Note

Wall Street Lanjutkan Penguatan, Dow Jones Cetak Rekor Lagi

· Views 19
Gedung New York Stock Exchange atau dikenal dengan sebutan Bursa Wall Street. (Foto: Reuters)

JAKARTA, iNews.id - Bursa saham AS atau Wall Street melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis (14/12/2023) waktu setempat atau Jumat (15/12/2023) dini hari. Penguatan Wall Street ditopang prediksi pelaku pasar bahwa suku bunga pinjaman akan turun tahun depan menyusul sikap dovish Federal Reserve.

Mengutip Reuters, S&P 500 (.SPX) naik 0,26 persen menjadi berakhir pada 4.719,55 poin. Indeks Komposit Nasdaq (.IXIC) menguat 0,19 persen menjadi 14.761,56 poin. 

Saham-saham yang menguat melebihi jumlah saham-saham yang melemah dalam S&P 500 (.AD.SPX) dengan rasio 1,9 banding satu. S&P 500 membukukan 96 titik tertinggi baru, dan Nasdaq mencatat 259 titik tertinggi baru. 

Sedangkan Dow Jones Industrial Average (.DJI) mencetak rekor tertinggi lagi dalam dua hari berturut-turut, dengan naik 0,43 persen menjadi 37.248,35 poin. 

Apple (AAPL.O) mencapai rekor tertinggi harian sebelum menyerahkan sebagian keuntungannya dan ditutup naik 0,08 persen. Saham Tesla (TSLA.O) melonjak 4.9 persen, dengan nilai berpindah tangan sekitar 40 miliar dolar AS. 

Omsetnya lebih dari dua kali lipat dari Nvidia (NVDA.O), perusahaan yang paling banyak diperdagangkan berikutnya. Produsen chip kelas berat itu naik 0,5 persen.

Sektor-sektor yang berkinerja buruk tahun ini juga meningkat. Dari 11 indeks sektor S&P 500, enam ditutup menguat, dipimpin oleh energi (.SPNY), naik 2,94 persen, diikuti oleh kenaikan 2,62 persen pada sektor real estat (.SPLRCR).

Volume di bursa AS sangat besar, dengan 17,1 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 11,1 miliar saham dalam 20 sesi sebelumnya.

Indeks semikonduktor PHLX (.SOX) melonjak 2,7 persen dan ditutup pada rekor tertinggi. Russell Index (.RUT) perusahaan-perusahaan kecil juga melonjak sekitar 2,7 persen.

The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah seperti yang diharapkan, dengan Ketua Jerome Powell mengatakan pengetatan kebijakan moneter yang bersejarah kemungkinan besar akan berakhir. Hal itu, disebabkan inflasi turun lebih cepat dari perkiraan. 

Bank Sentral terlihat mulai berdiskusi mengenai pemotongan biaya pinjaman, sehingga investor optimistis suku bunga pinjaman akan turun tahun depan.

Investor mencermati imbal hasil Treasury 10-tahun, yang menembus di bawah 4 persen untuk pertama kalinya sejak awal Agustus setelah pernyataan The Fed. Imbal hasil Treasury 10-tahunterakhir turun di 3,94 persen.

Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial di Charlotte, North Carolina, mengatakan pasar dengan ukuran dan metrik apa pun sudah overbought, dan konsolidasi atau jeda diperkirakan akan terjadi, terutama setelah lonjakan Wall Street kemarin. 

“Sementara pasar merayakan suku bunga yang lebih rendah, pasar mungkin mempertanyakan mengapa imbal hasil berada di bawah 4 persen? Karena investor mempertimbangkan prospek ekonomi," ujar Quincy Krosby.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.