Potensi Besar Tapi Belum Banyak Tergarap, Begini Prospek Saham PGEO Versi Analis

IDXChannel - Performa bisnis dan juga prospek saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) ke depan diproyeksikan bakal cukup menjanjikan.

Proyeksi ini tak terlepas dari posisi emiten panas bumi tersebut sebagai pemain utama di sektor energi baru terbarukan (EBT), dengan tren pertumbuhan yang relatif terjaga dengan stabil.

Baca Juga:

PGE (PGEO) dan Chevron Bentuk Joint Venture Garap Blok Way Ratai

"Bisnis PGEO, yaitu panas bumi, secara overall masih banyak potensi besar yang belum dimaksimalkan. Dengan kapasitas internal mencapai 672 MW, PGEO menjadi pemain yang sangat berpotensi di sektor energi hijau yang sedang berkembang saat ini," ujar Equity Research Analyst Sucor Sekuritas, Andreas, dalam keterangan resminya, Jumat (8/12/2023).

Menurut Andreas, energi panas bumi merupakan salah satu varian EBT yang paling feasible untuk Indonesia dalam mencapai target net zero emission (NZE).

Baca Juga:

PGE (PGEO) dan Chevron Siap Kembangkan WKP Way Rantai Lampung

Dalam hal ini, Andreas menilai posisi PGEO merupakan market leader yang bisa menjadi proksi baik di market.

Andreas melihat secara jangka panjang, PGEO akan diuntungkan karena merupakan salah satu penguasa market share terbesar, second largest share capacity.

Baca Juga:

Saham EBT Pesta Pora, PGEO hingga BREN Melesat

Bahkan, konsesi-konsesi panas bumi lain yang masih belum tergarap, sebagian juga masih dipegang oleh PGEO.

"Secara fundamental kita lihat PGEO ini balance sheet-nya juga kuat. Kita lihat juga earnings-nya itu stabil dan kuat. Mereka bisa menghasilkan yang namanya EBITDA margin itu sampai 80 persen, angka tersebut bisa dibilang tinggi dibandingkan perusahaan-perusahaan lain," tutur Andreas.

Sementara, berdasarkan riset yang dilakukan, Sucor Sekuritas memberi nilai positif terhadap pertumbuhan stabil dan margin PGEO yang tinggi.

Dalam riset tersebut, PGEO diperkirakan bakal mengalami pertumbuhan kapasitas terpasang sebesar 14 persen CAGR dalam lima tahun mendatang, yang meningkatkan total kapasitas menjadi 1272 MW pada tahun 2027, atau tumbuh 89 persen dari angka saat ini.

"Angka kapasitas baru itu memungkinkan Perseroan untuk menghasilkan 11 milyar kWh/tahun, yang merupakan sembilan persen dari pangsa pasar global," ungkap Andreas.

Lebih lanjut, Sucor Sekuritas dalam riset memperkirakan pendapatan (top line) Perseroan akan mencapai USD806 juta pada 2027, atau melonjak hingga 109 persen dari USD386 juta pada 2022.

"Dengan didukung oleh pertumbuhan pendapatan (top line) dan ekspansi marjin, laba bersih Perseroan diperkirakan akan mencapai USD205 juta pada 2027, tumbuh 61 persen dari USD127 juta pada 2022 lalu," papar Sucor Securitas, dalam riset tersebut.

Lebih jauh, Sucor Sekuritas juga melihat PGEO bakal mendapatkan keuntungan dari penyesuaian tarif yang menguntungkan setiap tahun.

Tarif uap disesuaikan dengan tarif tetap sebesar dua persen per tahun. Sementara tarif listrik disesuaikan dengan menggunakan pergerakan PPI AS dan CPl AS sebagai referensi. 

"Dalam tiga tahun terakhir, perusahaan mengalami kenaikan tarif sebesar 4-5 persen per tahun. Selain itu, sudah ada perjanjian take-or-pay yang mengharuskan pembeli untuk membeli jumlah minimum produksi," tulis riset tersebut.

Dengan fondasi tersebut, Sucor Sekuritas melihat PGEO memiliki strategi ekspansi yang sangat baik dan pertumbuhan yang stabil.

Sucor Sekuritas juga merekomendasikan BUY dengan target price (TP) berbasis discounted cash flow (DCF) di level Rp1.650. (TSA)