Saham Farmasi-RS Kena Profit Taking, PEHA-KAEF Anjlok Belasan Persen
IDXChannel – Saham emiten kesehatan, termasuk farmasi dan rumah sakit (RS), kompak anjlok hingga penutupan sesi I, Kamis (21/12/223), seiring investor melakukan aksi ambil cuan (profit taking). Saham tersebut sempat melesat di tengah pasar merespons kabar lonjakan infeksi Covid-19 varian anyar di Tanah Air.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham emiten farmasi BUMN PT Kimia Farma Tbk (KAEF) ambles 11,68 persen ke Rp1.475 per saham. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp60 miliar dan volume perdagangan 39 juta saham.
Kendati turun tajam, dalam sepekan, saham KAEF sukses terbang 52,06 persen dan dalam sebulan melonjak 107,75 persen.
Saham anak usaha KAEF PT Phapros Tbk (PEHA) juga turun tajam, yakni minus 15,88 persen ke Rp715 per saham. Saham PEHA masih melejit 24,35 persen dalam sepekan dan mendaki 28,83 persen dalam sebulan.
Saham emiten peralatan dan perlengkapan medis PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) ikut terkena tekanan jual, turun 9,77 persen. Saham IRRA sukses membukukan keuntungan 45,37 persen hanya dalam seminggu dan 65,61 persen dalam sebulan.
Kabar terbaru, saham IRRA masuk dalam radar pantauan Bursa Efek Indonesia (BEI) akibat peningkatan harga saham diluar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA).
"Dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham IRRA yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity)," tulis surat yang ditandatangani Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Yulianto Aji Sadono dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A., dikutip IDXChannel, Kamis (21/12).
Selain hanya tiga nama di atas, saham INAF dan PYFA juga merosot 7,52 persen dan 4,37 persen. Saham OMED juga turun 1,90 persen, SIDO 1,83 persen, KLBF 0,93 persen, DVLA 0,89 persen, dan MERK 0,24 persen.
Saham-saham pengelola RS dan laboratorium turut longsor ke zona merah. Saham CARE terjungkal 9,55 persen, PRIM minus 6,06 persen, SRAJ 1,90 persen, SILO 1,86 persen, HEAL 1,69 persen, SAME 1,23 persen, DGNS 0,72 persen, BMHS 0,59 persen, dan PRDA 0,46 persen.
Kasus Covid-19 Varian JN.1
Lonjakan kasus Covid-19 dengan varian JN.1 terjadi di Singapura dan China, dan kini Indonesia. Kedua negara itu mengalami kenaikan angka kasus baru Covid-19 baru varian JN.1.
Di China, pada awal November dari kasus Covid-19 yang mulanya 4 persen menjadi sekitar 30 persen pada awal Desember. Pada 10 Desember, varian tersebut telah terdeteksi di setidaknya 40 negara di seluruh dunia.
Sementara itu di Singapura, menurut data dari Kementerian Kesehatan negara tersebut jumlah perkiraan infeksi Covid-19 meningkat dua kali lipat menjadi 22.094 pada 19-25 November, dibandingkan dengan 10.726 pada minggu sebelumnya.
Angka kasus Covid-19 yang kembali tinggi di beberapa negara tentu saja mengkhawatirkan. Apalagi kini varian baru JN.1 sudah masuk Indonesia dan terdeteksi empat orang terinfeksi varian ini.
Tren kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 terdeteksi sejak awal Desember dan semakin tampak pada pertengahan bulan ini.
Per Rabu (20/12), kasus konfirmasi Covid-19 harian tercatat 486, kasus sembuh harian 144, kasus meninggal 4, dan total kasus aktif 2.886. (Lihat tabel di bawah ini.)
Sumber: infeksiemerging.kemkes.go.id
Kata Epidemiolog
Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) sekaligus Epidemiolog, Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati.
Tri menilai, diperlukan upaya pencegahan agar tak terjadi lonjakan kasus Covid-19 saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Protokol kesehatan adalah kunci dalam pencegahan Covid-19. Dengan melakukan protokol kesehatan yang tidak setengah-setengah, artinya dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka upaya pencegahan Covid-19 dapat berjalan dengan efektif. Walaupun tidak 100 persen, tetapi protokol kesehatan tersebut dapat menghindari peningkatan kasus Covid-19 dengan baik,” kata Miko dalam keterangannya dikutip, Kamis (21/12/2023).
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.