Note

Ekonom : Peran OJK Sangat Besar Untuk Menjaga Stabilitas Sektor Keuangan

· Views 44

Pasardana.id - Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, fenomena pertumbuhan kredit yang melambat belakangan ini tidak terjadi di Indonesia saja.

Tetapi secara global, karena sebagian besar ekonomi dunia menurun sehingga penyaluran kredit cenderung menurun.

Terkait hal tersebut, Josua bilang, sejumlah kebijakan yang dikeluarkan regulator berperan amat besar dalam membentengi sektor keuangan dari berbagai risiko tersebut.

Strategi dan kebijakan yang ditempuh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menurutnya, sangat tepat dalam menjaga stabilitas sektor jasa keuangan tetap solid di tahun ini. 

Apalagi, sambung dia, berbagai tantangan yang dihadapi seperti perlambatan ekonomi global, penurunan harga komoditas, dan meningkatnya tensi geopolitik membuat peran OJK semakin penting.

"Dengan melihat hal tersebut, saya lihat peran OJK besar ya untuk menjaga stabilitas sektor keuangan khususnya di industri perbankan sendiri," ujar Josua kepada awak media di Jakarta, Senin (11/12).

Ada beberapa kebijakan yang telah diluncurkan OJK, seperti penyempurnaan tata kelola perbankan, mendorong penguatan perizinan dan pengawasan terintegrasi, inovasi produk dan pendalaman pasar, sustainable finance dan digitalisasi perbankan.

Sementara itu, berdasarkan data OJK menyebutkan bahwa pertumbuhan kredit tercatat 8,99% yoy pada Oktober 2023.

Angka menurun bila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang tercatat 11,95% yoy. 

Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2023 tercatat 3,43% yoy, juga menurun bila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang sebesar 9,41%.

"Tapi risiko kreditnya NPL-nya terjaga dan restrukturisasi kredit terus menurun, jadi ada perbaikan di sana. Loan at Risk juga dari 11,81% (Oktober 2023) compare to 15,48% di Oktober tahun lalu," ucapnya. 

Sedangkan kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77% dan NPL gross sebesar 2,42% di Oktober 2023.  

Kemudian, jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 melanjutkan tren penurunan menjadi sebesar Rp301,16 triliun pada Oktober 2023, jauh menurun bila dibandingkan Oktober 2022 yang sebesar Rp512,88 triliun. 

"Peran OJK diharapkan semakin besar lagi untuk memperkuat pengawasan, dan ketegasan dalam pengawasan supaya mendorong literasi dan inklusi keuangan sehingga sektor jasa keuangan bisa menjadi pendukung ekonomi kita agar bisa sustain lagi," tandasnya.

 

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.