Harga Emas Menguat Tersengat Optimisme Penurunan Suku Bunga di 2024

IDXChannel - Harga emas kembali mendekati level tertinggi dalam lebih dari dua minggu seiring proyeksi pasar terkait penurunan suku bunga di 2024.

Harga emas bertahan di level USD2.040 per troy ons pada perdagangan Rabu (20/12/2023).

Baca Juga:

Saham Emiten Emas dan Nikel Unjuk Gigi, MDKA Terbang 13 Persen

Menurut data Trading View, harga emas, XAU/USD, mencatat kenaikan sejak awal tahun hingga saat ini (year to date/ytd) sekitar 12 persen dan kenaikan bulanan mencapai 3 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:

Hartadinata (HRTA) Ekspor 500 Kg Emas ke India, Total Senilai Rp465 Miliar

Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan, pada Selasa (19/12), saat ini tidak ada urgensi bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga AS mengingat kuatnya perekonomian Amerika Serikat.

Namun, pasar memperkirakan kemungkinan 75 persen pemotongan pertama suku bunga The Fed akan terjadi pada Maret 2024. Investor sekarang menantikan indeks harga PCE inti yang merupakan indikator kesukaan The Fed yang akan dirilis akhir pekan ini untuk panduan lebih lanjut.

Baca Juga:

ANTM Digugat Pailit Karena Emas, Faisal Basri: Tidak Masuk Akal

Di sisi lain, Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat longgar dan menahan diri untuk tidak memberikan komentar apa pun mengenai kemungkinan perubahan pada tahun depan.

Bank Sentral China (PBOC) juga mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya tidak berubah meskipun ada tekanan untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut di tengah goyahnya pemulihan ekonomi.

Pada awal perdagangan minggu ini, harga emas XAU/USD naik ke level resistensi USD2,033 per troy ons meskipun dolar AS menguat dan imbal hasil Treasury AS meningkat. Secara umum, harga logam kuning diperkirakan akan mendapatkan kembali momentumnya setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor level USD2,152.30 per troy ons.

Harga emas juga mendapatkan keuntungan dari ketegangan geopolitik minggu ini dan karena pasar secara luas akan relatif melandai menjelang data ekonomi AS.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi Treasury AS turun setelah pengumuman The Fed, sementara indeks saham juga menguat. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun hari ini mencapai 3,89 persen.

Belakangan, imbal hasil obligasi bertenor dua tahun ditetapkan pada 4,455 persen, sedangkan imbal hasil obligasi bertenor 30 tahun naik 4,6 basis poin menjadi 4,07 persen.

Biasanya, pasar emas sensitif terhadap fluktuasi suku bunga karena hal ini mempengaruhi opportunity cost bagi investor untuk memiliki emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Faktor lain yang mempengaruhi emas adalah melemahnya Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur dolar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya. Indeks dolar relatif tidak berubah di sekitar 102,50 yang tertekan imbas keputusan The Fed.

Pelemahan dolar AS juga bermanfaat bagi komoditas yang dihargai dalam dolar karena membuat investor asing lebih sedikit mengeluarkan uang. Dalam waktu dekat, data ekonomi AS selain ukuran inflasi pilihan The Fed (PCE) ada pula estimasi akhir PDB kuartal ketiga, dan data perumahan yang akan dipublikasikan minggu ini. (ADF)