4 Konglomerat yang Punya Saham Startup Selain Boy Thohir, Ada Siapa Saja?

IDXChannel—Banyak konglomerat yang punya saham startup. Deretan orang-orang terkaya dan perusahaan-perusahaan terbesar di Indonesia ini memiliki saham startup secara perseorangan, atau melalui kerja sama dengan—atau mendirikan—Venture Capital. 

Venture Capital adalah lembaga atau perusahaan yang memberikan permodalan atau pendanaan kepada perusahaan rintisan (startup) yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang. 

Baca Juga:

12 Daftar Startup yang Bangkrut 2023, Terbaru Pegipegi

Dikutip dari situs resmi CIMB Niaga (13/12), sumber dana venture capital berasal dari para investor yang disebut limited partners. Oleh karena itu, umumnya venture capital tidak dimiliki perseorangan, namun dimiliki oleh gabungan beberapa investor. 

Venture Capital bisa masuk ke beberapa tahap perintisan usaha. Mulai dari pendanaan awal, pengembangan awal, peningkatan penjualan, ekspansi, dan pada fase akhir di mana perusahaan rintisan sudah memiliki valuasi raksasa. 

Baca Juga:

Modal Ventura dan Potensi Startup Tanah Air

Salah satu Venture Capital yang mungkin tak asing lagi di telinga masyarakat adalah Northstar Group yang didirikan dan dikelola oleh Patrick Walujo, yang tak lain adalah salah satu petinggi GOTO. 

Lantas, siapa saja konglomerat yang punya saham startup di Indonesia? Dihimpun dari berbagai sumber, simak ulasannya di bawah ini. 

Konglomerat yang Punya Saham Startup 

Garibaldi Thohir 

Garibaldi Thohir atau Boy Thohir adalah salah satu investor yang memiliki saham mayoritas di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Ia juga menjabat sebagai Komisaris GOTO. Berdasarkan catatan BEI, Boy memiliki 0,09% saham GOTO, setara dengan 1,05 miliar lembar saham. 

Putri Garibaldi, Gabriella Thohir, juga terlibat dalam VC bernama Skystar Capital sebagai Venture Partner. Skystar Capital pernah mendanai Dekoruma, Ekrut, HiJup, Sirclo, BrideStory, dan beberapa startup lainnya. 

Keluarga Hartono 

Keluarga Hartono adalah konglomerat yang mengelola PT Djarum. Kiprah Djarum dalam pendanaan startup dimulai oleh putra Robert Budi Hartono, yakni Martin Basuki Hartono, lewat Global Digital Prima (GDP) Venture. 

Beberapa startup yang masuk dalam portofolio GDP Venture antara lain Blibli, Dekoruma, Coffee Meets Bagel, Tiket(dot)com, Tinkerlust, Halodoc, Garasi(dot)id, Historia, Kaskus, Narasi, Cermati, Lokadata, PINTAR, Prosa.ai, Brodo, dan masih banyak lagi. 

Keluarga Widjaja 

Keluarga Widjaja adalah konglomerat yang mendirikan dan sampai hari ini masih mengelola Sinar Mas. Konglomerasi ini bermitra dengan East Venture sejak 2012. Beberapa startup populer dalam portofolio East Venture antara lain Fore Coffee, Tokopedia, dan Traveloka. 

Sinar Mas dan East Venture, juga Yahoo Jepang juga bekerja sama mendirikan EV Growth, venture capital yang terkonsentrasi pada pendanaan startup pada tahap pertumbuhan. Beberapa startup yang masuk dalam portofolio EV Growth adalah Mekari, Stockbit, Waresix, dan lain-lain. 

Lippo Group 

Konglomerasi yang didirikan oleh Mochtar Riady ini juga merambah investasi pada segmen startup. Salah satu perusahaan teknologi rintisan yang pernah masuk dalam portofolio Lippo tentu saja dompet digital OVO. 

Selain itu, Lippo juga pernah berinvestasi di marketplace Matahari Mall yang kini beroperasi dengan nama Matahari(.id), dan berinvestasi di bridal marketplace BrideStory, dan GrabTaxi. 

Itulah sederet nama konglomerat yang punya saham startup. Selain Garibaldi Thohir yang memiliki saham di GOTO secara perseorangan, beberapa grup konglomerasi juga memiliki saham startup lewat pendanaan-pendanaan Venture Capital. (NKK)