Note

Pengusaha Sebut Hasil Panen Kratom Lebih Besar Dibanding Karet dan Kelapa Sawit

· Views 56

Pasardana.id - Tanaman kratom dianggap memiliki potensi keuntungan yang cukup besar.

Tak hanya itu, hasil panen dari tanaman ini juga jauh lebih besar dibandingkan hasil panen karet dan kelapa sawit.

“Karet itu satu hektarnya Rp 1,5 juta per bulan per hektar, kemudian sawit kurang lebih Rp 4,5 juta per hektar per bulan. Sementara kratom itu Rp 25 juta per hektar per bulan,” ujar Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Kratom Indonesia (Pekrindo) saat memaparkan hitung-hitungannya dalam audiensi bersama dengan komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (4/12).

Yosep melanjutkan, untuk biaya modal investasi kratom juga jauh lebih murah dibandingkan biaya investasi karet dan sawit.

Untuk sawit memakan biaya modal investasi sampai panen mencapai Rp 60 juta. Kemudian karet membutuhkan modal investasi sebesar Rp 22 juta. 

Sementara kratom hanya membutuhkan modal investasi sebesar Rp 15 juta.

Di sisi lain, dia menuturkan, tumbuhan kratom merupakan tumbuhan yang tidak memerlukan perlakuan khusus seperti sawit untuk dipupuk rutin.

Selain itu, tidak membutuhkan proses replanting layaknya sawit yang wajib dilakukan 25 tahun sekali.

Dihadapan audiensi Komisi IV ini, Josua mengeluhkan regulasi kratom yang masih belum jelas membuat perputaran ekonomi petani dan pengusaha kratom di Tanah Air terganggu. 

Hal ini pun membuat Komisi IV DPR RI memberikan perhatian khusus pada aktivitas produksi kratom di Indonesia menyusul adanya pernyataan dari BNN yang menyatakan kratom merupakan tumbuhan yang mengandung narkoba. 

Sebagaimana diketahui, kratom disebutkan dapat sebagai obat alternatif sebagai penawar rasa sakit untuk berbagai kondisi medis. 

Hanya saja, melansir dari laman Badan Narkotika Nasional (BNN), kratom menuai banyak kontroversi karena dampaknya yang memiliki efek candu.

“Kenapa kratom itu jadi perhatian khusus untuk DPR, kratom itu sudah puluhan tahun menjadi obat tradisional di sejumlah daerah, karena itu memang tanaman hutan. Bahkan KLHK pernah punya program penghijauan termasuk untuk mengatasi banjir dengan menanam kratom sebelum terjadi penolakan. Penolakan sebenarnya terjadi dari BNN,” ujar Anggota Komisi IV dari Fraksi PKB, Johan.

“Ini jadi potensi, jangan harta Indonesia sendiri dihanguskan oleh kita sendiri,” tegasnya.

 

 

 

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.