Bursa Asia Masih Mixed, Hang Seng dan Nikkei Kompak Turun, IHSG Cerah

IDXChannel - Bursa saham Asia melanjutkan kinerja beragam (mixed) pada perdagangan Selasa, (28/11/2023). Indeks Nikkei 225 Jepang dan Hang Seng Hong Kong kompak merah.

Sementara indeks KOSPI Korea Selatan dan ASX 200 Australia naik. Indeks Shanghai Composite China menguat tipis.

Baca Juga:

Bursa Asia Jelang Akhir Pekan, IHSG dan Nikkei 225 Jepang Kompak Menguat

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,27 persen, sementara indeks TOPIX turun 0,4 persen pada pukul 09.09 WIB. 

Tekanan lanjutan juga masih dirasakan indeks Hang Seng Hong Kong dengan penurunan 0,18 persen dan indeks Shanghai Composite naik tipis 0,03 persen. Indeks KOSPI Korea Selatan dan Indeks ASX 200 di Australia kompak menguat masing-masing 0,47 persen dan 0,56 persen. (Lihat grafik di bawah ini)

Baca Juga:

Bursa Asia Tidak Tersengat Kenaikan Wall Street Jelang Libur Thanksgiving

Di Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga dibuka menguat 0,32 persen di level 7.036 pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB. Ini melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya yang ditutup menguat 0,05 persen di level 7.013 pada Senin (27/11/2023).

Sementara, tiga indeks utama bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) juga ditutup turun dalam sesi perdagangan Senin (27/11/2023).

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,18 persen, sedangkan S&P 500 turun 0,19 persen persen. Sementara saham teknologi Nasdaq Composite turun tipis 0,065 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong pada perdagangan kemarin anjlok ke level terendah dalam dua minggu yang mencerminkan kekhawatiran investor yang luas terhadap kesehatan ekonomi China. 

Raksasa perbankan Hong Kong seperti ICBC dan Construction Bank mengalami penurunan harga saham, masing-masing diperdagangkan pada HKD3,74 dan HKD4,51. 

Penurunan ini didorong oleh kekhawatiran terhadap kualitas aset dan kemungkinan langkah pinjaman baru yang ditujukan untuk mendukung sektor properti.

Sektor teknologi juga merasakan tekanan, dengan pemain besar seperti Alibaba (BABA), Tencent, dan Meituan mengalami penurunan nilai saham masing-masing menjadi HKD75,65, HKD320, dan HKD108,60. 

Sentimen pasar negatif meluas ke BYD Co, karena perusahaan kendaraan listrik ini sahamnya anjlok hampir 4 persen menyusul pengumuman perusahaan mengenai pemotongan harga beberapa model hingga 10 ribu yuan agar tetap kompetitif.

Yang menambah prospek suram indeks saham di China adalah data resmi yang menunjukkan bahwa keuntungan industri China hanya tumbuh sebesar 2,7 persen yoy pada Oktober. 

Data terbaru ini menjadi laju paling lambat dalam tiga bulan dan sangat kontras dengan kenaikan sebesar 11,9 persen pada September.

Mengingat sektor manufaktur juga diperkirakan akan mengalami kontraksi pada November, lembaga keuangan termasuk Goldman Sachs menyerukan langkah-langkah stimulus yang lebih agresif untuk mencegah kemerosotan ekonomi yang berkepanjangan.

Indeks Nikkei 225 di Jepang juga turun untuk sesi kedua berturut-turut di tengah kurangnya isyarat pergerakan pasar. 

Saham-saham Jepang juga mengikuti penurunan di Wall Street semalam karena investor menilai jeda reli pada November, sambil menunggu data ekonomi penting minggu ini. 

Di dalam negeri, Jepang akan merilis angka penjualan ritel dan produksi industri pada Kamis, diikuti oleh data tingkat pengangguran pada Jumat. 

Penurunan signifikan terlihat dari indeks kelas berat seperti Mitsubishi UFJ (-0,9 persen), Kawasaki Kisen (-2,2 persen), Toyota Motor (-0,5 persen), Daikin Industries (-1 persen) dan Daiichi Sankyo (-1,8 persen).

(NIY)