Note

Moody’s menurunkan prospek kredit Tiongkok

· Views 56
Moody’s menurunkan prospek kredit Tiongkok

Moody's merevisi prospek obligasi negara Tiongkok dengan alasan meningkatnya utang dan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Lembaga pemeringkat ini mempertahankan peringkat A1 jangka panjang untuk utang negara ini, tetapi menurunkan prospek dari stabil menjadi negatif.

Menurut Moody's, perubahan ini mencerminkan meningkatnya bukti bahwa pemerintah lokal dan regional serta perusahaan-perusahaan milik negara di Tiongkok akan segera menghadapi masalah-masalah keuangan yang besar dan akan dipaksa untuk meminta bantuan kepada pihak berwenang. Organisasi ini memperkirakan pertumbuhan PDB Tiongkok akan mencapai 4% pada tahun 2024 dan 2025 dan rata-rata 3,8% antara tahun 2026 dan 2030.

Tentu saja, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani situasi ini, tetapi tugas ini sepertinya akan menjadi tantangan. Pemerintah Tiongkok perlu mendukung pasar keuangannya dan mengurangi pengeluaran pemerintah secara drastis, yang hampir mustahil untuk dilakukan.

Kementerian keuangan Tiongkok mengatakan bahwa mereka kecewa dengan temuan-temuan yang disampaikan oleh Moody's. Selain itu, mereka juga menambahkan bahwa perekonomian Tiongkok akan mempertahankan dinamika positif dengan segala cara.

Sementara itu, media asing melaporkan bahwa Tiongkok telah memperketat kebijakan informasinya. Kini, para analis dan karyawan organisasi keuangan tidak dapat secara terbuka mendiskusikan kesengsaraan ekonomi negara tersebut dan memberikan komentar negatif mengenai hal ini.

Arahan internal seperti itu telah dikeluarkan oleh China International Capital Corporation, salah satu bank investasi terbesar di negara ini.

Mulai sekarang, beberapa topik seperti deflasi, pengangguran, arus keluar modal dari negara ini, serta penurunan harga produsen dilarang untuk didiskusikan secara terbuka di Tiongkok.

Di tengah upaya pihak berwenang untuk memperketat kendali atas informasi yang dapat dipercaya, para investor makin banyak yang membuang investasi mereka di Tiongkok dan menarik uang mereka. Para investor luar negeri telah menjual saham-saham Tiongkok selama empat bulan berturut-turut.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.