, Angin Segar bagi Industri Konstruksi

Dengan suku bunga yang rendah secara historis setelah pandemi, the Fed telah mengambil tindakan yang sangat agresif untuk mengendalikan inflasi selama dua tahun terakhir. 

Antara Maret 2022 dan Juli 2023, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menaikkan suku bunga target dana federal sebesar 525 basis poin dan menjadikan siklus pengetatan ini menjadi yang tercepat dalam empat dekade. 

Baca Juga:
Aksi The Fed yang Bikin Investor Was-Was Sepanjang 2023 Mengupas Peluang The Fed Pangkas Suku Bunga dan Ancaman Resesi Ekonomi 2024

Sepanjang 2023 saja, the Fed sudah menaikkan suku bunga hingga 150 basis points (Bps). (Lihat tabel di bawah ini.)

Aksi The Fed yang Bikin Investor Was-Was Sepanjang 2023

Jika dibandingkan, antara 2004 dan 2006, the Fed menaikkan suku bunga kebijakannya sebanyak 425 basis poin, namun selain itu, tidak ada siklus pengetatan lainnya dalam 40 tahun terakhir yang mampu mendekati siklus saat ini dalam hal cakupan dan kecepatan. 

Pascapertemuan Desember 2023, pemangkasan suku bunga the Fed diproyeksi mulai dilakukan pada Maret 2024 sebesar 25 bps hingga September 2024 dengan total 125 bps dan hingga Desember 2024 sebesar 150 bps hingga menjadi 3,75-4 persen.

Efek Tular Kebijakan Higher for Longer the Fed

Meningkatnya inflasi membuat bank sentral terus menaikkan suku bunga yang lebih tinggi sepanjang 2023. Kondisi ini menimbulkan sejumlah dampak ekonomi. 

Dampak dari kebijakan the Fed, bank-bank sentral di dunia juga ikut melakukan serangkaian kenaikan suku bunga paling tajam dalam beberapa dekade terakhir selama dua tahun. 

Hal itu dilakukan sebagai upaya mereka untuk mengendalikan inflasi yang memanas di beberapa negara ekonomi utama dunia. 

Para pembuat kebijakan telah menaikkan suku bunga rata-rata sekitar 400 basis poin di negara-negara maju sejak akhir 2021, dan sekitar 650 basis poin di negara-negara berkembang.

Sebagian besar negara menerima pengetatan kebijakan agresif ini, dan menunjukkan ketahanan selama setahun terakhir, namun inflasi inti masih tetap tinggi di beberapa negara, terutama AS sendiri dan sebagian Eropa. 

Oleh karena itu, beberapa bank sentral besar selain the Fed mungkin perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama. Seperti keputusan ECB dan Bank of England beberapa waktu terakhir yang menyatakan masih akan mengetatkan suku bunga untuk waktu yang lebih lama. 

Dalam kondisi ini, risiko terhadap perekonomian dunia masih cenderung mengarah ke sisi negatif.

Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed

1. Biaya Pinjaman Meningkat

Ketika suku bunga meningkat, otomatis akan membuat biaya pinjaman akan menjadi lebih mahal. Hal ini membuat pembelian barang dan jasa tertentu, seperti rumah dan mobil, menjadi lebih mahal. 

Hal ini pada gilirannya menyebabkan konsumen mengeluarkan uang lebih sedikit, sehingga mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa. 

Jika permintaan terhadap barang dan jasa menurun, dunia usaha mengurangi produksi, memberhentikan pekerja, dan meningkatkan pengangguran. Secara keseluruhan, kenaikan suku bunga akan berdampak pada melambatnya perekonomian. 

Kenaikan suku bunga the Fed akan segera memicu lonjakan suku bunga utama, yang disebut oleh the Fed sebagai Suku Bunga Pinjaman Utama Bank. Suku bunga utama mewakili suku bunga kredit yang diberikan bank kepada nasabahnya yang paling layak mendapatkan kredit.

2. Obligasi tertekan

Suku bunga yang lebih rendah berdampak langsung pada pasar obligasi karena imbal hasil obligasi pemerintah AS hingga obligasi korporasi cenderung turun, sehingga kurang menarik bagi investor baru. 

Harga obligasi bergerak berbanding terbalik dengan suku bunga, sehingga ketika suku bunga turun maka harga obligasi naik.

Demikian pula, kenaikan suku bunga akan menurunkan harga obligasi, sehingga berdampak negatif pada investor berpendapatan tetap. Ketika suku bunga naik, masyarakat juga cenderung tidak meminjam atau membiayai kembali utang mereka karena biayanya lebih mahal.

3. Pasar saham tertekan

Kenaikan suku bunga cenderung berdampak positif bagi sektor keuangan. Saham-saham bank cenderung berkinerja baik pada saat kenaikan suku bunga meningkat.

