Note

Imbal Hasil Treasury AS Turun usai The Fed Beri Sinyal Dovish

· Views 42
Imbal Hasil Treasury AS Turun usai The Fed Beri Sinyal Dovish
Imbal Hasil Treasury AS Turun usai The Fed Beri Sinyal Dovish. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS atau US Treasury bertenor 10-tahun tetap berada di bawah 4 persen, tepatnya di angka 3,9 persen dan menjadi angka terendah sejak akhir Juli.

Penurunan imbal hasil obligasi ini karena pasar yakin bahwa The Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya tahun depan meskipun data terbaru menunjukkan perekonomian masih kuat.

Baca Juga:
Imbal Hasil Treasury AS Turun usai The Fed Beri Sinyal Dovish Tahan Suku Bunga, The Fed Masih Khawatirkan Ekonomi AS di 2024

The Fed mempertahankan suku bunganya tidak berubah sebesar 5,5 persen pada Rabu (13/12/2023), seperti yang diperkirakan sebagian besar investor. Namun, Ringkasan Proyeksi Ekonomi menunjukkan bahwa ekspektasi rata-rata dari anggota FOMC menunjukkan tingkat suku bunga sebesar 4,6 persen pada akhir tahun depan, jauh di bawah proyeksi sebelumnya 5,1 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Imbal Hasil Treasury AS Turun usai The Fed Beri Sinyal Dovish

Baca Juga:
Imbal Hasil Treasury AS Turun usai The Fed Beri Sinyal Dovish Dovish The Fed Makin Kuat, Rupiah Menguat Tajam

Sebelumnya, Imbal hasil US Treasury bertenor 10-tahun sempat menyentuh 5 persen untuk pertama kalinya sejak tahun 2007 pada Jumat (20/10).

Pencapaian US Treasury ini karena pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Economic Club of New York yang mengatakan bahwa kebijakan bank sentral tidak terlalu ketat saat ini dan kemungkinan The Fed akan melanjutkan pengetatan dengan hati-hati dan akan memutuskan langkah selanjutnya berdasarkan data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko.

Baca Juga:
Imbal Hasil Treasury AS Turun usai The Fed Beri Sinyal Dovish The Fed Beri Sinyal Dovish, Ini Sederet Dampak Positif ke Indonesia 

Namun, pasar kini meyakini Powell dan The Fed sudah balik arah dari pandangannya sebelumnya. Bahkan The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga di tahun depan.

Sebagai informasi, imbal hasil dan harga obligasi cenderung bergerak berlawanan. Jika imbal hasil turun, maka harga obligasi akan naik.

Pasar obligasi – yang selama tiga tahun terakhir telah terdampak oleh lonjakan inflasi konsumen dan kenaikan suku bunga The Fed– kini mengalami pembalikan arah yang akan meningkatkan nilai utang yang dijual saat imbal hasil lebih tinggi imbas sikap dovish The Fed.

Hal ini dimungkinkan oleh penurunan inflasi yang lebih cepat dari perkiraan banyak investor, meskipun perekonomian terus menunjukkan ketahanan.

Pemangkasan suku bunga The Fed diproyeksi mulai dilakukan pada Maret 2024 sebesar 25 bps hingga September 2024 dengan total 125 bps dan hingga Desember 2024 sebesar 150 bps hingga menjadi 3,75-4 persen.

Sementara itu, pada Kamis (14/12) investor akan mengamati rilis penjualan ritel bulan November, serta harga impor dan ekspor serta angka klaim pengangguran awal mingguan terbaru.

Data menunjukkan bahwa penjualan ritel AS secara tak terduga tumbuh pada bulan November dan klaim pengangguran turun ke level terendah dalam dua bulan.

Akibatnya, imbal hasil obligasi 2 tahun yang sensitif terhadap suku bunga juga semakin turun. Penurunan ini mempersempit inversi kurva imbal hasil ke level terendah dalam satu bulan.

The Fed juga menurunkan perkiraan inflasi tahun depan dari 2,6 persen menjadi 2,4 persen. Awal pekan ini, indeks harga konsumen menunjukkan bahwa harga telah meningkat sebesar 3,1 persen secara tahunan di bulan November.

“Inflasi telah mereda dari titik tertingginya, dan hal ini terjadi tanpa peningkatan pengangguran yang signifikan. Itu kabar baik,” kata Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers pasca pertemuan.

Di tempat lain, Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Inggris akan mengumumkan keputusan suku bunga.

ECB mempertahankan suku bunga pada tingkat tertinggi dalam beberapa tahun untuk pertemuan kedua berturut-turut dan mengisyaratkan penyelesaian awal skema pembelian obligasi terakhir yang tersisa. Kebijakan ini sebagai bagian dari upaya memerangi inflasi yang tinggi.

Suku bunga operasi refinancing utama tetap berada pada level tertinggi dalam 22 tahun sebesar 4,5 persen, sementara suku bunga fasilitas simpanan tetap stabil pada rekor sepanjang masa sebesar 4 persen.

Sementara Bank of England memberikan suara mayoritas 6-3 untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada tingkat tertinggi dalam 15 tahun sebesar 5,25 persen untuk ketiga kalinya berturut-turut selama pertemuan bulan Desember.

Angka ini sejalan dengan upaya para pembuat kebijakan untuk memerangi inflasi, indikasi yang menunjukkan memburuknya kondisi perekonomian. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.