Note

Lonjakan Covid-19 dan Pneumonia, Saham Kesehatan Siap Jadi Primadona?

· Views 56
Lonjakan Covid-19 dan Pneumonia, Saham Kesehatan Siap Jadi Primadona?
Lonjakan Covid-19 dan Pneumonia, Saham Kesehatan Siap Jadi Primadona? (Foto: Freepik)

IDXChannel – Warganet dihebohkan kasus Covid-19 dan Pneumonia yang melonjak di beberapa negara beberapa waktu terakhir.

Melansir Channel News Asia, Minggu (3/12/2023), jumlah kasus infeksi Covid-19 di Singapura juga dilaporkan melonjak dua kali lipat yang semulanya 10.726 kasus menjadi 22.094 terhitung mulai tanggal 19-25 November yang lalu.

Baca Juga:
Lonjakan Covid-19 dan Pneumonia, Saham Kesehatan Siap Jadi Primadona? Subvarian EG.5 Bikin Kasus Covid-19 Naik di Sejumlah Negara, Apakah Mengancam Nyawa?

Lonjakan drastis dari kasus tersebut kemungkinan dikarenakan memasuki musim akhir tahun serta penurunan ketahanan tubuh masyarakat.

Meskipun demikian, Kementerian Kesehatan Singapura menjelaskan tidak ada indikasi subvarian baru yang bisa memperparah keadaan.

Baca Juga:
Lonjakan Covid-19 dan Pneumonia, Saham Kesehatan Siap Jadi Primadona? Epidemiolog Ungkap Penyebab Melonjaknya Kasus Covid di Sejumlah Negara Asia Tenggara

Dokter sekaligus Epidemiologi dan Peneliti asal Univeritas Griffith Australia Dicky Budiman menjelaskan bahwa Covid yang saat ini sudah menjadi endemik akan terus menimbulkan lonjakan atau Kejadian Luar Baisa (KLB) ketika imunitas masyarakat mengalami penurunan.

“Adanya potensi, misalnya subvarian baru yang menjadi pemicu terjadinya lonjakan kasus, tentu saja hal ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya, lonjakan kasus ini akan sedikit menyebabkan potensi kematian,” kata Dicky, Senin (4/12/2023).

Baca Juga:
Lonjakan Covid-19 dan Pneumonia, Saham Kesehatan Siap Jadi Primadona? Kasus Covid-19 RI Naik tapi Terkendali Berkat Masyarakat Sudah Divaksinasi

Di samping itu, meningkatnya kasus Covid-19 ini disinyalir disebabkan oleh subvarian EG.5 di berbagai negara dunia. Bahkan Indonesia juga telah mendeteksi masuknya subvarian ini sejak Juni 2023.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam sub Spesialis Hematologi-Onkologi, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM mengungkapkan bahwa subvarian EG.5 cenderung menyerang saluran napas atas seperti hidung dan tenggorokan. 

“Varian ini juga lebih menyerang ke saluran napas atas, amat sedikit yang sampai ke paru-paru. Angka kematiannya pun rendah. Di Indonesia sendiri tidak ada peningkatan terkait perawatan di rumah sakit,” tulis dia pada akun resminya di X, ProfesorZubairi, dikutip Rabu (6/12/2023).

Belum selesai Covid-19, kini telah ditemukan pula penyakit Pneumonia atau infeksi pada kantung udara yang terdapat di paru-paru yang menjangkit anak-anak di negara China. 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan pada Selasa (5/12) bahwa kasus pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae telah terdeteksi oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Pemeriksaan epidemiologi masih berlangsung, sehingga jumlah kasus resmi belum dapat diumumkan.

Mycoplasma pneumoniae sendiri merupakan bakteri yang telah diketahui. Oleh karena itu, Siti menyebut bahwa cara mendeteksi dan penangkalannya sudah ada.

Lonjakan kasus Covid-19 dan Pneumonia ini menjadi peringatan kemungkinan terjadinya outbreak kembali yang bisa berdampak pada pemulihan ekonomi secara keseluruhan.

Bahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan diramal tak melebihi 5,5 persen. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi RI dapat mencapai kisaran 4,7-5,5 persen pada 2024.

IMF dalam Regional Economic Outlook Asia dan Pasifik edisi Oktober 2023 memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 ada perubahan dari 5,1 persen menurun menjadi 5 persen dan 2025 tidak ada perubahan.

Trauma Outbreak Covid-19 2020 Buat IHSG

Tahun 2020 menjadi tahun terburuk bagi perekonomian global dan domestik. Seluruh aspek ekonomi tertekan. Outbreak pandemi Covid-19 membuat seluruh sektor panik, pembatasan sosial dilakukan dengan ketat, sementara korban virus yang terus mengganas terus berjatuhan.

Kementerian Kesehatan mencatat, hingga Kamis (7/12/2023), jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 6.813.429 dengan penambahan kasus sekitar 5 kasus.

Fase terburuk pandemi telah dilalui Indonesia pada 2020-2021. Pandemi membuat ekonomi Indonesia pada 2020 tak dapat bertumbuh, bahkan terkontraksi sebesar 2,07 persen imbas pembatasan seluruh aktivitas yang memukul perekonomian. Ini bahkan menjadi krisis ekonomi terburuk sejak krisis 1998.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 terhadap triwulan IV-2019 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,19 persen year on year (yoy). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 13,42 persen.

Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang juga merupakan penopang perekonomian nasional mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 7,21 persen. Sementara, Impor Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang terkontraksi sebesar 13,52 persen.

Pada 2 Maret 2020, kasus Corona Pertama di Indonesia Diumumkan. Kasus Corona pertama di Indonesia pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Mensesneg Pratikno dan Seskab Pramono Anung.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga langsung merespon dengan mengalami penurunan setelah sebelumnya sempat mengalami tren bullish pada akhir Desember 2019. Pada periode 2 -8 Maret 2020 IHSG mengalami kontraksi sebesar 10,75 persen, bahkan sempat menyentuh angka 3.937,63 pada 24 Maret 2020 yang merupakan angka terendah dalam satu tahun terakhir. (Lihat grafik di bawah ini.)

Lonjakan Covid-19 dan Pneumonia, Saham Kesehatan Siap Jadi Primadona?

Pasar modal Indonesia berhasil kembali bangkit pada 2021 dan mulai mengalami pemulihan pasca tahun yang berat pada 2020.

Ini terlihat pada akhir 2021 yang ditutup oleh kinerja positif IHSG mencapai posisi 6.581,5 atau naik 10,1 persen yoy, setelah mengalami penurunan -5,29 persen pada masa pandemi 2020.

Halaman : 1 2 3

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.