BEI Telisik Laporan Keuangan hingga Dividen BREN, Manajemen Buka Suara

IDXChannel - Sejak listing perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) 9 Oktober 2023, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tak berhenti menjadi pusat perhatian investor maupun trader. 

Sebab, harga saham emiten energi terbarukan (EBT) itu sudah terbang 823,08 persen hanya dalam kurun waktu dua bulan lebih sejak listing. BREN mencatatkan sahamnya pada harga Rp780 per saham, dan telah meroket ke level 7.200 pada pembukaan perdagangan hari ini (15/12).

Baca Juga:

Anak Usaha Barito Renewables (BREN) Siap Akuisisi 100 Persen PLTB Sidrap

Emiten konglomerat Prajogo Pangestu itu juga sempat menyodok ke ke posisi pertama daftar saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI sebesar Rp1.083 triliun. Posisinya menyalip BBCA yang telah lama merajai emiten dengan market cap terbesar. 

BEI telah mengirimkan surat kepada BREN pada 11 Desember 2023 untuk meminta penjelasan atas laporan keuangan perseroan 30 September 2024. Dan manajemen pun menanggapi atau memberikan jawabannya melalui Keterbukaan Informasi BEI, Jumat (15/12).

Baca Juga:

Saham BREN Lagi Unjuk Gigi, Waktunya Buy or Sell?

Bursa menantakan terkait saldo kas perseroan per 30 September 2023 sebesar USD3,48 miliar atau meningkat sebesar USD90,91 juta atau 2,7 persen dibanding 31 Desember 2022. 

"Jumlah kas dan setara kas untuk periode per 30 September 2023 tercatat sebesar USD320,18 juta atau meningkat sebesar 89,08 persen dibanding per 31 Desember 2022 sebesar USD169,33 juta. Hal itu terutama disebabkan karena peningkatan penjualan listrik sebesar 8,6 persen dan peningkatan penjualan uap 20,4 persen," kata Corporate Secretary BREN, Merly. 

Baca Juga:

BREN Bantah Akuisisi, Saham ARCI Langsung Anjlok

Selanjutnya, BEI juga meminta penjelasan mengenai perkembangan proyek pembangkit listrik Binary yang ditargetkan selesai pada semester II-2023.

Merly mengungkapkan, saat ini, proyek pembangkit listrik Binary sudah mencapai 95 persen penyelesaiannya. 

"Pekerjaan konstruksi telah selesai dan telah mencapai mechanical completion di Oktober 2023. Proyek saat ini sedang dalam tahap persiapan fase testing and commisioning," jelasnya. 

Regulator pun menyoroti terkait utang perseroan kepada pihak berelasi sebesar USD63,8 juta. Dalam hal ini, Merly menegaskan utang itu adalah utang jepada Star Energy Oil and Gas Pte. Ltd (SEOG) terkait dengan kontrak penggantian biaya atas transaksi pembelian 24,24 persen saham ACEHI.

Menyoal pendirian anak usaha PT Barito Wind Energy (BWE) yang tak luput dari pertanyaan Bursa, diakui Merly kegiatan usaha BWE meliputi aktivitas perusahaan holding dan aktivitas konsultasi manajemen lainnya. 

Direktur Utama BWE adalah Hendra Soetjipto Tan, Direktur Merly, dan Komisaris yang ditunjuk adalah Rudy Suparman. 

"Pendirian BWE memperkuat komitmen perseroan untuk mengembangkan energi baru terbarukan di Indonesia. Selain panas bumi, perseroan juga berkomitmen mengembangkan EBT bayu untuk mencapai net zero emission," papar Merly.

BREN juga memiliki aksi korporasi berupa pembagian dividen tunai interim sebesar USD84,47 juta atau Rp523,41 miliar yang dibayarkan pada 8 Desember 2023 yang menjadi sorotan BEI.

Itu karena perseroan membagikan dividen interim ketika ada penurunan laba bersih dibanding tahun sebelumnya. Dalam hal ini, Merly memastikan, pembagian dividen interim tidak memengaruhi operasional perseroan.

"Pembagian dividen selalu mempertimbangkan beberapa hal, yakni posisi kas perseroan, pemenuhan cadangan kas untuk pembayaran utang jangka pendek, cadangan kas untuk belanja modal, cadangan kas untuk operasional. Sisanya akan dibagikan sebagai dividen sesuai dividen policy perseroan," imbuhnya. 

(FAY)