Meskipun hubungan antara suku bunga dan pasar saham tidak langsung, keduanya cenderung bergerak berlawanan arah. Sebagai pedoman umum, ketika the Fed menurunkan suku bunga, hal ini menyebabkan pasar saham naik dan ketika the Fed menaikkan suku bunga, akan menyebabkan pasar saham secara keseluruhan turun. 

Namun tidak ada jaminan bagaimana pasar akan bereaksi terhadap setiap perubahan suku bunga yang dipilih oleh the Fed.

4. Utang nasional AS meningkat

Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya pinjaman bagi pemerintah AS dan memicu peningkatan utang nasional dan meningkatkan defisit anggaran. 

Menurut Komite Anggaran Federal, perkiraan total defisit anggaran dari 2022 hingga 2031 akan mencapai USD12,7 triliun. Menaikkan suku bunga hanya setengah poin persentase akan meningkatkan defisit sebesar USD1 triliun.

Persentase utang nasional terhadap PDB diperkirakan mencapai 107,5 persen pada 2031. Jika tingkat utang negara lebih tinggi 50 basis poin, maka angka ini akan meningkat menjadi 110,6 persen terhadap PDB.

5. Keuntungan bisnis menurun

Ketika suku bunga naik, hal ini biasanya merupakan kabar baik bagi sektor perbankan karena mereka dapat memperoleh lebih banyak uang dari dolar yang mereka pinjamkan. Namun bagi sektor bisnis global lainnya, kenaikan suku bunga berdampak pada profitabilitas.

Hal ini karena biaya modal yang dibutuhkan untuk melakukan ekspansi semakin tinggi. Hal tersebut bisa menjadi berita buruk bagi pasar yang saat ini berada dalam resesi pendapatan. 

Menurunkan suku bunga seharusnya dapat meningkatkan keuntungan banyak perusahaan karena mereka dapat memperoleh modal dengan pembiayaan yang lebih murah dan melakukan investasi dalam operasi mereka dengan biaya yang lebih rendah.

6. Tarif cicilan dan penjualan rumah turun

Tanda kenaikan suku bunga dapat membuat peminjam rumah bergegas untuk mencapai kesepakatan suku bunga pinjaman tetap untuk rumah baru. 

Namun tingkat suku bunga hipotek secara tradisional lebih berfluktuasi seiring dengan imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun dalam negeri, yang sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. 

Oleh karena itu, jika suku bunga turun maka suku bunga KPR juga akan turun. Suku bunga hipotek yang lebih rendah berarti membeli rumah menjadi lebih murah.

Suku bunga yang lebih tinggi dan inflasi yang lebih tinggi biasanya juga mengurangi permintaan di sektor perumahan. 

7. Belanja konsumen melemah

Kenaikan biaya pinjaman biasanya membebani belanja konsumen. Ini karena suku bunga kartu kredit yang lebih tinggi maupun suku bunga tabungan yang lebih tinggi. 

Ketika suku bunga turun, konsumen dapat membeli secara kredit dengan biaya lebih rendah.

Menanti Ekonomi ‘Soft Landing’ dan Pemangkasan Suku Bunga

Pasca 21 bulan setelah the Fed memulai siklus pengetatan moneter yang paling agresif dalam beberapa dekade terakhir, tampaknya semakin besar kemungkinan bahwa kini akan terjadi soft landing

Dalam istilah ekonomi, soft landing artinya menurunkan inflasi tanpa menyebabkan resesi dan menyebabkan peningkatan pengangguran yang signifikan.

Dengan inflasi CPI yang turun menjadi 3,1 persen pada November 2023, tingkat pengangguran masih berada di bawah 4 persen, dan PDB AS berada di jalur pertumbuhan 2,5 persen tahun ini, maka 'soft landing' sering disebut-sebut sudah di depan mata. 

Meskipun Ketua Fed Jerome Powell menolak untuk menyatakan hal tersebut. Masih ada nada optimisme yang hati-hati dalam konferensi pers Powell setelah pertemuan FOMC terbaru pada Rabu. 

Setelah menghindari pertanyaan tentang kemungkinan berakhirnya kenaikan suku bunga setelah pertemuan terakhir pada awal November, ia kini mengatakan bahwa “Suku bunga kebijakan kemungkinan besar berada pada atau mendekati puncaknya untuk siklus pengetatan ini.”

Saat ini, pengetatan lebih lanjut nampaknya semakin tidak mungkin terjadi karena penurunan suku bunga dipandang sebagai skenario yang lebih mungkin terjadi pada 2024.

Menurut Ringkasan Proyeksi Ekonomi FOMC, proyeksi median untuk tingkat suku bunga dana federal yang sesuai pada akhir 2024 sekarang adalah 4,6 persen, yang berarti bahwa anggota Komite Pasar Terbuka Federal saat ini memperkirakan tiga kali penurunan suku bunga sebesar 0,25 poin persentase untuk tahun depan, diikuti dengan pemotongan lebih lanjut sepanjang tahun 2025 dan 2026. 


(RNA)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.