Note

Minyak Kembali Bertenaga usai Anjlok, akankah Harga Terkerek di 2024?

· Views 63
Minyak Kembali Bertenaga usai Anjlok, akankah Harga Terkerek di 2024?
Minyak Kembali Bertenaga usai Anjlok, akankah Harga Terkerek di 2024? (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak kembali bertenaga pada perdagangan Jumat (8/11/2023). Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 1,4 persen di atas USD70,3 per barel.

Sementara minyak Brent naik 1,7 persen di level USD75,3 per barel pada pukul 10.56 WIB.

Baca Juga:
Minyak Kembali Bertenaga usai Anjlok, akankah Harga Terkerek di 2024? Saham GZCO Meroket, Nama Prajogo Pangestu Hilang sejak Oktober

Kenaikan harga minyak kemungkinan karena pembelian teknis, namun masih diperkirakan minyak akan turun lebih dari 5 persen minggu ini di tengah tanda-tanda peningkatan pasokan global dan melemahnya permintaan, berdasarkan proyeksi Trading Economics.

Secara mingguan, harga minyak WTI masih tertekan 5,14 persen, sementara Brent turun 4,63 persen. Ini artinya, upaya mengerek harga minyak, terutama oleh organisasi pengeskspor minyak, OPEC+ masih belum memberi dampak signifikan kepada pasar. (Lihat tabel di bawah ini.)

Baca Juga:
Minyak Kembali Bertenaga usai Anjlok, akankah Harga Terkerek di 2024? Dua Saham Prajogo Pangestu PTRO dan TPIA Kena UMA

Minyak Kembali Bertenaga usai Anjlok, akankah Harga Terkerek di 2024?

Sebelumnya, harga minyak mentah dunia sempat turun sekitar 4 persen memasuki level di bawah USD70 perbarel ke level terendah sejak Juni 2023 pada perdagangan Kamis (7/12/2023).

Baca Juga:
Minyak Kembali Bertenaga usai Anjlok, akankah Harga Terkerek di 2024? Kasus Covid-19 Melonjak, Saham Kesehatan KAEF hingga SRAJ Melesat

Data yang dirilis awal pekan ini menunjukkan bahwa persediaan bensin Amerika Serikat (AS) melonjak 5,4 juta barel pada pekan lalu. Ini menjadi peningkatan terbesar dalam sembilan minggu dan jauh lebih tinggi dari perkiraan 1 juta barel yang mengindikasikan melemahnya permintaan.

Nasib Minyak di 2024

Menambah sentimen bearish, data dari Bureau of Economic Analysis (BEA) AS menunjukkan bahwa ekspor minyak mentah AS mendekati rekor 6 juta barel per hari pada Oktober, dengan aliran ke Eropa dan Asia menunjukkan peningkatan yang stabil.

Meningkatnya ketidakpastian ekonomi di negara importir minyak mentah utama seperti China juga membebani pasar. Terlebih, baru-baru ini lembaga pemeringkat kredit Moody’s memangkas prospek peringkat kredit pemerintah China dari stabil menjadi negatif.

Di samping itu, OPEC+ mengecewakan para pelaku pasar minyak minggu lalu dengan mengumumkan pemotongan sukarela dari beberapa produsen. Namun, OPEC+ gagal menyepakati pengurangan pasokan secara keseluruhan setidaknya untuk kuartal pertama tahun 2024, ketika permintaan sedang berada pada titik terendah.

Dilaporkan sebelumnya, anggota OPEC+ mengumumkan pengurangan pasokan minyak tambahan sebesar 2,2 juta barel per hari pada minggu lalu. Meski demikian, lebih dari 1,3 juta barel per hari merupakan perpanjangan dari pengurangan sukarela yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Rusia.

Melansir Oilprice.com, Kepala Strategi Komoditas di ING, Warren Patterson mengatakan dalam sebuah catatan awal pekan ini OPEC+ selama ini menjadi kunci pergerakan harga minyak.

“Bagaimanapun, manajemen pasar minyak dari OPEC+ akan menjadi kunci arah pergerakan harga tahun depan. Prospek pasar minyak sangat bergantung pada kebijakan OPEC+,” kata Patterson.

Pemotongan yang diumumkan minggu lalu akan cukup untuk menghapus surplus pasar yang diperkirakan sebelumnya untuk kuartal pertama tahun 2024.

“Namun, neraca kami masih menunjukkan surplus kecil pada kuartal kedua 2024, yang berarti pasar kemungkinan seimbang pada semester pertama 2024. Hal ini dapat dan kemungkinan akan berubah tergantung pada bagaimana anggota OPEC+ membatalkan pemotongan sukarela ini,” kata Patterson.

ING melihat Minyak Mentah Brent diperdagangkan pada level terendah di level USD80an per barel pada awal tahun depan, sementara itu Brent akan diperdagangkan rata-rata USD91 per barel pada kuartal kedua 2024 ketika pasar akan kembali mengalami defisit.

Halaman : 1 2

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.