Note

Saham TINS Terbang Lebih 5 Persen, Tersengat Kenaikan Harga Nikel

· Views 43
Saham TINS Terbang Lebih 5 Persen, Tersengat Kenaikan Harga Nikel
Saham TINS Terbang Lebih 5 Persen, Tersengat Kenaikan Harga Nikel. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Saham sejumlah emiten tambang pelat merah PT Timah Tbk (TINS) menguat menjelang berakhirnya perdagangan sesi pertama awal pekan, Senin (4/12/2023).

Saham TINS terbang 5,38 persen di level Rp685 per lembar saham. Secara year to date (YTD), saham TINS masih tertekan 41,45 persen.

Baca Juga:
Saham TINS Terbang Lebih 5 Persen, Tersengat Kenaikan Harga Nikel Lo Kheng Hong Ungkap Alasan Kembali Akumulasi Saham Gajah Tunggal (GJTL)

Berdasarkan kinerja keuangan, emiten BUMN pertambangan logam anggota MIND ID ini masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp87,45 miliar hingga kuartal III-2023. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kerugian tersebut sejalan dengan melemahnya capaian pendapatan yang anjlok 37,36 persen year on year (yoy) menjadi Rp6,37 triliun.

Baca Juga:
Saham TINS Terbang Lebih 5 Persen, Tersengat Kenaikan Harga Nikel Pengendali Idea Indonesia (IDEA) Lego 27 Juta Saham

Turunnya pendapatan dikontribusikan oleh penjualan logam timah yang merosot 42,77 persen yoy menjadi Rp4,5 triliun. Selain itu, pendapatan dari tin chemical tercatat sebesar Rp559,21 miliar atau turun 44,86 persen yoy.

Sementara harga timah global turun USD1.562 per MT atau 6,30 persen sejak awal tahun 2023, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan komoditas ini. Secara historis, harga timah mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar USD200.800 per MT pada bulan September 2022.

Baca Juga:
Saham TINS Terbang Lebih 5 Persen, Tersengat Kenaikan Harga Nikel Harga Emas Rekor All Time High, Begini Prospek Saham ANTM dan MDKA

Lambatnya pemulihan ekonomi China dan melemahnya permintaan timah karena tingginya persediaan London Metal Exchange (LME) juga menjadi faktor anjloknya harga timah.

Harga timah masih berada di bawah tekanan pasokan karena produksi dalam negeri China yang tetap stabil, ditambah impor yang lebih tinggi.

Selain itu, daerah Milisi Wa di Myanmar yang merupakan daerah penghasil utama bijih timah, menghentikan aktivitas penambangannya pada Agustus lalu.

Pabrik pemilihan bijih timah ini kemudian kembali beroperasi pada pertengahan September, sehingga menghasilkan lebih banyak pasokan ke China dalam beberapa bulan terakhir.

Tercatat China mengimpor 25.299 ton konsentrat timah sepanjang Oktober 2023, naik 248,3 persen dibanding September dan naik 124,2 persen dibanding Oktober 2022.

Sementara itu, permintaan untuk logam yang digunakan dalam perangkat elektronik ini masih lemah karena pengguna akhir fokus pada pengurangan stok pada akhir tahun.

Hal yang semakin membebani harga adalah prospek permintaan yang suram karena China mencatat pertumbuhan keuntungan industri yang lebih lambat dari perkiraan pada bulan lalu.

Kondisi ini akhirnya memberikan dampak terhadap ekspor timah Indonesia dari kuartal II-2023 hingga kuartal III-2023, khususnya ekspor timah TINS ke beberapa negara. 

Meski harga timah turun, harga sejumlah komoditas tambang mineral terpantau naik awal pekan ini, yakni emas dan nikel. Harga emas sempat mencapai All Time High (ATH) pada Senin (4/12) pagi di level USD2.133 per troy ons sebelum kembali melandai pada level USD2085 per troy ons.

Emas melonjak lebih dari 3 persen pada sepekan terakhir di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan bulan ini dan dapat mulai menurunkan suku bunga tahun depan.

Dalam sebulan terakhir, harga emas sudah menguat 5,02 persen dan secara year to date (YTD) sudah meroket 14,35 persen.

Sementara harga nikel juga meroket pada penutupan perdagangan Jumat (1/12) pekan lalu. Harga nikel ditutup naik 2,48 persen di level USD16.846 per metrik ton (MT). Dalam sepekan, harga nikel sudah melonjal 5,90 persen.

Meski harga nikel terus turun sejak awal tahun 2023, terkontraksi 41,41 persen secara year on year (yoy), menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini. Secara historis, harga nikel mencapai titik tertinggi sepanjang masa di level USD54.050 per MT pada Mei 2007. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.