Note

Dolar AS Perkasa Awal Pekan Bikin Rupiah Tertekan

· Views 52
Dolar AS Perkasa Awal Pekan Bikin Rupiah Tertekan
Dolar AS Perkasa Awal Pekan Bikin Rupiah Tertekan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks dolar menguat 0,06 persen di level 104 pada perdagangan awal pekan, Senin (11/12/2023), seiring spekulasi seputar pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dan situasi ekonomi Negeri Paman Sam.

Imbas penguatan dolar awal pekan, Rupiah kembali melorot 0,64 persen di level Rp 15.605 per USD.

Baca Juga:
Dolar AS Perkasa Awal Pekan Bikin Rupiah Tertekan Saham BCA (BBCA) Diproyeksi Tembus Rp9.600 di 2024

Tak hanya, seluruh mata uang di kawasan melemah. Won Korea Selatan anjlok 0,16 persen di level 1318,7 per USD

baht Thailand yang tertekan 0,42 persen dan dolar Taiwan yang tergelincir 0,22 persen. Lalu ada yen Jepang yang turun 0,31 persen.

Baca Juga:
Dolar AS Perkasa Awal Pekan Bikin Rupiah Tertekan Masuk Tahun Politik, Cek Prospek Saham Indofood CBP (ICBP)

Berikutnya, ringgit Malaysia turun 0,39 persen dan peso Filipina dan yuan China yang terdepresiasi, masing-masing 0,2 persen dan 0,13 persen.

Kemudian, dolar Singapura yang tergelincir 0,0 persen. Sementara dolar Hongkong melemah tipis 0,01 persen terhadap the greenback.

Baca Juga:
Dolar AS Perkasa Awal Pekan Bikin Rupiah Tertekan Dua Investor Baru Kuasai Saham Bakrie & Brothers (BNBR), Siapa Dia? 

Rilis data Nonfarm Payroll (NFP) pada Jumat (8/12) menunjukkan bahwa prospek suku bunga dan ekonomi Amerika Serikat (AS) masih relatif baik.

Data NFP AS tercatat meningkat 199 ribu pada periode November 2023. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan 150 ribu pada periode sebelumnya, sekaligus melampaui estimasi konsensus yang sebesar 180 persen.

Tingkat Pengangguran AS secara tak terduga juga melorot dari 3,9 persen menjadi 3,7 persen. Sementara itu, Pendapatan Rata-rata Perjam kembali menguat dengan laju 0,4 persen secara bulanan (month to month). Angka ini lebih tinggi daripada 0,2 persen pada bulan lalu.

Rangkaian data pasar tenaga kerja AS secara keseluruhan mengungguli perkiraan pasar sebelumnya. Oleh karena itu, para analis mengingatkan lagi bahwa spekulasi seputar pemangkasan suku bunga The Fed saat ini terlalu dini dan berlebihan.

"Jika The Fed akan melakukan pemotongan suku bunga secara agresif, hal ini disebabkan oleh resesi dan penurunan inflasi yang signifikan akibat meningkatnya pengangguran. Permainan angka NFP saat ini menunjukkan bahwa kita masih jauh dari level tersebut," kata Bob Savage dari BNY Mellon dilansir Reuters.

"Dalam jangka pendek, menurut saya, pasar suku bunga AS sudah terlalu dovish terhadap The Fed. Pelonggaran besar-besaran dalam kondisi keuangan sejak awal November pada dasarnya berarti bahwa The Fed tidak perlu melakukan pemotongan dalam situasi itu,"kata Stephen Miran, salah satu founder Amberwave Partners,

Kondisi ini membuat USD langsung menguat terhadap sejumlah mata uang lain di tengah Indeks Dolar AS (DXY) berupaya mengonsolidasikan posisi di atas 103.

Kenaikan indeks dolar awal pekan ini mengisyaratkan bahwa sebagian pelaku pasar tetap berpegang teguh pada ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed mulai kuartal pertama atau kuartal kedua 2024.

Pekan ini, pasar juga tengah menanti sikap The Fed dan beberapa bank sentral lain dalam pertemuan terakhir di tahun ini. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada 5,25-5,5 persen pada pertemuan minggu ini.

Laporan indeks harga konsumen (CPI) AS November pada Selasa esok juga akan mempengaruhi prospek dengan analis memperkirakan indeks harga konsumen inti sebesar 0,3 persen.

“Kami menantikan laporan data CPI inti favorit The Fed. Kami pikir Powell akan membiarkan opsi kemungkinan kenaikan suku bunga, namun rintangannya tampaknya cukup tinggi untuk ditindaklanjuti oleh The Fed. Kami juga memperkirakan ECB akan melakukan pemotongan lebih awal sementara BoE akan terus menentang perkiraan pasar mengenai pemotongan pada paruh pertama tahun 2024," kata John Briggs, kepala strategi global di NatWest Markets.

Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris, Bank Norges dan Bank Nasional Swiss akan juga akan mengadakan pertemuan pada Kamis ini. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.