Note

Komoditas Jelang Akhir Tahun, Emas Paling Bersinar, Batu Bara Masih Merana

· Views 54
Komoditas Jelang Akhir Tahun, Emas Paling Bersinar, Batu Bara Masih Merana
Komoditas Jelang Akhir Tahun, Emas Paling Bersinar, Batu Bara Masih Merana. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sejumlah komoditas andalan seperti minyak sawit (crude palm oil/CPO) hingga minyak mentah masih mengalami tekanan menjelang akhir 2023. Sementara, batu bara mengalami kenaikan terbatas di tengah kuatnya permintaan dari China.

Meski naik, harga batu bara sudah tertekan lebih dari 60 persen sepanjang tahun ini. Sementara emas berkinerja paling bersinar menjelang akhir 2023. Sedangkan, emas menemui momentum terbaiknya karena berhasil menembus posisi all time high (ATH) di awal pekan. (Lihat tabel di bawah ini.)

Baca Juga:
Komoditas Jelang Akhir Tahun, Emas Paling Bersinar, Batu Bara Masih Merana Setelah Naik Rp15 Ribu, Harga Emas Antam (ANTM) Kini Jatuh Rp23 Ribu

Komoditas Jelang Akhir Tahun, Emas Paling Bersinar, Batu Bara Masih Merana

Sebelumnya, harga emas sempat mencapai All Time High (ATH) pada Senin (4/12) pagi di level USD2.133 per troy ons sebelum kembali melandai pada level USD2035 per troy ons pada pagi ini (5/12).

Baca Juga:
Komoditas Jelang Akhir Tahun, Emas Paling Bersinar, Batu Bara Masih Merana Usai Tembus All Time High, Harga Emas Dunia Longsor 2,5 Persen

Emas melonjak lebih dari 2 persen pada sebulan terakhir di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS)  The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan bulan ini dan dapat mulai menurunkan suku bunga tahun depan.

Minyak Sawit

Baca Juga:
Komoditas Jelang Akhir Tahun, Emas Paling Bersinar, Batu Bara Masih Merana PLN dan Bukit Asam (PTBA) Jajaki Pemanfaatan Limbah Abu Batu Bara

Minyak sawit berjangka Malaysia diperdagangkan melandai -0,65 persen di level MYR3.799 per ton, di bawah level tertinggi 2,5 bulan sebesar MYR 4000 yang dicapai pada pertengahan November lalu.

Turunnya harga CPO terutama didorong oleh melemahnya permintaan dan peningkatan produksi dan ekspor dari produsen terbesar Indonesia dan Malaysia.

Pengiriman produk minyak sawit Malaysia pada 1 - 25 November naik 7,2 persen menjadi 1,15 juta ton dari 1,08 juta ton yang dikirim pada 1 - 25 Oktober, menurut AmSpec Agri Malaysia.

Namun, Bank Dunia memproyeksikan bahwa produksi minyak sawit pada tahun 2023-2024 hanya akan meningkat sebesar 0,2 juta ton, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 2,5 juta ton dalam sepuluh musim terakhir.

Penurunan produksi CPO karena defisit kelembaban akibat El Nino dilaporkan di beberapa wilayah, termasuk Indonesia antara Agustus hingga Oktober tahun ini.

Pada saat yang sama, India mengurangi pesanan mereka untuk pengiriman minyak sawit sepanjang Desember dan Januari tahun depan karena kenaikan harga dan didorong perusahaan penyulingan CPO yang bergulat dengan margin negatif yang berasal dari impor besar-besaran yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir.

Batu Bara

Batu bara berjangka Newcastle naik 1,12 persen di kisaran USD135 per ton pada perdagangan Senin (4/12) karena permintaan dari China meningkat seiring dengan turunnya suhu.

Impor batu bara termal China pada bulan November diperkirakan akan mencapai sekitar 29,21 juta metrik ton, melampaui impor batu bara termal pada bulan Oktober sebesar 24,62 juta ton. Meski demikian, impor ini masih lebih rendah dari impor batu bara termal pada bulan Mei sebesar 30,21 juta metrik ton, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh analis komoditas Kpler.

Dari total tersebut, Australia diperkirakan mengirimkan 7,22 juta metrik ton emas hitam ke China. Angka ini menjadi peningkatan substansial dari 4,23 juta metrik ton pada bulan Oktober, menandai total bulanan tertinggi sejak Beijing mencabut larangan informal terhadap impor batu bara dari Australia pada awal tahun ini.

Impor batu bara China juga didorong oleh peningkatan kedatangan dari Indonesia. Saat ini, RI menjadi eksportir batu bara termal terbesar di dunia, dengan Kpler memperkirakan 18,03 juta metrik ton akan tiba pada bulan ini.

Jumlah ini naik dari impor dari Indonesia sebesar 16,70 juta metrik ton pada bulan Oktober, menurut data Kpler.

Halaman : 1 2

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.