Agresif Akuisisi Tahun Ini, Pendapatan Mitratel Diprediksi Solid di 2024

IDXChannel - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menjadi perusahaan infrastruktur telekomunikasi dengan pertumbuhan paling agresif selama 2023. Tidak kurang dari 2.476 menara bertambah sepanjang tahun ini atau tumbuh 7% dari akhir 2022 yang tercatat 35.418 menara.

Tak hanya menara, Mitratel juga membangun dan akuisisi jaringan fiber optik (fiber to the tower/FTTT) sepanjang 19.380 kilometer (KM) sepanjang tahun ini, sehingga totalnya mencapai 30.009 Km. Bila dibentangkan fiber optik milik Mitratel setara dengan lebih dari 5 kali jarak Sabang sampai Merauke secara garis lurus.

Baca Juga:

Mitratel Akuisisi 803 Menara dengan 1.327 Penyewa

 Akuisisi menara pertama pada tahun ini adalah milik Indosat Ooredoo Hutchison sebanyak 997 menara yang dimulai pada Februari 2023 lalu. Mitratel merogoh kas Rp1,64 triliun untuk pembayaran akuisisi ini. Bersamaan dengan akuisisi, Mitratel dan Indosat juga menandatangani penyewaan kembali atau lease back dari menara tersebut.

 Akuisisi kedua adalah akuisisi 54 menara milik PT XL Axiata Tbk. (EXCL) senilai Rp36,62 miliar. Aksi korporasi ini terjadi pada September 2023 lalu yang disertai dengan perjanjian penyewaan kembali dengan XL Axiata. Sepekan sebelumya Mitratel juga mengakuisisi 51 menara dari 2 perusahaan lainnya.

Baca Juga:

Mitratel (MTEL) Akuisisi Fiber Optik Milik Power Telecom Sepanjang 967,1 Km

 Terakhir, MTEL mengakuisisi 803 menaramilik PT Gametraco Tunggal senilai Rp1,75 triliun dengan jumlah 1.327 tenant. Aksi korporasi yang terjadi pada akhir November ini  memperluas jaringan menara MTEL ke luar Jawa. Sebanyak 562 menara atau 70% berada di luar Pulau Jawa. Sedangkan 30% sisanya atau sebanyak 241 menara berlokasi di Pulau Jawa.

 Sementara itu, di bisnis fiber optik, Mitratel menyelesaikan akuisisi 6.012 km fiber optik milik PT Sumber Cemerlang Kencana Permai dan PT Trans Indonesia Superkoridor  pada Januari 2023 dengan perjanjian jual beli pada Desember 2022. Fiber optik ini tersebar di 86 kota dan kabupaten dan menghubungkan 2.436 menara.

Baca Juga:

Ini Tiga Kunci Kinerja Keuangan Mitratel Tetap Kinclong di 2023

 Terbaru, Mitratel mengakuisisi fiber optik sepanjang 967 km dengan 1.144 km billable length dari PT Power Telecom. Mtel mengeluarkan dana Rp85 miliar pada akuisisi yang dilakukan November 2023 lalu ini. Jaringan serat optik ini bernilai strategis karena melengkapi portofolio bisnis tower dengan Billable ratio sebesar 1,18x. Adapun fiber optik lainnya dibangun secara organik oleh Mitratel sehingga total panjangnya mencapai 30.009 km.

 Analis Pasar Modal BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengatakan banyak kesepakatan akuisisi yang mendukung pertumbuhan Mitratel pada tahun 2023 dan 2024. Penggabungan layanan FTTT dengan layanan menara untuk meningkatkan harga sewa kepada tenant.

Baca Juga:

Tumbuh Double Digit, Mitratel Cetak Laba Bersih Rp1,43 Triliun 

 "Hal ini terutama berlaku ketika perusahaan telekomunikasi mencari pertumbuhan di wilayah eks-Jawa, dimana MTEL memiliki keunggulan komparatif," ujar Niko yang memprediksi MTEL akan mempertahankan pertumbuhan pendapatan dua digit pada 2024 dan 2025 berkat akuisisi yang agresif.

 BRI Danareksa Sekuritas menargetkan kenaikan laba bersih Mitratel menjadi Rp 2,24 triliun tahun ini dan diperkirakan kembali naik menjadi Rp2,33 triliun tahun 2024. Sedangkan pendapatan diprediksi menjadi Rp8,59 triliun pada tahun 2023 dan menjadi Rp 9,3 triliun pada 2024, dibandingkan pencapaian tahun 2022 sebanyak Rp7,72 triliun.

Baca Juga:

Mitratel (MTEL) Raup Laba Rp1,4 Triliun di Kuartal III-2023 Ditopang Penyewaan Menara

 Setali tiga uang, Analis Sucor Sekuritas, Christofer Konjongian mengatakan, Mitratel memiliki potensi untuk tumbuh dengan kuat pada 2024 karena beberapa faktor. Pertama, Manajemen Mitratel secara agresif melakukan ekspansi menara melalui pembangunan organik atau akuisisi.  

 Kedua, neraca kas yang kuat mampu menopang misi manajemen untuk mengakuisisi menara. Ketiga, strategi operator telekomunikasi untuk memperluas jaringan ke luar Pulau Jawa akan memotori keuangan perseroan. “Kami memperkirakan laba bersih MTEL pada 2024 akan naik 13% menjadi Rp2,3 triliun,” katanya dalam riset.

 Christofer meyakini akuisisi yang dilakukan akan  mendorong pendapatan dari bisnis serat optic menjadi Rp200 miliar pada akhir 2023. Sementara untuk 2024, terdapat potensi penambahan revenue hingga 30% menjadi Rp260 miliar.

Dia merekomendasikan beli bagi Mitratel dengan target Rp840. “Kami menyukai Mitratel karena superior dalam hal pertumbuhan revenue berkat akuisisi tower dan pembangunan organic,” imbuhnya.

 Sementara itu Niko Margaronis dari BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham MTEL dengan target harga Rp 960. Target tersebut menggambarkan peluang pertumbuhan yang atraktif, leverage rendah, dan valuasi yang masih murah,” tulis riset Niko Niko Margaronis.

 Mitratel membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp1,43 triliun pada 9 bulan 2023, yang ditopang oleh pendapatan meningkat 11,89% menjadi Rp6,27 triliun. Sumber utama pendapatan masih berasal dari Telkomsel yang berkontribusi 55,9%, diikuti Indosat sebesar 20,72% XL Axiata sebesar 10,11% dari total pendapatan MTEL.