Note

Harga Kembali Bertenaga, Outlook 2024 Cerah untuk Minyak Sawit

· Views 53
Harga Kembali Bertenaga, Outlook 2024 Cerah untuk Minyak Sawit
Harga Kembali Bertenaga, Outlook 2024 Cerah untuk Minyak Sawit. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Minyak sawit berjangka Malaysia alias crude palm oil (CPO) kembali bertenaga pada perdagangan Senin (18/12/2023).

Harga CPO terdorong peningkatan impor India yang melonjak hampir 23 persen pada November dibandingkan dengan Oktober. Ini menjadi level tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Baca Juga:
Harga Kembali Bertenaga, Outlook 2024 Cerah untuk Minyak Sawit Harga Komoditas Kompak Naik, CPO Ditetapkan USD795,14 per Metrik Ton

Mengutip Bursa Malaysia, harga minyak sawit kini berada di kisaran MYR3.745 per ton, angka ini menguat 1,43 persen dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (15/12). (Lihat grafik di bawah ini.)

 Harga Kembali Bertenaga, Outlook 2024 Cerah untuk Minyak Sawit

Baca Juga:
Harga Kembali Bertenaga, Outlook 2024 Cerah untuk Minyak Sawit Pefindo Turunkan Peringkat Jadi idA- Imbas Penjualan AS Lemah, Saham WOOD Downtrend

Meski demikian, harga CPO masih tertekan 2,43 persen secara year on year (yoy) dan tertekan 4,04 persen secara bulanan berdasarkan data Trading Economics.

Dilansir dari Reuters, pada Jumat (15/12), Solvent Extractors's Association of India (SEA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para penyuling di negara tersebut lebih memilih minyak sawit daripada minyak kedelai dan minyak bunga matahari karena selisih harga yang cukup besar.

Baca Juga:
Harga Kembali Bertenaga, Outlook 2024 Cerah untuk Minyak Sawit Update Negosiasi Divestasi Harga Saham Vale (INCO), Erick Thohir: Sampai Dapat yang Kita Mau

Pembelian yang lebih tinggi oleh negara importir minyak nabati terbesar di dunia ini dapat membantu menurunkan stok minyak kelapa sawit di negara-negara produsen utama, Indonesia dan Malaysia, dan mendukung harga minyak kelapa sawit berjangka.

Sebelumnya, pengiriman produk minyak sawit Malaysia pada 1 - 25 November dilaporkan naik 7,2 persen menjadi 1,15 juta ton dari 1,08 juta ton yang dikirim pada 1 - 25 Oktober, menurut AmSpec Agri Malaysia.

Namun, Bank Dunia memproyeksikan bahwa produksi minyak sawit pada tahun 2023-2024 hanya akan meningkat sebesar 0,2 juta ton, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 2,5 juta ton dalam sepuluh musim terakhir.

Tren Harga CPO 2024

Menurut analisis Malaysian Rating Corp Bhd (MARC), pasar minyak sawit diperkirakan akan menunjukkan tren harga yang sedikit positif pada 2024.  Harga sawit diperkirakan berkisar antara MYR3.700 dan MYR4.100 per ton, seiring pulihnya tekanan jual besar seperti yang terjadi pada minyak bunga matahari selama beberapa bulan terakhir.

MARC juga menyampaikan tren produksi musiman, kondisi iklim yang lebih panas, dan peningkatan permintaan biofuel diperkirakan akan memberikan tekanan pada harga minyak sawit.

“Harga minyak nabati berfluktuasi selama beberapa tahun terakhir, didorong oleh berbagai faktor, termasuk pembatasan ekspor, kekurangan tenaga kerja, dan konflik Rusia-Ukraina, yang mengakibatkan berkurangnya pasokan minyak nabati,”tulis MARC.

Pada 2022, konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina menyebabkan kekurangan pasokan minyak bunga matahari global dan sempat menyebabkan harga minyak sawit mencapai rekor tertinggi.

Perusahaan pemeringkat lokal menjelaskan bahwa pada Juli 2022, pembentukan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative), yang memungkinkan Ukraina mengekspor minyak bunga matahari melalui wilayah Laut Hitam, telah menghasilkan pasokan minyak bunga matahari global yang stabil.

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Agustus 2023, ekspor minyak bunga matahari Ukraina meningkat sebesar 27,3 persen menjadi 5,7 juta ton.

Karena panen benih yang melimpah, ekspor minyak bunga matahari Rusia juga meningkat sebesar 28,6 persen menjadi 4,1 juta ton. Hal ini menyebabkan harga turun hingga di bawah harga minyak kedelai, dan Eropa mengalami diskon dibandingkan harga minyak sawit.

Minyak bunga matahari biasanya diperdagangkan di atas minyak kedelai, diikuti oleh minyak sawit.

“Minyak kedelai, yang merupakan bahan utama pengganti minyak sawit dan penentu harga minyak sawit, juga terkena dampak kondisi cuaca El Niño. Dalam jangka pendek, kendala pasokan diperkirakan akan menaikkan harga minyak sawit. Biasanya, produksi minyak sawit menurun setelah mencapai puncaknya pada bulan September atau Oktober, dengan produksi terendah pada kuartal pertama tahun ini,” kata MARC.

Menurut analisis MARC, tren penurunan produksi musiman ini akan mengurangi persediaan minyak sawit, dan memberikan tekanan pada harga, terutama pada kuartal pertama tahun 2024.

Dengan kondisi El Niño yang sedang berlangsung, dampak musiman dan perbedaan harga, harga minyak sawit mentah diperkirakan akan mengalami sedikit peningkatan dalam waktu dekat.

Di sisi lain, risiko penurunan estimasi ini mencakup permintaan yang lebih rendah dari India dan China, pelonggaran pembatasan ekspor Indonesia, kondisi cuaca yang mendukung, dan produksi minyak nabati yang lebih tinggi dari perkiraan. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.