ANALIS MARKET (19/12/2023) : IHSG Diperkirakan Cenderung Tertekan

Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (18/12), IHSG ditutup melemah 71,46 poin (-0,99%) ke level 7.119,53. IHSG melemah sejalan dengan mayoritas bursa regional disebabkan oleh aksi profit taking pelaku pasar.

Dari sisi data ekonomi, Produksi Industri China (Nov-23) tercatat tumbuh 6,6%, di atas ekspektasi (5,6%).

Selain itu, Posisi Investasi Internasional Indonesia (Q3-23) mencatat kewajiban neto US$252,6 miliar, turun dibandingkan posisi kewajiban neto US$253,8 miliar (Q2-23) sejalan dengan penurunan KFLN dan peningkatan posisi AFLN.

Kemudian, nilai tukar Rupiah kemarin melemah 0,08% terhadap dollar AS menjadi Rp15.516 (JISDOR).

Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, tercermin dari DJIA (+0,00%), S&P 500 (+0,45%), dan Nasdaq (+0,61%). Saham-saham di AS ditutup di zona hijau pada hari Senin, mendorong kenaikan beruntun menjadi tujuh minggu.

Pelaku pasar terus mengantisipasi penurunan suku bunga tahun depan, meskipun ada pandangan yang bertentangan dari para pengambil kebijakan seperti Presiden Fed NY John Williams dan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic.

Data ekonomi utama, termasuk inflasi PCE, akan diawasi secara ketat untuk mendapatkan gambaran mengenai tekanan harga. Sektor energi memimpin kenaikan seiring dengan kenaikan harga energi.

Dalam berita perusahaan, saham United States Steel Corporation melonjak +25% di tengah laporan Jepang Nippon Steel mengakuisisi US Steel.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan. Pelaku pasar hari ini akan mencermati rilis data Survei Permintaan & Penawaran Pembiayaan Perbankan Indonesia (Nov-23),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Selasa (19/12).